Korban gempa Filipina bertambah menjadi 93 orang
Merdeka.com - Gempa bumi dengan kekuatan 7,2 skala Richter yang menghantam Filipina Tengah mengakibatkan puluhan orang tewas. Dari data yang dilansir foxnews.com, Selasa (15/10), jumlah korban gempa bertambah menjadi 93 orang.
Jumlah korban ini bertambah setelah petugas menemukan korban-korban di dalam gereja tua dan rumah sakit di pulau Bohol, pulau Siquijor dan provinsi Cebu.
Bahkan beberapa orang diduga masih terjebak di dalam Rumah Sakit Castillo. Mereka sebagian besar adalah pasien rumah sakit tersebut.
Selain menyebabkan korban tewas, gempa tersebut juga menghancurkan peninggalan sejarah di abad ke-17. Peninggalan sejarah tersebut adalah sebuah gereja tua peninggalan Spanyol di kota Loboc, Barat Daya Carmen.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,2 skala Ritcher melanda wilayah tengah Filipina pada Selasa pagi waktu setempat. Gempa berpusat pada 56 kilometer di bawah Kota Carmen di Provinsi Bohol dan dirasakan di seluruh wilayah di sekitarnya
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo mengguncang Jepang pada Senin (1/1).
Baca SelengkapnyaKorban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan bakal menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 5,9 di kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak,Banten, Rabu (3/1) pagi menyebabkan enam rumah warga rusak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rafik mengatakan hingga kini belum ada laporan kerusakan akibat kejadian tersebut. "Kerusakan belum ada laporan.
Baca SelengkapnyaPara pelaku menganiaya korban hingga meninggal dunia karena merasa kesal dan emosi.
Baca SelengkapnyaDiketahui, dari tujuh orang tersebut empat orang diantaranya merupakan satu keluarga dan tiga lainnya Asisten Rumah Tangga (ART).
Baca SelengkapnyaKorban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Makassar usai kejadian.
Baca SelengkapnyaNida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca Selengkapnya