Kilang Minyak Saudi Terbakar, Amerika Siap Lakukan Serangan Balasan
Merdeka.com - Amerika siap melakukan balasan atas penyerangan kilang minyak Saudi. Penegasan itu disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Penyataan itu diungkapkan Trump setelah sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Iran di balik kebakaran kilang minyak terbesar di dunia itu.
"Kilang minyak Arab Saudi diserang. Ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya," ujar Trump melalui akun Twitternya Senin (16/9).
Lebih lanjut Trump mengatakan, saat ini AS hanya tinggal menunggu instruksi Kerajaan Saudi untuk melakukan serangan balik.
Dua fasilitas kilang minyak milik Saudi Aramco terbakar setelah mendapat serangan drone pada Sabtu (14/9). Houthi, kelompok bersenjata yang menguasai Yaman mengaku, serangan tersebut dilakukan pihak mereka.
Namun AS berpendapat, serangan itu bukan dilakukan Yaman, melainkan Iran. Hal tersebut disampaikan seorang pejabat senior AS kepada awak media.
Dugaan Iran sebagai dalang penyerangan kilang minyak Saudi juga disampaikan Mike Pompeo. Menurut Mike, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa serangan kilangan minyak dilakukan Yaman.
Tuduhan AS itu segera dibantah Iran. Melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi Iran mengatakan, kecaman AS yang meminta pertanggungjawaban Iran adalah tindakan yang sia-sia.
Selama lebih dari empat tahun, Saudi telah terlibat konflik dengan Houthi. Secara lebih luas, perang tersebut dipandang sebagai peperangan tidak langsung antara Saudi dan Iran.
"Di tengah semua seruan untuk de-eskalasi, Iran kini telah meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia," kata Pompeo, seperti yang dikutip oleh Reuters.
Terbakarnya dua fasilitas kilang minyak Saudi itu menghilangkan 5% produksi minyak mentah dunia. Perusahaan minyak Saudi Aramco mengatakan, serangan Sabtu kemarin telah memangkas produksi sebesar 5,7 juta barel per hari. Pada perdagangan awal hari ini, harga minyak mentah pun melonjak hingga lebih dari 19%.
Demi menstabilkan pasokan minyak dunia, Trump mengizinkan penggunaan cadangan minyak AS sebagai penggantinya. "Pelepasan minyak dari Cadangan Minyak Strategis telah disahkan, jika perlu, dalam jumlah yang harus ditentukan cukup untuk menjaga pasar tetap terpasok dengan baik," ujarnya.
Sebelumnya, telah terjadi pula serangan terhadap tambang minyak Shaybah. Atas kejadian itu, pemerintah Riyadh menuduh Iran sebagai dalangnya. Namun, tuduhan tersebut dibantah.
Riyadh juga mengatakan, Iran telah mempersenjatai Houthi untuk melakukan serangan. Akan tetapi, sekali lagi Iran menyangkal dugaan tersebut.
Penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan kepada Trump bahwa Riyadh siap menghadapi "agresi teroris". Sebelumnya, Saudi juga pernah membalas Houthi dengan melakukan serangan udara di markas militer kelompok tersebut di Yaman.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang
Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaSisi Lain Kehidupan di Arab Saudi, Penduduknya Kaya Raya Tapi Tak Saling Kenal Tetangga Rumah
Hal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Potret Arab Saudi Bak Eropa, Dulu Terkenal Panas Minta Ampun Sekarang Turun Salju Suhunya Sampai Minus
Jika biasanya dalam kurun waktu yang pendek, kali ini salju dengan cuaca dingin justru bertahan cukup lama di Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaSelain Bangun Rumah Mewah, TKW Arab Saudi Ini Buka Pabrik Camilan di Perkampungan Terpencil
Kisah sukses seorang TKW di Arab Saudi bangun bisnis di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaTangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman
Amerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaKesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaBekerja Bertaruh Nyawa Masuk ke Dalam Tanah Hingga Beli Mobil Mewah, Ini Profesinya
Profesi tak main-main warga di Arab Saudi sampai bisa beli mobil sport. Simak selengkapnya.
Baca Selengkapnya