Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kelompok Anti Vaksin di Berlin Unjuk Rasa Tolak Pembatasan Akibat Pandemi Covid-19

Kelompok Anti Vaksin di Berlin Unjuk Rasa Tolak Pembatasan Akibat Pandemi Covid-19 Demo pembatasan akibat pandemi virus corona di Berlin.. ©CNN

Merdeka.com - Kerumunan besar kelompok sayap kanan berkumpul di Brandenburg Gate, Berlin, Jerman pada Sabtu untuk berunjuk rasa menolak sejumlah pembatasan yang diberlakukan pemerintah Jerman untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Unjuk rasa sebelumnya pada Sabtu dikritik polisi karena tidak mematuhi aturan jaga jarak sosial dan pemakaian masker.

Unjuk rasa yang dinamai penyelenggara sebagai "Hari Kebebasan - Akhir Pandemi," dihadiri kelompok anti vaksin dan beberapa organisasi sayap kanan dan neo Nazi. Dalam siaran langsung unjuk rasa, beberapa demonstran terdengar meneriakkan, "Kami adalah gelombang kedua."

Pedoman baru virus corona di Jerman menetapkan orang harus menjaga jarak 1,5 meter. Masker wajah harus dipakai.

Polisi Berlin mengatakan di Twitter bahwa sebagian besar pengunjuk rasa tidak mematuhi aturan jarak sosial atau mengenakan masker.

"Rekan-rekan kami menggunakan pengeras suara, mendesak agar mereka mematuhi peraturan. Kami juga mendokumentasikan ketidakpatuhan untuk kemungkinan penuntutan nanti," jelas kepolisian Berlin, menambahkan bahwa pengaduan pidana diajukan terhadap salah satu penyelenggara unjuk rasa karena tidak mematuhi aturan, dikutip dari CNN, Minggu (2/8).

Polisi memperingatkan sekitar 17.000 demonstran, mereka diizinkan ikut turun ke jalan jika memakai masker dan menerapkan jaga jarak sosial.

Siaran langsung menunjukkan hampir tak ada demonstran yang memakai masker, walaupun MC memperingatkan kerumuman dari atas panggung agar menerapkan jaga jarak sosial sehingga tidak dijadikan dalih bagi pihak berwenang untuk membubarkan unjuk rasa.

Jerman mencatat 955 kasus infeksi virus corona baru dalam 24 jam untuk pertama kalinya sejak Mei, menurut data dari Robert Koch Institute, Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jerman. Pertama kali Jerman mencatat kasus tertinggi harian pada Mei lalu.

Lembaga tersebut mengatakan lemahnya penegakan aturan sosial dan kebersihan serta para pelancong yang kembali dari luar negeri seharusnya disalahkan atas lonjakan tajam kasus infeksi.

Menteri Perekonomian Jerman, Peter Altmaier mengatakan dalam sebuah unggahan di Twitter pada Sabtu bahwa angka baru ini "mengkhawatirkan".

"Terutama karena itu bukan 'hot spot' yang besar tetapi kelompok infeksi yang lebih kecil. Risiko utama perlu disebutkan secara jelas sehingga memungkinkan pencegahan yang lebih terarah," tulis Altmaier.

Mulai Sabtu, semua pelancong yang datang ke Jerman akan mendapatkan tes virus corona gratis hingga 72 jam setelah kedatangan, menurut arahan baru Kementerian Kesehatan Jerman.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Anies Optimis Cak Imin Mampu Memikat Masyarakat saat Debat Cawapres

Anies Optimis Cak Imin Mampu Memikat Masyarakat saat Debat Cawapres

Menurut Anies, Cak Imin akan dapat meyakinkan masyarakat untuk memilih AMIN di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya