Merdeka.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, hari ini mendadak melawat ke Afghanistan tanpa pemberitahuan. Namun, ketibaannya disambut oleh hujan roket.

Dilansir dari laman CNN, Rabu (27/9), Mattis datang ke Afghanistan ditemani oleh Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg. Mereka mendarat di Bandara Internasional Hamid Karzai, Ibu Kota Kabul.

Beberapa jam setelah mereka pergi, roket dan mortir mulai menghujam dan jatuh di kawasan kosong dekat bandara. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Najib Danish, belum diketahui dari mana roket itu diluncurkan. Untung Mattis dan rombongan tidak ada yang terluka satu pun. Beberapa saat kemudian, pasukan khusus Afghanistan menggeledah sebuah rumah diduga sebagai tempat peluncuran roket itu.

Kelompok Negara Islam dan Irak (ISIS) lantas mengklaim kalau mereka yang menembakkan roket itu. Menurut pernyataan dari kantor berita ISIS, AMAQ, pengikut mereka menembakkan roket SPG-9 dan mortir dalam serangan.

Di Afghanistan, Mattis menemui Panglima Perang AS, Jenderal John Nicholson, serta dua pejabat tinggi Afghanistan. Yakni Menteri Pertahanan Tariq Shah, dan Menteri Dalam Negeri Wais Barmak.

Di depan Mattis, Nicholson memberikan paparan tentang situasi terkini di Afghanistan. Sedangkan Stoltenberg berjanji NATO bakal membantu militer Afghanistan.

Di Afghanistan kini diperkirakan ada 11 ribu serdadu AS. Mereka bercokol di sana buat membantu pasukan Afghanistan memukul mundur Taliban. Namun, selama 16 tahun operasi militer digelar, sudah 2,200 nyawa pasukan AS melayang, juga prajurit sekutu. Sedangkan pada pihak militer dan warga sipil Afghanistan diperkirakan ada sekitar 10ribu korban jiwa.

Presiden AS, Donald Trump, juga berubah pikiran. Dia enggan menarik pasukan AS di Afghanistan dan berencana memperpanjang operasi militer.