Kemenangan Trump kejutkan dunia, banyak media salah prediksi
Merdeka.com - Donald Trump hari ini mengejutkan dunia ketika dia dipastikan akan menjadi presiden Amerika Serikat ke-45 setelah mengalahkan Hillary Clinton dalam pemilu.
Pria 70 tahun yang diusung Partai Republik itu sudah meraih 276 electoral vote sedangkan Clinton baru mendapat 218. Diperlukan minimal 270 electoral vote untuk menjadi presiden AS.
Koran the Daily Mail melaporkan, Kamis (9/11), malam sebelum pelaksanaan pemilu, survei harian the New York Times menyebut Clinton 85 persen akan memenangkan pemilu. Bukan itu saja, media-media besar dan arus utama di AS serta lembaga survei juga memprediksi Clinton akan menang.
Namun apa yang terjadi? Pengusaha properti itu ternyata justru menjadi pemenang.
"Hampir semua polling, nasional dan di negara bagian yang peluangnya 50-50, hasilnya salah," kata Larry Sabato, Direktur Universitas Pusat Politik Virginia yang sebelumnya memprediksi Clinton akan meraih 332 electoral votes. "Setidaknya 90 persen dari ratusan survei yang ada salah."
"Kita akan mempelajari ini bertahun-tahun kemudian. Hasil exit poll hari ini juga mengatakan Clinton akan menang sekitar pukul 17.00," kata Sabato, seperti dilansir koran the Daily Mail, Kamis (9/11).
Polling sebelum pemilu dari CBS dan ABC News/Washington Post, juga CNN, memprediksi Clinton unggul empat poin atas Trump.
Hanya ada dua survei nasional besar yang menyebut Trump akan menang, yakni USC/LA Times dan IBD/TIPP.
Bukan hanya popular vote atau suara pemilih saja yang salah prediksi, electoral college juga ternyata tidak akurat. Emerson College menyebut Clinton akan meraih 323 electoral votes dan Trump 215.
"Trump mengejutkan dunia," kata Matt Keelen, konsultan politik pendukung Partai Republik. "Orang-orang menganggap remeh kekuatan Trump," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Ungkap Alasan Orang Bingung Pilih Presiden, 22,4% Sebut Tak Ada Capres yang Meyakinkan
Hasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang
Baca SelengkapnyaSurvei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres
Survei: 86% Pemilih Sebut Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju Capres
Baca SelengkapnyaIni Alasan Menteri Bahlil 'Ngotot' Ingin Pilpres Satu Putaran
Bahlil berharap pemilihan presiden (pilpres) kali ini hanya berlangsung satu putaran saja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSurvei Populi Center: 79,9 Persen Masyarakat Ingin Pilpres Satu Putaran
Kebanyakan responden ingin mengetahui segera siapa yang menggantikan Jokowi.
Baca SelengkapnyaAHY Tak Percaya Hasil Survei Tempatkan Demokrat Hanya Dapat 4 Persen
Demokrat memiliki survei internal, dan AHY yakin perolehan suara akan lebih dari survei eksternal.
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Baca SelengkapnyaCatat, Ini Lima Jenis Surat Suara Pemilu 2024 yang Harus Dicoblos
Hak suara terhadap pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg).
Baca SelengkapnyaTemui Buruh, Cak Imin Janji Tidak Ada Undang-Undang Simsalabim Jika Menang Pilpres 2024
Kebijakan diputuskan sesuai dengan aspirasi publik.
Baca Selengkapnya