Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketika Transparansi Pemerintah Iran Soal Data Wabah Virus Corona Diragukan

Ketika Transparansi Pemerintah Iran Soal Data Wabah Virus Corona Diragukan wabah corona di iran. ©AFP

Merdeka.com - Iran adalah negara yang melaporkan kasus kematian terbanyak akibat virus corona di luar China, memunculkan pertanyaan bagaimana pemerintah menangani krisis kesehatan masyarakat tersebut dan apakah rezim tertutup itu benar-benar transparan terkait jangkauan wabah.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran menyampaikan pada Jumat lalu, 34 warga Iran meninggal dunia dari 388 kasus yang positif terinfeksi virus corona. Iran juga menutup parlemen dalam batas waktu yang belum ditetapkan akibat wabah tersebut.

Sejumlah pihak di Iran yang dekat dengan pihak berwenang yang menangani krisis ini, termasuk dua orang yang bekerja di rumah sakit dimana pasien terinfeksi dirawat, mengatakan kepada wartawan NBC News di New York bahwa angka kasus terinfeksi nampaknya secara substansial lebih tinggi dibandingkan angka yang dirilis pejabat kesehatan.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO, Dr Mike Ryan mengatakan kepada wartawan pada Kamis lalu bahwa virus ini tak terpantau dan tak terdeteksi saat masuk ke Iran. Sehingga jangkauan penularan bisa lebih luas daripada saat ini.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyampaikan kepada Kongres pada Jumat bahwa AS menawarkan bantuan pada Iran untuk menangani virus ini.

Dikutip dari NBC News, Senin (2/3), tingkat kematian yang dilaporkan Iran - sekarang hanya di bawah 9 persen - melampaui angka di negara lain dengan selisih yang cukup besar. Awal pekan ini, jumlahnya 16 persen. Tingkat kematian yang dilaporkan China saat ini adalah 3,5 persen. Di Korea Selatan, 13 pasien meninggal dari 1.766 kasus, dengan tingkat kematian yang dilaporkan sedikit di bawah 1 persen. Seorang tentara AS termasuk di antara mereka yang terinfeksi di Korea Selatan.

Pusat Wabah Besar di Timur Tengah

Wakil Presiden Iran, Masoumeh Ebtekar dilaporkan positif tertular virus corona. Pada Rabu, Ebtekar tertangkap kamera menghadiri rapat dengan Presiden Hassan Rouhani. Dua anggota parlemen Iran terinfeksi virus tersebut, termasuk Wakil Menteri Kesehatan Iran.

Sementara pemerintah memberlakukan beberapa pembatasan di tempat-tempat suci umat Islam dan meniadakan salat Jumat, Presiden Rouhani mengatakan tak ada rencana mengkarantina seluruh kota yang dijangkiti virus ini.

Di tengah kekurangan masker dan cairan pembersih tangan di toko-toko, para ahli kesehatan masyarakat mengatakan Iran bisa menjadi pusat wabah besar di Timur Tengah, terutama mengingat perbatasannya yang dekat dengan negara-negara yang berkecamuk dalam perang.

Pejabat Iran melaporkan kasus pertama virus corona pertengahan Februari lalu di Qom, dan virus ini menyebar ke sedikitnya tujuh provinsi lain. Negara lain di kawasan itu termasuk Irak, Kuwait, Oman, dan Afghanistan, melaporkan kasus virus corona mereka pekan ini dan menyampaikan pasien yang terinfeksi baru saja pulang dari Iran.

Akurasi dan Transparansi Dipertanyakan

Kemudian muncul kritik terhadap pemerintah Iran, mempertanyakan apakah para pejabat di Teheran telah memberikan gambaran yang lengkap dan akurat tentang wabah ini kepada publik. Namun para pejabat Iran membantah meremehkan epidemi ini.Rektor Universitas Ilmu Kedokteran Qom, Mohammad Reza Ghadir mengatakan dalam siaran televisi nasional bahwa Kementerian Kesehatan melarang mempublikasikan jumlah atau angka terkait wabah ini. Ditanya terkait berapa orang yang dikarantina, Ghadir mengatakan, "Kementerian Kesehatan menyampaikan kepada kami jangan mengumumkan apapun data statistik baru."Ghadir juga mengatakan "tes paling banyak dilakukan di Teheran, dan Teheran mengumumkan itu." Komentarnya menyiratkan bahwa tes diagnosa sebagian besar dilaksanakan di ibu kota Iran, Teheran.Para ahli medis luar mengatakan jumlah total kasus infeksi di Iran mungkin tertinggal dari pelaporan kematian. Itu bisa jadi karena otoritas Iran kehilangan data kasus-kasus yang kurang parah di seluruh negeri karena cara mereka menguji dan mendiagnosis pasien, karena bagaimana informasi dibagi atau karena peralatan medis yang tak lengkap."Ini tampaknya menjadi masalah pelaporan," kata Yanzhong Huang, Direktur Pusat Studi Kesehatan Global di Universitas Seton Hall dan rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri."Melaporkan kasus-kasus infeksi mungkin berada di belakang pelaporan kematian."

Belum jelas apakah Iran memiliki kemampuan untuk mencari tahu berapa banyak orang yang telah terinfeksi, kata Dr William Schaffner, seorang profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Universitas Pusat Kedokteran Vanderbilt."Itu berarti pergi ke lapangan dan mengetuk pintu dan benar-benar dengan agresif menemukan kasus," kata Schaffner dalam sebuah wawancara. "Saya tidak tahu apakah mereka memiliki kapasitas itu. Banyak negara tidak memilikinya, dan mereka tidak memiliki tradisi itu dalam sistem kesehatan publik mereka. Ini akan menjadi hal yang sangat baru untuk mereka lakukan."Kemungkinan lain adalah bahwa pasien merupakan lansia, bagian populasi yang lebih rentan, kata Schaffner.John Torres, koresponden medis NBC News, mengatakan tidak ada bukti perubahan dalam profil genetik virus, sehingga penjelasan untuk tingkat kematian yang lebih tinggi kemungkinan berkaitan dengan bagaimana orang-orang Iran melacak kasus-kasus infeksi."Virus belum bermutasi di tempat lain," kata Torres.

AS Desak Iran Transparan

Pertanyaan muncul terkait transparansi pemerintah Iran dalam menangani wabah ini karena rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, menyusul insiden kecelakaan pesawat maskapai Ukraina yang tak sengaja ditembak militer Iran pada Januari lalu. Saat itu militer Iran baru mengakui penembakan setelah tiga hari kecelakaan terjadi yang kemudian memicu aksi unjuk rasa.Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan keprihatinannya atas indikasi tak transparannya pemerintah Iran dalam menyampaikan informasi terkait wabah ini."Semua negara, termasuk Iran, harus mengatakan yang sebenarnya tentang virus corona dan bekerja sama dengan organisasi bantuan internasional," kata Pompeo.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Meski Berhubungan Baik, Indonesia Tak Pernah Impor BBM dari Iran, Ini Alasannya

Meski Berhubungan Baik, Indonesia Tak Pernah Impor BBM dari Iran, Ini Alasannya

Pemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.

Baca Selengkapnya
Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah

Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah

Kementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.

Baca Selengkapnya
PAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen

PAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen

PAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Iran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah

Iran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah

Iran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya

Cara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya

Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
PSI soal Temuan PPATK: Baiknya Dibuka ke Publik Secara Transparan

PSI soal Temuan PPATK: Baiknya Dibuka ke Publik Secara Transparan

Dengan dibukanya data temuan itu harapannya tidak lagi ada tuduhan-tuduhan.

Baca Selengkapnya