Kisah Pria yang Terapung 133 Hari di Laut dan Selamat, Begini Cara Dia Bertahan Hidup

Kamis, 23 Maret 2023 10:07 Reporter : Hari Ariyanti
Kisah Pria yang Terapung 133 Hari di Laut dan Selamat, Begini Cara Dia Bertahan Hidup Poon Lim dan rakitnya. ©History Defined

Merdeka.com - Pada 13 November 1942, kapal penghancur Angkatan Laut Kerajaan Inggris, SS Benlomond diserang kapal selam Jerman.

Salah satu orang di dalam kapal perang itu adalah pelaut sipil China, Poon Lim. Dia kemudian terdampar di tengah Samudera Atlantik.

Berhasil mengatasi segala rintangan, Poon Lim bisa bertahan hidup selama 133 hari sebelum diselamatkan nelayan Brasil, dikutip dari laman History Defined, Kamis (23/3).

Poon Lim lahir di China pada 1918. Dia besar di sebuah desa nelayan dan belajar berenang saat masih kecil. Ketika dia berusia 10 tahun, keluarganya pindah ke Malaysia dan dia bekerja di industri perikanan.

Saat berumur 30 tahun pada 1942, Lim direkrut menjadi Pedagang Laut China untuk bekerja sebagai pelayan di SS Benlomond, sebuah kapal Inggris yang mengangkut perbekalan dari Asia Tenggara ke Australia.

Pada 23 November 1942, SS Benlomond ditorpedo Jerman. Sebagian besar kru kapal ditangkap dan tewas. Lim satu-satunya yang selamat dari 55 orang di dalam kapal tersebut.

Dia bisa selamat setelah berhasil mengambil pelampung ketika kapal mulai tenggelam. Dia berenang selama dua jam sebelum berhasil menaiki rakit kayu berukuran 2 meter x 2 meter.

Selain berhasil mengambil pelampung sebelum kapal tenggelam, dia juga mengambil beberapa kaleng biskuit, 40 liter air, sekantong gula balok, cokelat, senter, dan beberapa suar.

2 dari 3 halaman

Sirip hiu

Saat terombang ambing di tengah laut, dia menampung air hujan menggunakan kain kanvas di jaket pelampungnya. Kemudian, dengan menggunakan kawat dari kompor listrik dan paku yang diambilnya dari kayu rakit, dia membuat kail ikan kecil dan kail ikan yang lebih besar.

Dia bisa bertahan hidup dengan ikan hasil tangkapannya selama empat bulan terombang ambing di laut. Dia juga menyimpan beberapa ekor ikan tangkapannya untuk dimakan pada hari berikutnya.

Rakitnya juga pernah dihantam badai, air minumnya hilang, termasuk stok ikannya.

Di saat kelaparan dan hampir putus asa, dia mulai memikat burung-burung yang kerap mengitari perahunya dan menceburkan diri ke air di dekatnya. Dia berhasil menangkap seekor burung dan meminum darahnya. Hal itu kemudian dilakukan berulang kali.

Namun, darah burung berhasil menarik perhatian hiu yang mendekati rakitnya. Lim akhirnya memutuskan untuk menggunakan daging burung sebagai umpan untuk menarik hiu yang lebih kecil sehingga dia bisa menangkap mereka setelah mengetahui bahwa hiu ini tidak akan meninggalkannya sendirian.

3 dari 3 halaman

Ketika seekor hiu akhirnya menggigit umpannya, dia menarik hewan itu ke dalam rakit. Lim menghajar hiu itu sampai mati dengan kendi air yang setengah terisi setelah menutupi tangannya dengan kanvas untuk perlindungan dan cengkeraman. Setelah berhasil melumpuhkan hiu, dia mengambil siripnya untuk dimakan.

Pada 1943, dia mendekati daratan dan akhirnya berhasil ditolong. Dia mengatakan tahu daratan telah dekat karena rona air telah berubah drastis.

Tiga nelayan Brasil menemukan rakitnya dan menyelamatkannya. Berat badannya turun 20 kg selama terdampar di tengah laut.

Dia dirawat sekitar sebulan di rumah sakit Brasil sebelum dipulangkan ke Inggris. Dia kemudian merantau ke Amerika Serikat, dan tinggal di Brooklyn sampai meninggal dunia pada usia 72 tahun. [pan]

Baca juga:
Zebra Itu Warnanya Hitam Garis Putih atau Putih Garis Hitam? Ini Penjelasan Sains
Awalnya Bukan untuk Ibadah, Sejak Kapan Manusia Mulai Berpuasa? Begini Sejarahnya
Pria di India Ngaku Jadi Pejabat Tinggi, Dikawal Paramiliter & Naik Mobil Anti Peluru
Sejarah Aneh Bom Molotov, Senjata Andalan Demonstran Lawan Aparat
Setiap Hari Pengunjung Bisa Temukan Berlian di Taman Nasional AS dan Boleh Disimpan
Sejarah Kentut Sudah Ada Sejak Hampir 4000 Tahun Lalu, Ini Kisahnya

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini