Mantan Penasihat Keamanan Sebut Kim Jong-un Tertawakan Trump Soal Hubungan Keduanya
Merdeka.com - Bekas penasihat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton mengatakan, menurut dia pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pastilah tertawa-tawa mendengar penilaian Trump tentang hubungan kedua pemimpin negara itu.
Bolton mengatakan hal itu dalam wawancara dengan ABC News, pertama kali sebelum peluncuran bukunya 'The Room Where It Happened' hari ini. Buku Bolton itu berisi memoarnya selama bertugas di Gedung Putih dan mengungkap banyak sisi negatif Trump.
Ketika jurnalis Martha Raddatz bertanya apakah Trump benar-benar percaya Kim Jong-un menyukainya," Bolton menjawab dia tidak melihat jawaban lain.
"Saya pikir Kim Jong-un pasti tertawa-tawa mendengar ini," kata Bolton. "Surat yang diperlihatkan Trump kepada wartawan ditulis oleh seseorang di kantor propaganda Partai Pekerja Korea Utara.
"Tapi presiden (Trump) menganggap surat itu sebagai bukti bahwa mereka punya ikatan pertemanan yang kuat," kata dia seraya mengatakan pertemanan tidak masuk hitungan dalam konteks diplomasi internasional, seperti dilansir laman the Times of Israel, Senin (22/6).
Tak hanya itu, Bolton juga menyebut Trump tidak layak jadi presiden dan dia berharap Trump hanya menjabat satu periode.
"Saya berharap sejarah akan mengingat dia sebagai presiden satu periode yang tidak membuat negeri ini jatuh ke dalam jurang. Kita masih bisa tahan kalau dia hanya satu periode," ujar Bolton.
Dia menuturkan tidak akan memilih Trump atau pun kandidat kuat dari Demokrat, Joe Biden, pada pilpres AS November mendatang. Bolton mengatakan dia akan "menulis salah satu nama tokoh Republik di kertas suara."
Pemerintahan Trump berusaha mencegah penerbitan buku Bolton namun Jaksa Agung AS Sabtu kemarin menolak pencegahan itu dengan alasan sudah terlambat untuk melakukan itu.
"The Room Where It Happened" karya Bolton memuat kisah penuturannya selama 17 bulan bekerja dengan Trump di gedung Putih hingga September lalu dia dipecat sang presiden.
Dalam wawancara, Bolton mengatakan dia mengundurkan diri, bukan dipecat. Menurut dia, hal terakhir yang membuat dia mundur adalah ketika Trump mengundang Taliban ke Camp David untuk membahas perdamaian Afghanistan.
Buku Bolton yang disebut Trump sebagai "fiksi" ini juga menceritakan tentang permohonan Trump kepada Presiden China Xi Jinping agar membantunya untuk memenangkan kembali pilpres AS.
Bolton juga memperkuat dugaan soal kasus pemakzulan Trump tahun lalu ketika dia menekan Ukraina untuk mengorek keburukan Biden supaya dia gagal maju sebagai capres.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pejabat Uni Eropa Sebut Israel Danai Hamas Untuk Tujuan Ini
Pernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa bersama perwakilan Israel, Otoritas Palestina, dan negara-negara Arab.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Istana soal Presiden Jokowi Rutin Bertemu dengan Ketum Parpol dan Tokoh
Sekitar awal Januari, Jokowi mengajak Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra makan malam di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bertemu Ketum Partai, Anies Baswedan: Presiden Harus Jaga Etika
Seperti diketahui, Presiden Jokowi makan malam bersama Prabowo Subianto saat akhir pekan jelang Debat Capres
Baca SelengkapnyaBanyak Dapat Arahan, Kaesang Ogah Bocorkan Pembicaraan dengan Jokowi
Kaesang mengatakan, bahwa saat dirinya bertemu dengan Presiden Jokowi obrolannya dan arahannya juga banyak.
Baca SelengkapnyaJokowi akan Kenalkan Presiden Terpilih ke Temannya, MBZ dan MBS
Hal ini dikatakan Presiden Jokowi ke Menko Luhut Panjaitan.
Baca SelengkapnyaAaron Bushnell Buka Rahasia Intelijen, Ini Foto Diduga Tentara AS Gabung Israel Ikut Pembantaian di Gaza
Foto tentara AS diduga terlibat dalam aksi penyerangan di wilayah Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaJelang Debat Capres, Ini Catatan Ganjar soal Isu Pertahanan hingga Geopolitik
Ganjar Pranowo mempunyai catatan jelang debat ketiga calon presiden-calon wakil presiden pada 7 Januari 2024.
Baca Selengkapnya