Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menimbang Masa Depan Thailand, Kemarin dan Esok Adalah Hari Ini

Menimbang Masa Depan Thailand, Kemarin dan Esok Adalah Hari Ini Aksi Massa Pro-Demokrasi di Bangkok. ©2020 AFP/JACK TAYLOR

Merdeka.com - Ketika Jenderal Prayuth Chan-ocha dan koalisinya mengambil alih kekuasaan di Thailand pada 2014 lewat kudeta, mereka berjanji membawa rekonsiliasi nasional, tapi kini kondisi masyarakat kian terbelah.

Mereka berjanji memberantas korupsi, tapi tak ada yang benar-benar berubah. Mereka berjanji mengentaskan kemiskinan, tapi jumlah rakyat yang hidup di bawah garis kemiskina meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade sebelum pandemi.

Mereka berjanji membawa pertumbuhan ekonomi, tapi pertumbuhan Thailand masih berada di bawah negara tetangga. Mereka berjanji membawa kebahagiaan bagi rakyat Thailand, tapi hanya beberapa yang tersenyum saat ini. Konstitusi yang mereka ciptakan merupakan sebuah masalah nasional.

"Mereka telah gagal. Mereka gagal dengan agenda mereka," tulis Pasuk Phongpaichit dan Chris Baker dalam opininya yang diterbitkan Bangkok Post, Selasa (20/10).

Pasuk Phongpaichit adalah profesor ekonomi di Universitas Chulalongkorn University. Chris Baker seorang sejarawan. Pada 2017, mereka bersama-sama memenangkan Fukuoka Grand Prize.

Orang-orang masa lalu

Pekan lalu, di sebuah konferensi pers, PM menyebut dewa kematian Matjurat, yang dianggap mengancam para demonstran. Hari jadi pembantaian mahasiswa di Universitas Thammasat tahun 1976 baru diperingati beberapa hari sebelumnya.

Pelajar dan anak sekolah kembali melakukan unjuk rasa. Apa maksudnya? Dia telah menjatuhkan ancaman serupa sebelumnya. Anggota kabinet yang berkumpul di sekitar perdana menteri tersenyum dan menertawakan ucapannya. Mereka tertawa.

Orang-orang ini adalah masa lalu Thailand.

Masa depan Thailand saat ini adalah di jalanan, di tengah hujan, di bawah meriam air, melawan barisan polisi yang tenang dengan perisai anti huru hara, dan melawan Polisi Patroli Perbatasan, dibawa ke ibu kota, seperti pada tahun 1976. Untungnya, personel keamanan sekarang memiliki peralatan pengontrol kerumunan yang tepat, daripada peluru tajam. Tapi mereka masih belum tahu cara menggunakan peralatan ini.

"Masa depan Thailand memuakkan - muak dengan ceramah bagaimana cara menata rambut, muak karena harus melafalkan omong kosong, muak dengan pemimpin yang mempermalukan mereka. Mereka melihat diri mereka sebagai warga dunia, tetapi negara mereka diperintah oleh rezim yang didominasi militer yang ditolak oleh seluruh dunia satu generasi yang lalu," tulisnya.

Secercah harapan pecah

Melalui ponsel mereka, mereka menemukan alternatif untuk mencuci otak sekolah di Thailand. Mereka tahu bahwa Thailand bisa jauh lebih baik - secara ekonomi, politik, hampir dalam segala hal.

Mereka bersedih karena Partai Future Forward yang seakan menawarkan secercah harapan dibubarkan. Mereka telah menyaksikan aktivis yang mereka kagumi diasingkan, dipenjara, dipukuli, dan "dihilangkan".

Intensitas perasaan mereka telah melahirkan kader-kader pemimpin baru yang berani mengatakan hal-hal yang tidak bisa dikatakan, menentang intimidasi berat, dan masuk penjara dalam waktu lama, jika perlu.

"Masa depan Thailand tergantung pada keseimbangan. Negara punya pilihan. Setiap orang memiliki bagian dalam pilihan itu."

Kemarin dan esok adalah hari ini

Thailand akan bahagia hanya jika melampaui para pemimpin yang telah gagal dan gagal lagi selama enam tahun. Ia akan berhasil dalam jangka panjang hanya jika ia merangkul generasi baru yang siap mencurahkan energi, pembelajaran, dan visi mereka untuk membangun masa depan. Komunitas bisnis mulai menunjukkan kepeduliannya. Mereka harus berteriak lebih keras.

Terakhir dari 12 nilai inti yang dikeluarkan Jenderal Prayut pada 2014 adalah “Mengutamakan kepentingan publik dan nasional di atas kepentingan pribadi”.

Inilah saatnya bagi dia untuk mengikuti nasihatnya sendiri. Dia harus mengundurkan diri, bersama dengan semua rekannya dari kelompok kudeta 2014. Para senator juga harus mempertimbangkan untuk berkorban, karena Senat adalah penghalang untuk berubah.

Masa depan Thailand ditentukan hari ini.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kumpulkan Menteri di Istana, Jokowi Minta Jaga Kondisi Jelang Pemilu 2024

Kumpulkan Menteri di Istana, Jokowi Minta Jaga Kondisi Jelang Pemilu 2024

Jokowi meminta pembantunya harus teliti menjaga kondisi dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Inggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia

Inggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia

Indonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Membaca Arah Politik Jokowi dalam Pertemuan Tatap Muka dengan Kaesang & Raja Juli

Membaca Arah Politik Jokowi dalam Pertemuan Tatap Muka dengan Kaesang & Raja Juli

Momen pertemuan itu diunggah Kaesang Pangarep dengan caption 'Pelatih sedang memberikan arahan'

Baca Selengkapnya
Kalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara

Kalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara

Sepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.

Baca Selengkapnya
Usai Pemilu, Polisi Pastikan Kondisi Jakarta dan Sekitarnya Aman Terkendali

Usai Pemilu, Polisi Pastikan Kondisi Jakarta dan Sekitarnya Aman Terkendali

Pencoblosan Pemilu 2024 dilakukan pada Rabu, 14 Februari kemarin.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.

Baca Selengkapnya