Menteri Malaysia Soal Kabut Asap Indonesia: Biarkan Data Bicara
Merdeka.com - Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Siti Nurbaya Bakar mengklaim, Malaysia menyembunyikan fakta mengenai situasi kabut asap lintas batas. Namun, pernyataan Siti Nurbaya itu dibantah rekan sejawatnya dari Malaysia, Yeo Bee Yin.
"Biarkan data yang berbicara," kata Yeo dalam sebuah unggahan di Facebook, Rabu (11/9).
Unggahan tersebut secara khusus merespons artikel The Straits Times, berjudul Indonesia says it's not to blame for Malaysian haze. Artikel itu memuat pernyataan Menteri Kehutanan dan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia yang menolak disalahkan atas bencana kabut asap Malaysia.
Tak terima dengan pernyataan Siti Nurbaya, Yeo membalas dengan menunjukkan data-data yang menguatkan bukti bahwa kabut asap yang melanda Malaysia memang datang dari Indonesia.
Sebelumnya, Siti Nurbaya mengungkap dugaan bahwa Malaysia tidak memberi gambaran lengkap tentang masalah kabut asap yang melanda sebagian wilayahnya. Menurutnya, mungkin saja kabut asap tersebut disebabkan oleh kebakaran hutan di Malaysia sendiri.
Siti Nurbaya juga menolak klaim bahwa kabut asap kebakaran hutan di Riau sudah menuju Singapura.
"Menteri Siti Nurbaya seharusnya tidak menyangkal," ungkap Yeo.
Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim itu membagikan data terbitan Pusat Meteorologi ASEAN yang berbasis di Singapura, ASMC. Hingga Selasa (10/9), data satelit yang dihimpun ASMC menunjukkan 474 titik api terdapat di Kalimantan dan 387 lainnya di Sumatra.
Kondisi jauh berbeda terjadi di Malaysia, di mana hanya ada tujuh titik api yang ditemukan di seluruh wilayah Malaysia.
"Adapun klaimnya bahwa kabut asap berasal dari Sarawak, lihat saja arah angin. Bagaimana mungkin secara logis?" kata Yeo menanggapi perbandingan data temuan titik api.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (12/9), setidaknya tiga sekolah di Klang, Selangor, Malaysia diliburkan hari ini, akibat tingkat polusi udara yang buruk.
Bukan hanya Malaysia, Badan Lingkungan Nasional Singapura juga telah mengeluarkan peringatan kualitas udara. Dikatakan, kualitas udara di Singapura bisa memasuki level tidak sehat jika kabut asap di Sumatera masih berlanjut, atau bahkan memburuk.
Negara-negara tetangga terus mengeluhkan kabut asap yang diduga kuat berasal dari kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan. Jumat pekan lalu, Malaysia mengatakan akan mengirim catatan diplomatiknya ke Indonesia.
Catatan diplomatik itu dimaksudkan agar pemerintah Indonesia segera mengatasi kebakaran yang melanda hutan Sumatra dan Kalimantan. Namun, hal ini justru menuai bantahan dari Siti Nurbaya. Menurut Siti, kabut asap dari Indonesia tidak sampai ke negara tetangga.
Pada Rabu (11/9) malam, Duta Besar malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Bakar mengatakan, surat diplomatik itu telah dikirimkan ke pemerintah Indonesia.
"Ini bukan surat protes, tetapi (tentang) niat Malaysia untuk membantu menangani kabut asap," katanya kepada wartawan, seperti yang dikutip oleh Channel News Asia, Kamis (12/9).
Di hari yang sama, masalah kabut asap telah dibahas kabinet Malaysia. Hal ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Dimintai tanggapan soal keluhan Malaysia, Siti Nurbaya mengatakan, "Itu komentarnya, jadi kita tidak bisa mengatakan apa-apa."
Sementara itu, untuk memerangi bencana kabut asap, Departemen Lingkungan Hidup Malaysia mulai Rabu kemarin menerapkan larangan pembakaran di ruang terbuka. Larangan ini akan terus diberlakukan hingga angin muson Barat Daya berakhir.
Kabut asap juga mengubah rencana perayaan hari kemerdekaan Malaysia yang akan digelar Senin depan. Sedianya, perayaan hari kemerdekaan akan diadakan di ruang terbuka di Padang Merdeka. Akibat asap melanda, acara dipindahkan ke Stadium Perpaduan di Kuching, Sarawak.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Bilang Data Pertahanan Bersifat Rahasia, Anies: Jangan Berlindung Dalam Kerahasiaan Ketika Tak Bisa Jelaskan
Menurut Anies, jawaban data itu sebetulnya simpel dan sederhana. Tinggal dibuka saja data yang bisa dibuka atau tidak bisa dibuka ke publik.
Baca SelengkapnyaNasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menengok Tradisi Mudik di Turki dan Malaysia, Beda dengan Indonesia?
Turki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.
Baca SelengkapnyaBRIN Sebut Gaji TKA China Lebih Besar dari Pekerja Indonesia, Menko Luhut: Buktikan, Jangan Asal Ngomong
Dia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Baca SelengkapnyaPAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen
PAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaSempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara
Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaAgar Tak Disita Bea Cukai, Ini Batas Makanan yang Bisa Dibawa Pulang dari Luar Negeri
Pembatasan dilakukan karena khawatir masyarakat akan melakukan hal ini terhadap barang bawaan berlebih.
Baca SelengkapnyaPersaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca Selengkapnya