Merdeka.com - Korea Utara menuntut sejagat mengakui mereka jadi negara nuklir sebab menolak perintah Amerika Serikat untuk menghentikan program senjata pemusnah massal sebelum ada perundingan.

Kantor berita Reuters melaporkan, Selasa (23/4), setelah sebelumnya keadaan menegang, namun beberapa hari terakhir Ibu Kota Pyongyang kerap melontarkan wacana dialog.

"Jika ingin duduk satu meja, harus ada perbincangan antara negara nuklir bukan pemaksaan satu pihak untuk menghentikan program itu," ujar tulisan dari anggota Republik Demokratik Rakyat Korea dimuat di surat kabar rodong Sinmun.

Juru bicara Gedung Putih mengatakan Korea Utara perlu menghentikan sejenak program itu agar pembicaraan kondusif serta berarti. Amerika menyodorkan sejumlah bukti negara itu pernah menanda tangani kesepakatan untuk tidak mengembangkan senjata nuklir demi mendapatkan bantuan pada 2005 namun mereka melanggarnya. Bahkan kali ini tidak mau menghentikan lantaran sangat berharga.

Kali ini Perserikatan Bangsa-Bangsa bereaksi keras. Mereka bahkan sidak langsung dan memperingatkan Pyongyang untuk tidak menguji coba rudalnya. Teguran PBB inilah menyebabkan negara itu naik pitam dan menebar teror untuk Amerika serta sekutunya Korea Selatan.