Mahasiswa Iran bentuk rantai manusia di lokasi nuklir Fordow
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa Iran kemarin berkumpul di lokasi bawah tanah pengayaan uranium Fordow, dan membentuk rantai manusia guna mendukung apa yang mereka sebut sebagai lingkaran penuh produksi bahan bakar nuklir.
Mahasiswa tersebut mengumandangkan dukungan mereka untuk tim perunding nuklir Iran dalam pembicaraannya dengan negara-negara kekuatan dunia yang tergabung dalam P5+1, dan meminta perunding Iran melawan tuntutan berlebihan yang diajukan oleh sebagian negara, seperti dilansir surat kabar Business Standard, Rabu (20/11), mengutip laporan stasiun televisi pemerintah Iran IRIB.
Pemimpin Badan Tenaga Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi, turut bergabung dengan para mahasiswa dan menyatakan rakyat Iran tidak akan pernah menghentikan lingkaran penuh produksi bahan bakar nuklir Negeri Mullah itu.
Dua hari lalu Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa tuntutan yang berlebihan terhadap Iran akan merugikan perundingan itu.
Rouhani tidak menyebutkan secara khusus apa tuntutan itu, namun dua hari lalu Presiden Prancis Francois Hollande mengumumkan beberapa tuntutan paling keras sehubungan dengan ambisi nuklir Iran dibandingkan dengan negara lainnya.
Pengumumannya itu disampaikan sebelum pembicaraan nuklir antara Iran dan kelompok P5+1, yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia ditambah Jerman, yang dijadwalkan dimulai pada hari ini.
Sewaktu berada di Israel, Hollande menjabarkan empat tuntutan yang perlu dipenuhi Iran sebelum kesepakatan dapat ditandatangani dan sanksi dicabut.
Tuntutan itu adalah menyerahkan instalasi nuklir Iran ke dalam pengawasan internasional, menghentikan pengayaan uranium sampai 20 persen, mengurangi simpanan uranium yang diperkaya dan dimiliki Iran serta menghentikan sepenuhnya pembangunan reaktor di Arak.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara,
Baca SelengkapnyaMahfud menyampaikan delapan misi untuk menuju Indonesia Unggul di hadapan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaQonata, perempuan bermental baja menceritakan kisahnya saat berjuang mendapatkan beasiswa kedokteran di Rusia.
Baca SelengkapnyaYordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan.
Baca SelengkapnyaDosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaPemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca Selengkapnya