Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Media Inggris: China Temukan Kerabat Dekat Virus Corona Pada 2013 & Disimpan di Wuhan

Media Inggris: China Temukan Kerabat Dekat Virus Corona Pada 2013 & Disimpan di Wuhan Kelelawar. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Musim hujan Agustus 2012.

Sekelompok kecil ilmuwan China menjelajahi kawasan dekat Tongguan, Yunnan, barat daya China, untuk menyelidiki penyakit baru misterius yang mematikan. Setelah melalui lereng perkebunan teh, para ilmuwan itu akhirnya sampai ke tujuan: daerah gua bekas penambangan tembaga. Dengan pakaian pelindung lengkap dan masker khusus mereka masuk ke dalam gua gelap gulita.

Bau menyengat seketika menyergap. Di atas mereka banyak kelelawar bertengger. Di bawah kaki, tikus-tikus berkeliaran di antara kotoran mereka. Tempat itu menjadi sumber berkembangbiaknya mikroorganisme dan patogen yang mematikan bagi manusia. Mereka harus ekstra hati-hati. Beberapa pekan kemudian enam orang penambang yang pernah memasuki gua tambang itu mengalami sakit pneumonia berat. Tiga dari mereka kemudian meninggal.

Hari ini pandemi global Covid-19 sudah menjangkiti lebih dari 11 juta penduduk bumi dan menewaskan lebih dari 500.000 orang. Perekonomian lumpuh, krisis di mana-mana.

Investigasi media Inggris mengklaim tim ilmuwan China menemukan "tipe" yang paling dekat dengan virus corona baru dari sebuah tempat terpencil yang dipenuhi kelelawar dan tikus pada 2013 dan sejak saat itu menyimpannya di laboratorium virologi di Wuhan.

Menurut sebuah laporan The Sunday Times, mengutip sebuah publikasi China di jurnal Nature, penemuan virus kerabat corona di tambang tembaga di barat daya China itu bisa menjadi petunjuk terkuat sampai saat ini untuk mencari tahu di mana pandemi sebenarnya dimulai.

Dilansir dari Sputnik News, Senin (6/7), beberapa media barat, termasuk tabloid Inggris, segera menyoroti klaim tersebut, memperkirakan para peneliti China sengaja membuat dunia sulit memahami virus ini.

Times melacak beberapa kematian yang disebabkan infeksi yang terlihat saat itu: pada 2012, enam pria dilaporkan terserang demam, dan pneumonia, separuhnya fatal, setelah bekerja membersihkan kotoran kelelawar di tempat tersebut.

Empat dari mereka dinyatakan positif memiliki antibodi terhadap virus mirip SARS yang tidak diketahui, seperti yang dilaporkan, tetapi dua orang sudah meninggal pada saat tes dilakukan. Pada saat itu, penyebab kematian mereka disebut terkait dengan jamur yang ditemukan di gua tambang.

Mengalami Sesak Napas

Enam penambang yang pernah bekerja di lokasi itu mengalami demam dengan suhu di atas 39 derajat Celcius dan merasa badannya sakit-sakit. Mereka semua mengalami sesak napas kecuali satu orang.

Setelah dua orang pertama meninggal, sisa empat orang diteliti. Hasil pemeriksaan menyatakan mereka negatif demam berdarah atau flu Jepang. Mereka juga dites SARS, wabah yang merebak di China pada 2002, dan hasilnya negatif.

Dikutip dari laman the Australian, Senin (6/7), Institut Virologi Wuhan (WIV) yang dikenal sebagai pusat penelitian virus corona akhirnya diminta untuk menyelidiki empat orang yang selamat itu. Hasilnya ternyata mengejutkan, meski tak seorang pun positif SARS, keempatnya memiliki antibodi terhadap virus mirip SARS yang masih misterius.

Dua pasien itu kemudian sembuh dan memperlihatkan antibodinya semakin bertambah. Dua lagi masih dirawat di rumah sakit dan satu kemudian meninggal.

Para peneliti di China tidak menemukan laporan berita apa pun soal virus baru mirip SARS ini dan tiga orang yang sudah meninggal itu. Tampaknya seperti ada yang tidak diungkap ke media. Namun demikian pelacakan virus ini bisa ditelusuri ke Rumah Sakit Kunming, tempat perawatan enam penambang itu. Dalam sebuah tulisan tesis master, seorang siswa kedokteran bernama Li Xiu menceritakan apa yang terjadi di rumah sakit itu.

Tesis Li tidak menyebut apa yang yang sebenarnya membunuh tiga penambang itu tapi ada indikasi mereka meninggal karena virus mirip SARS dari seekor kelelawar.

"Kejadian ini membuat penelitian terhadap kelelawar di tambang itu, tempat enam penambang jatuh sakit karena pneumonia berat akibat virus misterius, menjadi topik penelitian yang penting," Li menyimpulkan.

Penelitian soal virus itu memang sedang dilakukan--dipimpin oleh ahli virologi Wuhan, Shi Zhengli, yang kemudian dikenal dengan "Bat Woman".

Berpacu dengan Waktu

Virus corona adalah jenis patogen yang terkadang punya potensi untuk berpindah dari hewan ke manusia dan wujudnya memiliki mahkota (crown)--atau corona--jika dilihat lewat mikroskop. Sebelum Covid-19, dikenal ada enam tipe virus corona yang bisa menulari manusia dan menyebabkan gejala sakit pernapasan ringan seperti flu biasa.

Wabah pertama SARS--yang diketahui bernama Sars-CoV-1 untuk membedakan dengan Sars-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19--adalah pengecualian. Wabah ini pertama muncul di Guangdong, selatan China, pada November 2002 dan menulari 8096 orang di 29 negara. Penyakit ini menimbulkan pneumonia berat dan menewaskan 774 orang setelah delapan bulan kemudian.

Para ilmuwan pun berpacu dengan waktu untuk mengetahui bagaimana virus ini bermutasi menjadi sesuatu yang sangat mematikan dan bisa berpindah dari hewan ke manusia. Shi dan timnya dari WIV mulai berburu koloni kelelawar di gua-gua di selatan China pada 2004. Kemudian pada 2012 ketika mereka sedang menjalankan proyek penelitian lima tahun, mereka diminta menyelidiki kejadian di tambang tembaga itu.

Tahun berikutnya para ilmuwan mengambil sampel dari 276 kelelawar. Sampel itu kemudian disimpan dalam suhu minus 80 derajat Celcius dan tempat khusus dan dibawa ke Institut Wuhan untuk dipelajari dan diteliti.

Penelitian menyatakan separuh dari kelelawar itu membawa virus corona dan sebagian lagi memperlihatkan mereka membawa lebih dari satu jenis virus di saat yang sama, dan itu berarti bisa terjadi campuran patogen yang berbahaya.

Perdebatan Asal Muasal Pandemi

Dalam sebuah makalah yang disebut "Koeksistensi beberapa virus corona di beberapa koloni kelelawar di sebuah lokasi tambang yang mangkrak" yang diterbitkan pada 2016, Dr Shi Zhengli, yang dijuluki "Bat Woman" oleh rekan-rekannya, menulis, dari 152 urutan genetik virus corona yang ditemukan di tambang, dua mirip dengan yang menyebabkan SARS. Satu dilaporkan digambarkan sebagai "tipe baru" dari SARS dan disebut RaBtCoV / 4991, sebelum kemudian dinamai RaTG13, dengan fakta menelurkan banyak teori konspirasi.

Selain menetapkan deskripsi genetik lengkap dari virus, makalah Dr Shi, yang diterbitkan di Nature beberapa tahun setelah penemuan itu, mengungkapkan bahwa WIV (Institut Virologi Wuhan) menyimpan sampel virus yang diekstraksi dari kelelawar bernama RaTG13, yang disebut setara dengan 96,2 persen virus Covid-19. Secara kebetulan juga Shi yang pada Februari lalu ikut menulis makalah akademis paling komprehensif tentang virus corona baru.

The Times mengutip para ilmuwan yang mengatakan tidak boleh disangkal bahwa kedua virus itu mungkin sama. Misalnya, jenis teknik yang diperlukan untuk mengubah RaTG13 menjadi SARS-Cov-2 "identik" dengan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan di Wuhan, yang merupakan institut biologi terbesar di dunia, jelas Profesor Richard Ebright dari Institut Mikrobiologi Waksman Universitas Rutgers di New Jersey.

"Teknik yang sama, strategi eksperimen yang sama menggunakan RaTG13 sebagai titik awal, akan menghasilkan virus yang pada dasarnya identik dengan SARS-Cov-2," jelasnya kepada The Sunday Times.

Hampir Tidak Mungkin Dilakukan dengan Sengaja

Akan tetapi, sebagian besar ilmuwan berkutat pada kode genetik SARS-Cov-2, yang menyatakan kode itu telah bermutasi secara alami dan belum dirancang atau direkayasa secara khusus, seperti yang disindir Presiden Donald Trump sebelumnya.

Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene & Tropical Medicine menegaskan, untuk melakukan itu akan "sangat sulit", mereka "bukan virus yang sama dan saya tidak berpikir Anda dapat dengan mudah memanipulasi satu ke yang lain."

Ketika surat kabar Inggris melaporkan tentang sampel berusia 7 tahun, kerabat terdekat virus corona baru, yang diduga disimpan, para peneliti memperkirakan hal itu hampir tidak mungkin dilakukan dengan sengaja mengingat adanya beberapa kematian manusia.

"Orang-orang berkonspirasi mengatakan ada sesuatu yang mencurigakan tentang perubahan nama, tetapi dunia telah berubah dalam enam tahun - sistem pengkodean telah berubah."

Presiden EcoHealth Alliance, Peter Daszak, yang bekerja sama dengan Dr Shi, mengatakan "jika Anda benar-benar berpikir Anda memiliki virus baru yang menyebabkan wabah yang membunuh manusia, maka tidak ada yang tidak akan Anda lakukan" untuk mengatasi itu.

Saling Tuding China-AS

Penyelidikan dilakukan di tengah perdebatan sengit antara AS dan China atas asal-usul pandemi Covid-19, di mana Presiden AS Donald Trump menuding China "menyembunyikan" wabah dan langkahnya keliru dalam menghentikan wabah, serta mengklaim pandemi itu adalah akibat kebocoran di WIV.

Direktur WIV, Wang Yanyi, dalam wawancara Mei lalu mengecam tudingan virus pemicu Covid-19 mungkin telah bocor dari laboratorium sebagai "murni omong kosong". Para pejabat China dengan tegas mengecam tuduhan AS, beralasan penanganan pandemi mereka benar-benar transparan dan mereka mulai mengambil tindakan segera setelah masalah muncul.

Konflik antara AS dan China terkait pandemi ini bahkan berubah menjadi ancaman dari Washington untuk membebankan tarif terhadap Beijing atas "kesalahan penanganan krisis virus corona". Pihak China memperingatkan agar tidak mempolitisasi masalah kesehatan, dengan alasan konflik perdagangan baru, yang sudah ada karena perselisihan Huawei, akan melukai semua pihak yang terlibat.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya

Peristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak

Baca Selengkapnya
Viral Pegawai Lapas Jambi Dicokok Bawa Sabu di Bungkusan Teh China, Ini Penjelasan Kadivpas
Viral Pegawai Lapas Jambi Dicokok Bawa Sabu di Bungkusan Teh China, Ini Penjelasan Kadivpas

Kadivpas berjanji akan menindak tegas pegawai yang kedapatan terlibat dalam kasus narkoba.

Baca Selengkapnya
Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian
Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian

Petugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.

Baca Selengkapnya
Macam-Macam Virus dan Pengaruhnya pada Tubuh, Perlu Diwaspadai
Macam-Macam Virus dan Pengaruhnya pada Tubuh, Perlu Diwaspadai

Terdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.

Baca Selengkapnya
Viral Tenda Hajatan Berdiri di Tengah Rel Kereta Api Tanjung Priok, Ini Respons KAI
Viral Tenda Hajatan Berdiri di Tengah Rel Kereta Api Tanjung Priok, Ini Respons KAI

Viral panggung hajatan berdiri di tengah-tengah rel kereta api kawasan Tanjung, Priok Jakarta Utara

Baca Selengkapnya
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.

Baca Selengkapnya