Media China: Tidak Ada Lagi Alasan Demonstran Hong Kong Melakukan Kekerasan
Merdeka.com - Demonstran Hong Kong tidak lagi punya alasan untuk melanjutkan kekerasan, kata media pemerintah China, China Daily, Kamis (5/9). Hal tersebut menjadi tajuk utama editorial mereka, menyusul keputusan Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, mencabut RUU ekstradisi yang selama ini menjadi pemicu utama protes.
China Daily, media yang dikelola pemerintah China mengatakan, keputusan tersebut adalah tanggapan yang tulus dan sungguh-sungguh dari pemerintah terhadap suara rakyat. Lebih lanjut media tersebut menyebut, RUU ekstradisi hanya menjadi alasan bagi pendemo untuk menunjukkan perlawanan mereka terhadap pemerintah.
Setelah aksi protes digelar selama belasan pekan oleh pengunjuk rasa pro-demokrasi, pemerintah Hong Kong akhirnya luluh. Penarikan RUU ekstradisi terjadi Rabu (4/9) malam kemarin.
RUU ekstradisi menghadapi protes keras, karena memungkinkan warga Hong Kong untuk dikirim ke daratan China dan menjalani proses pengadilan di bawah kendali Partai Komunis. Penarikan RUU tersebut menjadi satu dari lima tuntutan utama yang diajukan pengunjuk rasa. Reuters mengabarkan, lebih dari seribu orang ditangkap akibat terlibat demo.
Dalam tajuk editorial, China Daily menyampaikan agar penduduk Hong Kong mengubah sikap "antagonis" dan perlawanan mereka dengan perdamaian dan dialog.
Selama ini, China melalui media milik pemerintah kerap membangun persepsi tentang pengunjuk rasa. Para pengunjuk rasa pro-demokrasi, sering digambarkan sebagai perusuh yang merusak stabilitas Hong Kong.
"Mudah-mudahan, perdamaian dan stabilitas akan dipulihkan dalam waktu yang tepat, sehingga kota dapat mengerahkan energi dan waktu untuk memecahkan masalah sosial dan ekonomi," tulis media milik Partai Komunis itu.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaTudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ramai Petisi Selamatkan Demokrasi, Forum Rektor Indonesia Pilih Deklarasi Pemilu Damai
Baca SelengkapnyaIdham berharap pengiriman surat suara dapat berjalan dengan lancar.
Baca SelengkapnyaDengan mengenakan gaun megah berwarna putih kebiruan, Melly benar-benar terlihat seperti seorang putri angsa yang memesona.
Baca SelengkapnyaDemokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca SelengkapnyaTradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaRibuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.
Baca Selengkapnya