Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menanti Kabar Gembira Tersedianya Vaksin Covid-19 di Tahun Ini

Menanti Kabar Gembira Tersedianya Vaksin Covid-19 di Tahun Ini Ilustrasi suntikan. ©shutterstock.com/Tyler Olson

Merdeka.com - Tak ada kabar yang lebih melegakan ketimbang perkembangan soal vaksin Covid-19 yang menunjukkan hasil menggembirakan. Apalagi jika vaksin itu sudah bisa tersedia secepatnya, yaitu akhir tahun ini.

Empat belas juta orang sudah tertular Covid-19 di seluruh dunia. Sebanyak 615.000 berakhir dengan kematian dan 8 juta lainnya sembuh. Para ahli mengatakan pandemi ini baru bisa mereda jika vaksin sudah ditemukan. Selama belum ada vaksin, korban akan terus berjatuhan.

Para peneliti di seluruh dunia kini tengah berpacu membuat vaksin Covid-19 dan dalam beberapa pekan terakhir kabar menggembirakan itu datang. Ada banyak data menyatakan uji awal vaksin cukup positif dan vaksin bisa tersedia paling cepat akhir tahun ini.

Pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat Anthony Fauci mengaku masih optimistis akan ada vaksin virus corona Covid-19 pada akhir 2020 atau awal 2021.

Rusia Ingin Produksi 200 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Akhir Tahun Ini

Rusia berharap dapat menyelesaikan uji coba vaksin virus corona pada Agustus mendatang dan bisa memproduksi 200 juta dosis dengan mitra asing pada akhir tahun ini. Hal ini disampaikan Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) pada Senin.

Lembaga yang mengelola dana sekitar USD10 miliar atau sekitar Rp 148 triliun ini bekerja sama dengan lembaga penelitian pemerintah yang menangani beberapa proyek vaksin di negara itu.

Kepala Eksekutif RDIF, Kirill Dmitriev mengatakan, pihaknya berharap proyek itu akan menerima izin bulan depan untuk memulai produksi, setelah fase pertama uji coba vaksin selesai pekan lalu.

"Segera setelah itu kami berencana untuk memulai produksi massal," kata Dmitriev dalam sebuah pernyataan di portal anti-virus corona Rusia, dilansir Alarabiya, Selasa (21/7).

"Produksi massal vaksin ini dapat menghentikan potensi 'gelombang kedua' pandemi," lanjutnya.

Dia mengatakan Rusia akan memproduksi 30 juta dosis vaksin pada akhir tahun, di mana "mitra internasional di seluruh dunia" bergabung sehingga totalnya menjadi 200 juta dosis vaksin.

Vaksin dari Lembaga Penelitian Gamaleya Bidang Epidemiologi dan Mikrobiologi sedang menjalani uji coba pada relawan militer dan sipil.

Vaksin itu didasarkan pada adenovirus manusia, virus flu. Dmitriev mengatakan tahap kedua uji coba akan berakhir pada 3 Agustus.

"Setelah itu, uji coba tahap ketiga akan dimulai di Rusia dan beberapa negara," ujarnya, seraya menambahkan Turki, Uni Emirat Arab dan negara lainnya akan terlibat.

Dia mengatakan, vaksin berbasis vektor adenoviral telah dikembangkan sejak 1980-an dan umumnya aman.

Dmitriev mengatakan dia sendiri telah divaksinasi dan telah mengembangkan "kekebalan stabil" 20 hari setelah suntikan pertama.

Uji Coba Vaksin Covid-19 Universitas Oxford Berjalan Sukses

Hasil uji coba tahap awal vaksin virus corona yang dikembangkan Universitas Oxford, Inggris, memperlihatkan vaksin itu aman dan berhasil memicu respons kekebalan tubuh.

Vaksin itu memicu antibodi dalam 28 hari dan respons T-cell dalam 14 hari. Demikian rilis dari jurnal kedokteran The Lancet.

Laman CNN melaporkan, Selasa (21/7), uji coba yang dilakukan di lima urmash sakit di Inggris itu melibatkan 1.077 orang berusia 18 hingga 55 tahun yang tidak pernah terinfeksi virus corona.

"Sistem kekebalan tubuh ini punya dua cara dalam mencari dan menyerang patogen--antibodi dan respons T Cell. Vaksin ini bisa memicu keduanya jadi bisa menyerang virus ketika dia beredar di dalam tubuh dan juga menyerang sel yang sudah terinfeksi," kata Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford, kepala peneliti, dalam pernyataan. "Kami berharap ini berarti sistem kekebalan tubuh akan mengingat virus ini jadi vaksin kita ini akan melindungi orang untuk jangka waktu tertentu."

"Namun kami masih perlu penelitian lagi sebelum bisa memastikan vaksin ini benar-benar efektif dalam melawan Sars-CoV-2 dan untuk jangka waktu berapa lama vaksin ini bisa melindungi kita," kata pernyataan Pollard.

Sejauh ini tidak ada efek samping serius dari vaksin ini. Lesu dan kepala pusing adalah reaksi yang lazim dari vaksin ini. Efek samping lain termasuk rasa sakit di titik bagian penyuntikan, nyeri otot, demam, panas.

Menurut Badan Kesehatan Duni (WHO), vaksin ini adalah salah satu dari 23 vaksin Covid-19 yang saat ini memasuki tahap uji coba di seluruh dunia.

 

Dalam sebuah studi yang diterbitkan 14 Juli di New England Journal of Medicine (NEJM), para peneliti melaporkan hasil tes vaksin Covid-19 pertama yang diuji pada manusia. Uji coba, yang melibatkan 45 sukarelawan sehat, dirancang untuk menguji keamanan vaksin.

Moderna Therapeutics, perusahaan bioteknologi berbasis massa yang mengembangkan vaksin bersama dengan para peneliti dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases, pertama kali melaporkan hasilnya dalam siaran pers pada tanggal 18 Mei. Makalah NEJM secara formal menjelaskan hasil-hasil tersebut.

Seperti dikutip TIME, Rabu (15/7), ada 45 peserta, berusia 18 hingga 55 tahun, terdaftar di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle atau di Emory University di Atlanta. Sukarelawan pertama divaksin pada 16 Maret, hanya dua bulan setelah urutan genetik virus SARS-CoV-2 diterbitkan.

Semua sukarelawan menerima satu dari tiga tingkat dosis vaksin, yang diberikan dalam dua suntikan dengan jeda sekitar satu bulan.

Tidak ada efek samping serius yang terkait dengan vaksin pada tingkat dosis mana pun, meskipun lebih dari setengah peserta penelitian yang menerima vaksin mengalami peristiwa kecil termasuk kelelahan, sakit kepala, kedinginan, dan rasa sakit di tempat suntikan.

Semua peserta menghasilkan antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Dan ketika para peneliti menguji antibodi ini terhadap versi laboratorium SARS-CoV-2, mereka menemukan antibodi ini menetralkan virus sama efektifnya dengan antibodi yang diambil dari orang yang secara alami terinfeksi SARS-CoV-2 dan pulih.

Mereka juga menguji antibodi yang diambil dari kelompok yang lebih kecil dari peserta penelitian terhadap sampel aktual SARS-CoV-2 dan menemukan kemampuan mereka untuk menetralkan virus setidaknya setara dengan yang ditemukan pada orang yang telah pulih dari infeksi.

Dalam kedua kasus, tanggapan lebih kuat setelah suntikan kedua, yang diharapkan para ahli. "Kami melihat respons yang kuat setelah vaksinasi kedua," kata Dr. Lisa Jackson, penulis utama studi NEJM.

"Tampaknya diperlukan dua dosis, yang diharapkan dari jenis vaksin ini dan dari vaksin terhadap virus yang muncul yang belum ada dalam populasi. Sistem kekebalan perlu dibentuk dengan dosis pertama untuk kemudian merespons dengan lebih kuat untuk yang kedua," jelasnya.

Meski begitu, berapa lama respon imun yang diinduksi vaksin bertahan untuk melindungi terhadap Covid-19 belum jelas; 45 peserta dalam penelitian ini akan dimonitor selama satu tahun untuk mencari tahu.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Bikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali

Bikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali

Seorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya