Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka yang Mengaku Patriot Tapi Justru Memecah Belah Bangsa

Mereka yang Mengaku Patriot Tapi Justru Memecah Belah Bangsa Massa Donald Trump Duduki Gedung Parlemen AS. ©2021 AFP

Merdeka.com - Di antara gerombolan ekstremis dan pendukung Donald Trump yang menduduki Gedung Parlemen AS atau Capitol dalam kerusuhan mematikan adalah para mantan anggota institusi yang seharusnya melindungi Amerika dari serangan: Militer AS.

Mereka termasuk veteran Angkatan Udara, Ashli Babbitt (35), yang menggilai teori konspirasi QAnon dan pada Rabu ditembak Kepolisian Capitol saat gerombolan berusaha menembus ruangan DPR.

Ada juga Larry Rendell Brock (53), pensiunan Angkatan Udara, yang terlihat menjelajahi ruangan Senat, memakai helm militer, rompi hijau, dan membawa borgol karet. Dia didakwa dengan tindakan sengaja memasuki bangunan terlarang tanpa izin, dan melakukan tindakan kekerasan dan kekacauan, menurut Departemen Kehakiman.

Joshua Macias (42) juga menghadiri unjuk rasa hari itu. Dia adalah veteran Angkatan Laut selama enam tahun dari Virginia dan salah satu pendiri kelompok Vets for Trump yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara. Pada 5 Januari, sehari sebelum kerusuhan, Macias muncul di sebuah video siaran langsung di Facebook dengan seorang senator asal Virginia; dia mengatakan tak memasuki Capitol keesokan harinya.

Radikalisasi veteran militer sejak lama dikhawatirkan para ahli yang memantau ekstremisme secara online dan di tempat lain. Belum diketahui apakah tentara dan veteran rentan terkena radikalisasi, tapi keterkaitannya dengan kelompok ekstremis telah cukup lama menjadi perhatian para pemantau yang meneliti masalah tersebut dan mendesak Kongres bertindak untuk melawannya.

Angkatan Darat AS saat ini sedang mengambil langkah untuk mendeteksi ekstremisme menjelang pelantikan Presiden AS terpilih, Joe Biden pada 20 Januari mendatang. Dalam pernyataan tertulis kepada CNN pada Selasa, juru bicara Angkatan Darat mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Dinas Rahasia untuk memastikan tentara yang akan menjadi bagian kontingen Garda Nasional untuk mengamankan pelantikan perlu penyaringan atau pemeriksaan latar belakang.

"Garda Nasional DC juga mempersiapkan pelatihan tambahan untuk anggota saat mereka tiba di DC, jika mereka melihat atau mendengar sesuatu yang tidak sesuai, mereka harus melaporkan ke jaringan komando mereka," jelas pernyataan itu, dikutip dari CNN, Rabu (13/1).

Mengapa Ekstremis Merekrut Veteran?

Menurut para ahli, para veteran adalah kelompok yang menarik bagi ekstremis untuk direkrut karena memiliki keterampilan taktis dan organisasi hingga jaringan pertemanan luas.

"Militer sangat dicintai - pemungutan suara publik Amerika mendekati 75 persen kepercayaan pada angkatan bersenjata," jelas peneliti Universitas Texas di Austin, Jim Golby.

"Ada identitas yang ingin dimiliki kelompok (ekstremis). Mereka ingin meniru cara berpakaian anggota militer, cara mereka membawa senjata karena itu menggambarkan citra kepercayaan dan kredibilitas."

Menurut pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Darat David Barno dan juga mantan kepala Komando Pasukan Gabungan-Afghanistan, kelompok-kelompok ekstremis mempermainkan para veteran dan rasa patriotisme mereka yang mendalam untuk merekrut mereka.

"Untuk beberapa kelompok ini, mereka dengan jelas menggambarkan ide super patriotisme - mengibarkan bendera Amerika, mengatakan kami percaya pada bendera itu," katanya.

Kelompok tersebut, kata dia, juga memberikan rasa persahabatan dan kesamaan sudut pandang.

"Hubungan ini, itulah satu hal yang saya tahu hampir semua veteran terlewatkan ketika mereka meninggalkan militer," kata Barno.

Para veteran serta anggota dinas mengikuti para pemimpin. Ketika mereka melihat anggota Kongres - seperti Marjorie Taylor Greene, yang telah menerima konspirasi QAnon, atau Senator Missouri, Josh Hawley yang meragukan legitimasi pemilu - mereka dapat terpengaruh

"Dinas militer harus mencermati hal ini," kata Barno, yang saat ini menjadi profesor tamu studi strategis di Merrill Center di Sekolah Studi Internasional Lanjutan Universitas Johns Hopkins.

"Fakta bahwa ada perwira, tamtama, dan pensiunan (di pengepungan Capitol) sangat mengejutkan dan mengerikan. Dan bahkan jika itu hanya sejumlah kecil orang, pertanyaan (untuk petinggi) adalah seberapa banyak puncak gunung es itu? Seberapa lazim aktivitas ekstremis semacam ini di antara anggota dan veteran?"

Ada sedikit data yang tersedia tentang mengapa, bagaimana dan seberapa sering para veteran diradikalisasi untuk mempercayai pandangan ekstrim, kata Golby. Dia mengatakan ada beberapa alasan untuk itu.

Biasanya merupakan tantangan bagi peneliti di luar sistem militer untuk diizinkan mensurvei anggota aktif. Anggota aktif selalu disurvei tentang kualitas hidup, komandan mereka, dan sebagainya.

"Mereka (Departemen Pertahanan) berhak mencoba melindungi anggota agar tidak disurvei secara berlebihan," kata Golby.

Jenderal Berpandangan Ekstremisme

Sementara skala radikalisasi di militer masih belum jelas, setidaknya ada satu jenderal berprestasi yang menganut pandangan ekstremis: Michael T. Flynn.

Pada Juli, pensiunan jenderal dan mantan penasihat keamanan nasional ini mengunggah video pendek saat dia disumpah terkait dengan QAnon, sebuah gerakan teori konspirasi di dunia maya.

Pada 5 Januari - sehari sebelum pemberontakan di Capitol AS - Flynn memberikan ceramah kepada pendukung Trump yang sarat dengan kebohongan terkait kecurangan pemilu.

Minggu lalu, Twitter secara permanen memblokir Flynn dan koalisi Trump yang mengampanyekan QAnon.

Veteran lainnya yang sedang diselidiki terkait kerusuhan Capitol yaitu Emily Rainey. Rainey adalah mantan perwira Angkatan Darat yang ditugaskan ke Fort Bragg di Carolina Utara.

Rainey memimpin sekitar 100 orang dari Carolina Utara ke demonstrasi tersebut, meskipun dia mengatakan kepada Associated Press bahwa dia tidak menyerbu Capitol. Rainey mengundurkan diri dari jabatannya sebelum kerusuhan karena alasan yang tidak terkait.

Pada Mei dia mengunggah video dirinya yang merobek pita peringatan di taman bermain yang ditutup karena pembatasan virus corona Carolina Utara, menurut afiliasi CNN WRAL di Raleigh.

Brock, Macias dan Rainey serta pengacara mereka tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Kenapa Veteran Mendukung Trump?

Beberapa ahli memperingatkan sangat penting untuk tidak mengecam secara luas saat mencoba mempelajari mengapa beberapa veteran mendukung Trump, tertarik pada pandangan ekstremis, atau gerakan nasionalis.

"Saya akan menantang premis bahwa para veteran lebih rentan terhadap propaganda daripada siapa pun," ujar Paul Rieckhoff, pendiri dan mantan CEO Veteran Amerika Irak dan Afghanistan.

"Ingat bahwa polisi Capitol Hill yang meninggal adalah seorang veteran," ujarnya mengacu pada Brian Sicknick, yang meninggal karena luka yang dideritanya dalam kerusuhan tersebut.

Mengenai penyerangan di Capitol, mereka yang melakukan pengepungan yang kebetulan adalah veteran akan lebih banyak dijadikan berita utama karena tugas mereka di masa lalu. Ini cara yang cepat - dan terkadang terlalu mudah - agar mereka memenuhi syarat mereka.

"Ashli Babbitt adalah seorang veteran, tetapi dia memiliki banyak hal lain. Ada jutaan faktor dalam kehidupan seseorang yang menuntun mereka ke jalan yang diambilnya," katanya.

"Ini perairan berbahaya sekarang karena kami (para veteran) melawan stereotip," katanya.

"Ketika kita berbicara tentang perekrutan veteran ke kelompok-kelompok ini, saya pikir yang dikatakan sederhana adalah bahwa veteran itu kuat, titik."

Ada Penghasut dari Luar?

Thomas Speciale, yang gagal mencalonkan diri untuk Senat dan mengatakan dia bertugas di Cadangan Angkatan Darat di Afghanistan, berada di Capitol pada Rabu, tetapi mengatakan tetap berada di luar.

Speciale, yang pernah menjabat sebagai juru bicara nasional Vets for Trump, mengatakan kepada CNN, dia meragukan pendukung Trump yang memulai serangan ke gedung - memecahkan jendela dan menerobos masuk."Saya yakin ada penghasut profesional, penghasut profesional," klaimnya.

"Musuh dari gerakan Trump ingin kita bertarung dengan polisi."

Vlad Lemets, seorang veteran AS dari Florida dan direktur Vets for Trump, mengatakan mereka memiliki anggota organisasi di Capitol. Dia menekankan bahwa dia tidak ada di sana.

Grup tersebut memiliki perkiraan lebih dari satu juta anggota dan sebagian besar komunikasinya dijalankan melalui Facebook.

Lemets tidak setuju Trump berbohong tentang hasil pemilu atau apa pun. Sebaliknya, dia bersikeras, Trump telah menyampaikan sumpah yang dia buat kepada orang Amerika ketika dia meluncurkan kampanyenya untuk Gedung Putih.

"Janji dibuat, janji ditepati," kata Lemets, seorang agen real estate Florida yang lahir di Rusia dan mengatakan dia bertugas dalam Perang Irak. Dia menegaskan, salah satu alasan utama pengikut organisasinya menyukai Trump adalah karena Trump fokus pada keamanan perbatasan.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini

Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini

Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.

Baca Selengkapnya
Tangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman

Tangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman

Amerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.

Baca Selengkapnya
Merantau hingga Luar Negeri, Dua Pria Berdarah Batak Ini Jadi Polisi di Amerika Serikat

Merantau hingga Luar Negeri, Dua Pria Berdarah Batak Ini Jadi Polisi di Amerika Serikat

Bukan hanya warga negara asli saja, ternyata anggota kepolisian di Amerika Serikat bisa berasal dari warga negara lainnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban

Baca Selengkapnya
Luar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan

Luar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan

Berikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Mesir Pernah Diancam Amerika dan Eropa Akibat Tutup Jalur Penghubung Strategis Israel

Mesir Pernah Diancam Amerika dan Eropa Akibat Tutup Jalur Penghubung Strategis Israel

Terusan yang berada di Mesir itu sempat menjadi 'pusat konflik' antara Amerika, Eropa, dengan Mesir.

Baca Selengkapnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia

Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia

Sebelum ada istilah presiden, seorang pemimpin biasanya disebut dengan 'kaisar', 'raja', dan 'sultan'.

Baca Selengkapnya
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga

Baca Selengkapnya