Merdeka.com - Delegasi Taliban berkunjung ke Oslo, Norwegia untuk melakukan perundingan. Namun sejumlah warga negara Afghanistan yang tinggal di kota itu melakukan unjuk rasa menentang kedatangan Taliban.
Para demonstran menentang pertemuan Taliban dengan pemerintah Norwegia dan perwakilan dari komunitas internasional untuk melakukan pembicaraan terkait berbagai isu.
Ini adalah kunjungan pertama Taliban ke negara Barat sejak mereka mengambil alih Kabul pada 15 Agustus 2021.
"Kami tidak ingin Taliban di sini di Norwegia. Mereka tidak mewakili kami," kata Shahia Soltani, warga negara Afghanistan dan pengunjuk rasa, dikutip dari laman Euro News, Minggu (23/1).
"Taliban ada dalam daftar hitam teroris di Amerika Serikat. Jadi mengapa kita harus mengundang dan bernegosiasi dengan mereka?" lanjut Soltani.
Kementerian Luar Negeri Norwegia menyampaikan pada Jumat, pihaknya mengundang perwakilan Taliban ke Oslo dari 23-25 Januari. Koran Norwegia, VG menyampaikan perwakilan khusus dari AS, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Uni Eropa diperkirakan akan terlibat dalam perundingan tersebut. Kementerian Luar Negeri tidak menanggapi laporan koran ini.
Diskusi soal pendidikan anak perempuan dan hak-hak perempuan menjadi agenda utama pertemuan tersebut.
Pemerintah Norwegia sebelumnya telah menekankan bahwa kunjungan Taliban tersebut bukan legitimasi pemerintahan Taliban, yang diperkirakan akan meminta pencairan USD 10 miliar aset yang dibekukan Barat.
Delegasi Taliban tiba di Oslo pada Sabtu malam, seperti dikutip dari laman Deutsche Welle (DW). Perundingan akan dimulai pada Senin.
Delegasi yang seluruhnya laki-laki berjumlah 15 orang itu tiba menggunakan pesawat yang disiapkan pemerintah Norwegia, menurut juru bicara Taliban.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid menyampaikan kepada AFP, pihaknya telah mengambil langkah demi memenuhi permintaan dunia Barat, "dan kami berharap untuk memperkuat hubungan kami melalui diplomasi dengan semua negara , termasuk negara-negara Eropa dan Barat pada umumnya."
"Mereka ingin mengubah atmosfer perang menjadi situasi damai," lanjut Mujahid.
Sementara itu, Ali Maisam Nazary, kepala bidang hubungan luar negeri Front Pertahanan Nasional (NRF), kelompok oposisi di Afghanistan mengkritik Norwegia karena menjadi tuan rumah perundingan.
"Kita semua harus bersuara dan mencegah negara manapun menormalisasi kelompok teroris sebagai perwakilan Afghanistan," jelas Nazary yang tinggal di Paris melalui akun Twitternya. [pan]
Baca juga:
Taliban Tangkap Anggotanya yang Tembak Mati Seorang Perempuan Syiah
Naik Jet Pribadi, Perwakilan Taliban Melakukan Kunjungan Pertama ke Eropa
Sejumput Roti untuk Menyambung Hidup Sehari-hari
Taliban Janji Semua Anak Perempuan akan Kembali Sekolah pada Maret
Demo Tuntut Hak Bekerja & Sekolah, Para Perempuan Afghanistan Disemprot Cairan Merica
Taiwan Tolak Usulan China Soal Prinsip "Satu Negara, Dua Sistem"
Sekitar 29 Menit yang laluSetelah Kabur ke Singapura, Mantan Presiden Sri Lanka akan Tinggal di Thailand
Sekitar 31 Menit yang laluOrang-Orang Terkaya Dunia Danai Pencarian Harta Karun Besar-besaran di Greenland
Sekitar 1 Jam yang laluMantan Karyawan Twitter Terbukti Jadi Mata-Mata Saudi
Sekitar 2 Jam yang laluSebelum Kena Demam Saat Pandemi Covid-19, Kim Jong-un Pernah Dikabarkan Sakit Parah
Sekitar 3 Jam yang laluChina Ingin Taiwan seperti Hong Kong, Terapkan Prinsip 'Satu Negara Dua Sistem'
Sekitar 4 Jam yang laluKim Jong-un Sempat Demam Saat Pandemi Covid-19 di Korea Utara
Sekitar 5 Jam yang laluPria Prancis Catat Rekor Baru Menyelam Paling Dalam di Bahama
Sekitar 7 Jam yang laluStudi: Virus Corona dari Kelelawar Diam-Diam Menginfeksi Banyak Orang Asia Tenggara
Sekitar 7 Jam yang laluKim Jong Un Umumkan Kemenangan Lawan Covid-19
Sekitar 8 Jam yang laluStudi: Perubahan Iklim Memicu 218 Penyakit Menular Makin Berbahaya
Sekitar 10 Jam yang laluMengenal Virus Langya yang Baru Terdeteksi di China, Sudah Tulari 35 Orang
Sekitar 11 Jam yang laluRemaja Asal Papua Ini Hafal 15 Juz Alquran, Cita-citanya jadi Polisi
Sekitar 6 Jam yang laluTolak Hadiah Umrah dari Polisi, Guru Madrasah Ini Lebih Mementingkan Anak Didiknya
Sekitar 7 Jam yang laluBintara Polri Dipecat Tidak Hormat Gara-gara Lakukan Ini, Foto Berseragam Dicoret
Sekitar 11 Jam yang laluPertemuan Pensiunan Jenderal-Jenderal Polisi, Ada Mantan Kapolri dan Ketua KPK
Sekitar 1 Hari yang laluKondisi Terbaru Istri Irjen Sambo: Mulai Membaik, Segera Diperiksa Komnas HAM Besok
Sekitar 3 Menit yang laluKasus Brigadir J, 31 Anggota Polri Langgar Etik Diduga Tidak Profesional Olah TKP
Sekitar 8 Menit yang laluLPSK Pastikan Tak Ada Pihak Diistimewakan di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Kapolri Listyo & Ferdy Sambo, Pernah Dekat hingga Tangkap Buron Kelas Kakap
Sekitar 2 Jam yang laluKondisi Terbaru Istri Irjen Sambo: Mulai Membaik, Segera Diperiksa Komnas HAM Besok
Sekitar 3 Menit yang laluKasus Brigadir J, 31 Anggota Polri Langgar Etik Diduga Tidak Profesional Olah TKP
Sekitar 8 Menit yang laluLPSK Pastikan Tak Ada Pihak Diistimewakan di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Kondisi Istri Ferdy Sambo Murung Suka Nangis, Butuh Penguatan Mental
Sekitar 2 Jam yang laluKasus Brigadir J, 31 Anggota Polri Langgar Etik Diduga Tidak Profesional Olah TKP
Sekitar 8 Menit yang laluLPSK Pastikan Tak Ada Pihak Diistimewakan di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Kondisi Istri Ferdy Sambo Murung Suka Nangis, Butuh Penguatan Mental
Sekitar 2 Jam yang laluVaksin Cacar Monyet akan Diproduksi Selama 24 Jam karena Tingginya Permintaan
Sekitar 2 Minggu yang laluMenkes Budi: Vaksin Cacar Efektif Lindungi dari Risiko Cacar Monyet
Sekitar 2 Minggu yang laluBRI Liga 1: Fortes Masih Absen Saat PSIS Bertandang ke Markas Persib
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami