Kemlu RI Kutuk Keras Serangan Israel di Gaza, Termasuk Rumah Sakit Indonesia
Kemlu RI mengecam serangan Israel di Gaza, termasuk ke RS Indonesia, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan signifikan.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengecam keras serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, termasuk serangan yang dilaporkan mengenai Rumah Sakit Indonesia (RSI). Serangan-serangan ini telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa, termasuk wanita dan anak-anak, serta menimbulkan kerusakan yang signifikan pada fasilitas sipil. Kemlu RI menekankan bahwa serangan terhadap fasilitas kesehatan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hukum humaniter.
Serangan Israel di Gaza semakin intensif, dengan laporan yang menyebutkan puluhan hingga ratusan korban jiwa dalam beberapa hari terakhir. Serangan udara dan darat yang dilakukan Israel telah memaksa ribuan warga Palestina mengungsi dari rumah mereka. Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang dibangun dengan bantuan dari Indonesia, menjadi salah satu sasaran serangan dan dilaporkan mengalami kerusakan yang signifikan.
Kemlu RI menyerukan penghentian segera kekerasan dan meminta pertanggungjawaban atas serangan-serangan ini. Situasi di Gaza terus berkembang dan informasi terbaru dapat diperoleh dari berbagai sumber berita internasional. Indonesia menekankan perlunya tindakan tegas dari masyarakat internasional untuk menyikapi pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel.
Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Memprihatinkan
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Utara mengalami kelumpuhan total akibat pengepungan dan serangan intensif oleh militer Israel (IDF). Israel kembali menargetkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, kali ini menggunakan drone. Serangan ini dilakukan bersamaan dengan masifnya serangan darat yang sedang dilancarkan pasukan Israel di Gaza Utara dan Selatan.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan di sekitar RS Indonesia di Gaza dan pengepungan oleh militer Israel telah memaksa rumah sakit itu untuk berhenti beroperasi. Kondisi ini memicu respons dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), yang menyampaikan keprihatinan mendalam atas serangan udara berulang terhadap Rumah Sakit Indonesia dan Wisma Joserizal yang terletak di Beit Lahia, Gaza Utara oleh Israel.
MER-C Indonesia menyampaikan bahwa kondisi rumah sakit sangat memprihatinkan akibat serangan tersebut. "Kondisi rumah sakit memprihatinkan, dengan kaca-kaca jendela dan plafon yang berjatuhan ke lantai, mengganggu berbagai layanan medis penting seperti ruang ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, hingga poliklinik dan koridor rumah sakit," ungkap MER-C Indonesia dalam siaran pers tertanggal 18 Mei 2025.
Indonesia Mengutuk Keras Serangan Israel Terhadap Rumah Sakit di Gaza
Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza Utara. Pernyataan ini disampaikan melalui akun X Kementerian Luar Negeri RI @Kemlu_RI. Indonesia mengecam keras serangan tidak manusiawi Israel terhadap rumah sakit di Gaza Utara, khususnya penghancuran Rumah Sakit Kamal Adwan baru-baru ini serta evakuasi paksa terhadap tenaga medis dan pasiennya.
Kemlu RI menyatakan bahwa tindakan Israel bukan hanya pelanggaran nyata tetapi juga pelanggaran yang direncanakan dengan baik terhadap hukum internasional, hukum humaniter, hukum Hak Asasi Manusia dan nilai martabat manusia yang paling mendasar. Karena itu, Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan keji yang dilakukannya.
Serangan Israel terhadap fasilitas sipil merupakan pelanggaran berat atas hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan hak asasi manusia. "Indonesia mengecam keras serangan yang terus dilakukan Israel di seluruh Jalur Gaza, termasuk terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara," tulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui akun X MoFA Indonesia @Kemlu_RI.
MER-C, dalam pernyataan persnya, menyampaikan bahwa serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza cukup parah. "Getaran kuat dari bom yang dijatuhkan di sekitar area rumah sakit dirasakan sangat dahsyat oleh warga, bahkan seperti gempa bumi."