Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Junta militer Thailand gelar referendum UUD, ingin terus berkuasa

Junta militer Thailand gelar referendum UUD, ingin terus berkuasa Jenderal Prayuth Chan-ocha. (c) haaretz.com

Merdeka.com - Pemerintahan Junta militer Thailand menggelar referendum konstitusi pada 7 Agustus mendatang, untuk mencari legitimasi dari rakyat. Tentara berharap masyarakat terus mengizinkan mereka menguasai birokrasi serta mengendalikan partai-partai.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan o-cha menyatakan apapun hasil referendum tidak akan mempengaruhi pemerintah. Dia menolak mundur seandainya rakyat ternyata menolak rancangan UUD baru seperti ditawarkan oleh junta.

"Saya tidak akan mengundurkan diri, saya bertugas menata ketertiban umum negara ini," kata bekas jenderal angkatan darat itu di Istana Negara, seperti dilansir Asia Correspondent, Selasa (28/6).

Prayuth adalah pemimpin Dewan Nasional Perdamaian dan Keamanan yang menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dalam kudeta tak berdarah pada Mei 2014. Anggota dewan itu semuanya adalah petinggi militer. Dulu tentara mengklaim melakukan kudeta demi menghindarkan perang saudara serta menghentikan praktik korupsi keluarga Shinawatra.

Prayuth mendapat pertanyaan dari wartawan tentang kemungkinan dia mengikuti jejak Perdana Menteri Inggris, David Cameron, yang mundur ketika rakyat memilih sikap berbeda dari pemerintah dalam referendum.

Menurut sang jenderal, referendum Thailand berbeda konteks dengan yang terjadi di Inggris. Prayuth pun mengklaim tidak bisa diminta mundur karena berkuasa bukan lewat pemilihan umum.

"Referendum di Thailand adalah hal yang berbeda, mengapa anda menginginkan saya untuk mundur? Saya tidak akan mundur. (PM Cameron) tidak memiliki kekuatan yang sama dengan saya, masalah negaranya beda dengan permasalahan di Thailand," kata Prayuth.

Rancangan UUD yang diusulkan junta mengusulkan 250 jatah kursi di Senat dialokasikan untuk perwakilan militer, polisi dan pasukan keamanan. Partai-partai politik di Thailand memprotes keras perubahan konstitusi itu, karena mengebiri praktik demokrasi serta semakin memperkuat cengkraman junta.

Junta juga sudah mengancam rakyat agar tidak memprotes berlebihan ide referendum tersebut. Muncul pengumuman polisi, bahwa siapa saja yang berkampanye untuk atau menentang rancangan konstitusi baru, akan langsung dipenjara maksimal hingga 10 tahun. Jika tidak sepakat dengan RUU buatan tentara, maka masyarakat hanya boleh mengkritik dengan "kata-kata sopan...tanpa mendistorsi fakta."

Puluhan politisi dan aktivis yang menentang draf undang-undang ini telah ditahan dan dipenjarakan selama beberapa bulan terakhir.

Penentang paling gigih pengubahan konstitusi Thailand adalah Khunying Sudarat, salah satu petinggi Partai Pheu Thai. Dia mengatakan jika hasil referendum mengesahkan UU yang baru, maka rakyat Negeri Gajah Putih akan dikebiri hak politiknya. Nantinya tentara akan punya kekuasaan serta mekanisme mengontrol setiap partai di parlemen.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional

Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional

Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.

Baca Selengkapnya
Sidang Putusan Perkara PHPU Pilpres 2024 Tetap Digelar Tanggal 22 April

Sidang Putusan Perkara PHPU Pilpres 2024 Tetap Digelar Tanggal 22 April

Per hari ini delapan hakim konstitusi sudah mulai mengagendakan RPH.

Baca Selengkapnya
Ganjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana

Ganjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana

Ganjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Respons Cak Imin soal Hadi Tjahjanto Bakal Dilantik Jadi Menko Polhukam dan AHY Menteri ATR

Respons Cak Imin soal Hadi Tjahjanto Bakal Dilantik Jadi Menko Polhukam dan AHY Menteri ATR

Presiden Jokowi membenarkan bahwa ada pelantikan menteri pada Rabu besok.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Survei Pilpres Terbaru Indikator: 38,8% Anggota Aktif NU di Jatim Dukung Capres Pilihan Jokowi

Survei Pilpres Terbaru Indikator: 38,8% Anggota Aktif NU di Jatim Dukung Capres Pilihan Jokowi

Survei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Gedung MK Dikelilingi Tembok Beton dan Kawat Berduri

Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Gedung MK Dikelilingi Tembok Beton dan Kawat Berduri

Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana perselisihan hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 mulai Rabu (27/3).

Baca Selengkapnya
Anak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel

Anak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel

Anak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel

Baca Selengkapnya