Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabar Baik, Penelitian Terbaru Tunjukkan Kekebalan Terhadap Covid-19 Bertahan Lama

Kabar Baik, Penelitian Terbaru Tunjukkan Kekebalan Terhadap Covid-19 Bertahan Lama Perpisahan perawat dan pasien virus corona di Wuhan. ©AFP/STR

Merdeka.com - Penelitian awal tentang respons kekebalan terhadap virus corona tampaknya menunjukkan sejumlah kabar baik - orang-orang menunjukkan tanda-tanda kekebalan yang bertahan lama terhadap COVID-19 bahkan setelah infeksi ringan.

Beberapa penelitian yang baru-baru ini diterbitkan, pertama kali dilaporkan New York Times pada Minggu, menunjukkan antibodi mampu mengenali dan terus melawan Covid-19 beberapa bulan setelah infeksi berakhir.

"Ini persis seperti yang Anda harapkan. Semua bagian di sana memiliki respons kekebalan yang benar-benar protektif," jelas Marion Pepper, ahli imunologi Universitas Washington dan penulis satu penelitian seperti dilansir Alarabiya, Selasa (18/8).

Bukti kekebalan terhadap Covid-19 yang bertahan lama bisa menjadi penting bagi otoritas kesehatan yang tengah mencari cara untuk menahan penyebaran virus, yang telah menyebabkan lebih dari 770.000 orang meninggal di seluruh dunia.

Para ahli sebelumnya mengatakan, vaksin sangat penting untuk menghentikan pandemi. Namun, jika mereka yang terinfeksi memiliki kekebalan, lebih sedikit vaksin diperlukan untuk melindungi populasi global.

Dalam hal ini, mengakhiri krisis virus corona akan lebih mudah.

“Ini sangat menjanjikan. Ini membutuhkan beberapa optimisme tentang kekebalan kawanan (herd immunity), dan kemungkinan vaksin,” jelas Smita Iyer, ahli imunologi di Universitas California.

Para peneliti mengatakan, bagaimanapun, deteksi antibodi bukanlah bukti keseluruhan perlindungan terhadap virus, karena mereka yang telah terinfeksi perlu menemukan virus untuk kedua kalinya bagi para ilmuwan untuk menentukan apakah ada kekebalan.

Yang penting, jelas Iyer, beberapa penelitian telah menemukan bahwa respons kekebalan telah berkembang pada mereka yang tidak sakit parah akibat virus corona. Peneliti lain sebelumnya telah memperingatkan, kasus yang tidak terlalu parah mungkin mengakibatkan tubuh melemah mengingat virus selama-lamanya - memiliki efek merusak pada saat kekebalan bertahan.

"Makalah ini menunjukkan bahwa ini tidak benar," kata Iyer.

"Anda masih bisa mendapatkan kekebalan yang tahan lama tanpa menderita akibat infeksi."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varianΒ JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Jenis Semut Ini Mampu Menyembuhkan Diri dari Kematian dengan Liurnya
Jenis Semut Ini Mampu Menyembuhkan Diri dari Kematian dengan Liurnya

Penelitian terbaru mengungkapkan kehebatan alamiah semut ini dalam menangani risiko kematian yang diakibatkan oleh infeksi luka. Simak selengkapnya disini!.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kenali Sejumlah Kesalahan saat Berpuasa yang Berpotensi Membuat Gemuk
Kenali Sejumlah Kesalahan saat Berpuasa yang Berpotensi Membuat Gemuk

Banyak orang memanfaatkan momen puasa untuk menurunkan berat badan, namun sejumlah kondisi justru bisa membuat berat badan bertambah saat puasa.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya