Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kejamnya Krisis Ekonomi, dalam Lima Hari Tiga Warga Libanon Bunuh Diri

Kejamnya Krisis Ekonomi, dalam Lima Hari Tiga Warga Libanon Bunuh Diri demo di libanon. ©Aziz Taher/Reuters

Merdeka.com - Krisis ekonomi di Libanon yang diwarnai pemogokan dan unjuk rasa selama 50 hari memakan korban jiwa dengan cara yang mengenaskan. Tiga warga memilih bunuh diri dalam lima hari belakangan.

Pria pengangguran 56 tahun dilaporkan bunuh diri Kamis lalu di rumahnya di selatan Libanon karena kesulitan keuangan. bekas buruh konstruksi, Nazih Aoun, diduga bunuh diri di rumahnya di Desa Tibnin, Provinsi Nabatiyeh.

"Nazih Aoun (almarhum) ditemukan tewas di rumahnya. Kami belum memastikan kematiannya karena bunuh diri. Kami sudah memberi tahu polisi yang kemudian datang ke lokasi dan memanggil tim forensik untuk memeriksa dan menentukan penyebab kematian. Bisa jadi meninggal secara normal, bunuh diri, serangan jantung atau pembunuhan," kata pejabat daerah bernama Hussain, seperti dilansir laman Gulf News, Jumat (6/12).

nazih aoun©Gulf News

"Aoun lahir pada 8 Juli 1964. Dia punya empat anak yang tinggal di Jerman. Dia miskin dan sudah jadi pengangguran selama lebih dari setahun. Tahun lalu dia menjual sayuran di gerobak dan sebelumnya dia pekerja konstruksi."

Kematian Aoun diduga akibat bunuh diri ini adalah yang ketiga dalam lima hari belakangan di Libanon.

Terlilit Utang

Rabu lalu seorang laki-laki bernama Dany Abu Haidar, 40 tahun, menembak diri sendiri dengan senapan berburu karena punya utang sekitar Rp27 juta di Beirut. Kejadian itu terjadi setelah dia dilaporkan baru dipecat dari pekerjaannya.

Sekitar pukul 10.30 Rabu lalu, Haidar menembak dirinya di rumah keluarganya di Al Naba setelah dia dipecat dari pekerjaannya di perusahaan lampu.

Dalam wawancara televisi ayah Haidar menyalahkan para pemimpin negara dan tokoh politik yang membuat Libanon mengalami krisis.

"Dia pulang ke rumah pukul 10.30. Ibunya sedang menjemur pakaian dan istrinya sedang membersihkan karpet. Dia memegang senapan berburu. Sewaktu saya apakah dia akan pergi berburu, dia jawab iya. Beberapa detik kemudian dia menembak kepalanya sendiri," kata sang ayah.

Sejak 17 Oktober, Libanon dilanda unjuk rasa besar-besaran memprotes praktik korupsi dan kesalahan tata kelola pemerintahan hingga menyebabkan krisis ekonomi.

"Dia meninggalkan keluarganya. Kemarin dia masih baik-baik saja. Supermarket meneleponnya dan meminta dia segera membayar utang sekitar Rp27 juta, dia marah dan mengatakan dia tidak bisa membayar dan harus menunggu sampai demo usai."

Ibu Haidar mengatakan gaji putranya itu baru saja dipotong separuh dan dia kemudian pindah ke rumah orangtuanya.

"Bakar saja negeri ini. Saya akan membakar jalanan. Hati saya terbakar," kata ibu Haidar menyebut para demonstran.

Perusahaan Dabbas, tempat Haidar bekerja, mengeluarkan pernyataan bela sungkawa dan membantah telah memecat dia.

Tak Mampu Belikan Anak Roti

Dua hari sebelum Haidar, Naji Al Fulaiti, berusia 40an tahun gantung diri di atap rumahnya di Desa Arsal, dekat perbatasan Suriah. Ali Al Fulaiti, sepupu dari korban mengatakan kepada Gulf News: "Raneen, putrinya yang berusia enam tahun pagi-pagi minta uang untuk membeli roti buat sarapan. Al Fulaiti tidak punya uang lagi di dompetnya. Putrinya sedih lalu pergi. Tak lama dia lalu gantung diri di rumahnya."

Tiga bulan sebelumnya Fulaiti masih bekerja sebagai buruh konstruksi di Arsan, sekitar 124 kilometer dari Beirut di Lembah Bekaa.

Ali sedang minum kopi bersama istrinya sekitar pukul 06.00 ketika dia mendengar teriakan dari rumah sepupunya.

"Saya bergegas keluar dan melihat ayah Naji berteriak. Dia sudah mengikat tali ke atap dan mengikatkannya ke lehernya lalu melompat sampai mati. Kami lalu segera melepaskannya dan membawanya ke rumah sakit Al Rahma dengan mobil saya. Tapi dia sudah meninggal," kata sepupu Fulaiti.

Dia rupanya punya utang sebesar Rp6,4 juta dan anaknya ada dua. Fulaiti dimakamkan Minggu sore lalu.

"Dia pengangguran selama tiga bulan. Naji (Fulaiti) tidak pernah meminta uang kepada siapa pun. Seperti warga Libanon lainnya, kondisi ekonomi memaksa dia meminjam uang dari tetangga dan toko untuk menghidupi keluarganya. Uangnya habis untuk mengobati sakit kanker istrinya," kata Ali.

"Saya bertemu dia Sabtu. Kami ngobrol soal kondisi ekonomi. Dia tampak normal dan tidak seperti mau bunuh diri. Mungkin dia tidak tahan melihat wajah putrinya ketika dia minta uang," ujar Ali.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dihantam Krisis Ekonomi, Kuba Naikkan Harga BBM Hingga 500 Persen

FOTO: Dihantam Krisis Ekonomi, Kuba Naikkan Harga BBM Hingga 500 Persen

Pemerintah Kuba akan menaikkan harga BBM hingga 500 persen mulai Februari 2024 untuk mengendalikan defisit anggaran di tengah krisis ekonomi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Perampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya

Perampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya

Korban disekap saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Pelaku menggasak sejumlah harta benda orangtua korban.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.

Baca Selengkapnya
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya
Kim Jong Un: Ekonomi Korea Utara Sangat Menyedihkan

Kim Jong Un: Ekonomi Korea Utara Sangat Menyedihkan

Diktator ini mengakui kondisi perekonomian negaranya mengalami krisis yang parah.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya