Lenyapnya Kabar Tersangka Utama Pembunuh Khashoggi
Merdeka.com - Pemerintah Arab Saudi dikabarkan menolak untuk mengungkap keberadaan Saud al-Qahtani, tersangka utama dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Setelah disebut sebagai pemimpin kelompok eksekusi Khashoggi, al-Qahtani --yang merupakan mantan ajudan Putra Mahkota Muhammad bin Salman-- belum juga muncul, bahkan untuk pernyataan tertulis sekalipun.
Awal pekan ini, surat kabar Washington Post melaporkan, sebagaimana dikutip dari Ahvalnews.com, Rabu (9/1), al-Qahtani dipecat dari pekerjaannya sebagai ajudan pemerintah, tak lama setelah Turki mengungkap serangkaian bukti tentang pembunuhan Jamal Khashoggi oleh tim berjumlah 15 orang di konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, 2 Oktober lalu.
jamal khashoggi ©boingboing
Pada November lalu Kerajaan Arab Saudi memastikan al-Qahtani sedang diselidiki dan dilarang meninggalkan negara itu. Namun, setelahnya, sama sekali tidak ada kabar yang menjelaskan kondisi tersangka.
Dalam beberapa pekan terakhir, masih menurut Washington Post, al-Qahtani dilaporkan terlihat di kota pesisir Jeddah, dan beberapa kali kelur masuk pengadilan kerajaan di Riyadh, harian The Independent melaporkan.
Jaksa penuntut Saudi mengatakan al-Qahtani memainkan peran utama dalam pembunuhan Khashoggi, dan dia termasuk di antara 17 warga Saudi yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat sehubungan dengan kasus ini.
Negara-negara Barat menyaksikan penanganan Riyadh atas al-Qahtani sebagai tanda komitmennya terhadap keadilan dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Sosok al-Qahtani dikatakan telah mengawasi pembunuhan Khashoggi melalui sambungan Skype, di mana dia melakukan interogasi langsung terhadap kontributor Washington Post itu dari Riyadh.
Sementara itu, CIA dan intelijen Turki telah menyimpulkan dengan yakin bahwa Putra Mahkota Muhammad bin Salman kemungkinan besar menginstruksikan operasi pembunuhan Khashoggi, meski Arab Saudi terus bersikeras membantahnya.
Direktur Eksekutif di Pusat Arab Washington, Khalil Jahshan, mengatakan kepada Aljazeera, hilangnya al-Qahtani kemungkinan merupakan strategi untuk melindungi Putra Mahkota dari tuduhan terkait pembunuhan Khashoggi.
"Mereka telah melindungi beberapa pemain kunci yang dituduh terlibat, baik oleh Turki atau oleh masyarakat internasional," kata Jahshan.
"Maksud dari kampanye Saudi sekarang adalah untuk menjaga pangeran mahkota bersih dari segala tuduhan sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi," kata dia.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Media Asing Terkemuka Sebut Jokowi Akhiri Masa Jabatan dengan Mengecewakan
Dalam editorialnya, The Economist menyorot soal pencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSerahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
JK Ungkap Beda Cara SBY dan Jokowi Pilih Menteri dan Susun Kabinet
Wakil Presiden ke-12 RI Jusuf Kalla menjelaskan proses pembagian kursi menteri saat pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaAHY: Orang Tua Saya Tidak Pernah Membebani Cita-Cita Harus Jadi Presiden
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku tidak dibebani cita-cita atau harapan untuk menjadi presiden seperti sang ayah.
Baca SelengkapnyaIstana Buka Suara Soal 4 Menteri Jokowi Dipanggil MK Bersaksi Soal Sengketa Pilpres
Sebagai informasi, empat menteri tersebut akan dipanggil MK pada hari Jumat 5 April 2024.
Baca SelengkapnyaTiga Golongan Orang yang Puasanya Tidak Diterima Berikut Bunyi Haditsnya
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, beribadah di bulan puasa dapat menghapus dosa-dosa lalu seorang individu
Baca SelengkapnyaSBY Ingatkan Rakyat Tak Salah Pilih Pemimpin: Jangan Beli Kucing dalam Karung
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan rakyat Indonesia agar tak salah pilih capres-cawapres di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaIstana Buka Suara Respons Isu Mahfud MD Mundur dari Menko Polhukam
Mahfud yang juga berstatus Cawapres, mendadak mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya