Konflik Kashmir, Pakistan Enggan Kerahkan Operasi Militer ke India
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmud Qureshi mengatakan tidak akan mengerahkan operasi militer untuk melawan India dalam konflik di wilayah Kashmir, Kamis (8/8).
"Pakistan tidak melirik pilihan (gerakan) militer. Kami lebih memilih opsi politik, diplomatik, dan hukum untuk menangani situasi yang terjadi," ujar Qureshi, seperti yang dilansir dari laman Al Arabiya, Jumat (9/8).
Pernyataan tersebut dikemukakan Qureshi setelah Pakistan menurunkan hubungan diplomatik dengan India. Tak hanya itu, Pakistan juga menghentikan sementara aktivitas dagang antar dua negara dan memulangkan diplomat India di Ibu Kota Islamabad.
"Kami telah memutuskan untuk kembali ke Dewan Keamanan PBB untuk melawan sikap India yang salah secara moral," Qureshi menambahkan.
Senin (5/8) India menghapus status otonomi khusus untuk Kashmir. Usai keputusan tersebut, India memperkuat pertahanan militernya di wilayah yang berbatasan langsung dengan Pakistan itu.
Dengan pencabutan status otonomi khusus, wilayah Kashmir saat ini dikuasai sepenuhnya oleh pemerintahan India. Keputusan India ini sekaligus membangkitkan kembali perselisihan antara India dan Pakistan.
Pakistan menilai, pencabutan status otonomi khusus bagi Kashmir dilakukan atas kepentingan internal, tetapi India menolak anggapan tersebut.
Pakistan telah memastikan akan berpihak pada penduduk Kashmir. Namun di awal minggu ini, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan justru mengutarakan peringatan adanya konsekuensi global jika dua negara bersenjata nuklir tersebut berperang.
"Apa kalian ingin saya melakukannya? Menyerang India?" seru Khan dalam sebuah debat parlemen, seperti yang dikutip Al Arabiya pada Jumat (9/8).
Wilayah Kashmir yang mayoritas berpenduduk muslim telah lama menjadi titik api antara India dan Pakistan. Tercatat, setidaknya ada tiga peristiwa konflik antara India dan Pakistan karena memperebutkan wilayah Kashmir sejak merdeka dari Inggris pada 1947.
Awal tahun ini, kedua negara tersebut nyaris terlibat perang, setelah ada serangan kelompok militan Kashmir terhadap tentara India yang dibalas dengan serangan udara. Peristiwa itu memicu pertempuran udara antara jet-jet Pakistan dan India, serta menimbulkan kekhawatiran terjadinya serangan nuklir antar dua negara tersebut.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Konflik Bangladesh, Bermula dari Pembagian Wilayah India
Kelahiran negara Pakistan adalah awal mula konflik Bangladesh ini.
Baca SelengkapnyaPentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Pentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Masa Depan Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
Baca SelengkapnyaIsrael Umumkan Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Israel Umumkan Bakal Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaMesir Usulkan Gencatan Senjata 14 Hari di Gaza, Minta Hamas Bebaskan 40 Tawanan Israel
Israel juga diminta menghentikan seluruh operasi militer dan intelijennya di Gaza.
Baca SelengkapnyaMantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Mantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Baca SelengkapnyaMacam-Macam Konflik, Penyebab, dan Contohnya
Konflik adalah suatu proses sosial yang terjadi ketika ada perbedaan pandangan atau kepentingan antara dua pihak atau lebih.
Baca SelengkapnyaIsrael Segera Akhiri Serangan Darat di Gaza dan Tarik Semua Pasukan, Ini Alasannya
Israel sedang mempersiapkan fase baru perang di Jalur Gaza, Palestina.
Baca Selengkapnya