Merdeka.com - Seorang pelobi keturunan Israel-Kanada, Ari Ben-Menashe, yang disewa oleh junta Myanmar akan dibayar dua juta dolar AS (Rp28,8 miliar) untuk "membantu menjelaskan situasi sebenarnya" tentang kudeta militer di Myanmar kepada Amerika Serikat dan beberapa negara lain.
Hal itu ditunjukkan dalam dokumen-dokumen yang diajukan ke Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Ari Ben-Menashe dan perusahaannya, Dickens & Madson Canada, akan mewakili pemerintah militer Myanmar di Washington untuk memberikan penjelasan tentang kudeta, serta melobi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Israel dan Rusia, dan badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, menurut sebuah perjanjian konsultasi.
Perusahaan yang berbasis di Montreal itu akan membantu perancangan dan pelaksanaan kebijakan untuk pembangunan yang menguntungkan bagi Republik Persatuan Myanmar, dan juga untuk membantu menjelaskan situasi nyata di negara tersebut, menurut isi perjanjian tersebut.
Dilansir dari laman Antara mengutip Reuters, Rabu (10/3), dokumen perjanjian itu pada Senin (8/3) diserahkan kepada Departemen Kehakiman AS sebagai bagian dari kepatuhan terhadap Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing di AS dan dipublikasikan secara daring.
Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon dari Reuters untuk dimintai komentar.
Dalam nada yang disambut dengan skeptisisme yang luas, Ben-Menashe mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah ditugaskan oleh junta untuk meyakinkan Amerika Serikat bahwa para jenderal Myanmar ingin bergerak lebih dekat ke negara-negara Barat dan menjauh dari China.
Dia juga mengatakan bahwa para jenderal Myanmar itu ingin memukimkan kembali warga Muslim Rohingya yang melarikan diri dari serangan militer pada 2017, di mana PBB menuduh para jenderal yang sama terlibat dalam aksi genosida.
"Sangat tidak masuk akal bahwa dia bisa meyakinkan Amerika Serikat tentang narasi yang dia usulkan," kata John Sifton, direktur advokasi Asia di Human Rights Watch.
Dokumen lain yang diserahkan oleh Ben-Menashe menunjukkan bahwa perjanjian telah disepakati dengan menteri pertahanan yang ditunjuk junta Jenderal Mya Tun Oo, dan bahwa pemerintah junta akan membayar perusahaan Dickens & Madson Canada sebesar dua juta dolar AS.
Mya Tun Oo dan jenderal tinggi lainnya telah diberi sanksi oleh Departemen Keuangan AS dan pemerintah Kanada, sehingga dokumen itu menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan "jika diizinkan secara hukum".
Sejumlah pengacara mengatakan kepada Reuters bahwa Ben-Menashe bisa jadi melanggar aturan sanksi terhadap Myanmar.
"Sepanjang dia memberikan layanan kepada pihak-pihak yang terkena sanksi dari Amerika Serikat tanpa izin, itu akan tampak sebagai pelanggaran hukum AS," kata Peter Kucik, mantan penasihat senior tentang sanksi di Departemen Keuangan AS.
Departemen Keuangan AS menolak berkomentar perihal tersebut.
Ben-Menashe mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah menerima nasihat hukum bahwa dia akan membutuhkan lisensi dari Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS dan pemerintah Kanada untuk menerima pembayaran tersebut. Akan tetapi, dia mengatakan tidak akan melanggar hukum dalam upaya lobi mewakili junta.
"Ada masalah teknis di sini, tetapi kami akan menyerahkannya kepada pengacara dan OFAC untuk menanganinya," katanya, seraya menambahkan bahwa pengacaranya telah menghubungi pejabat Departemen Keuangan AS.
Lebih dari 60 pengunjuk rasa telah tewas dan 1.900 orang telah ditangkap sejak 1 Februari ketika para jenderal Myanmar merebut kekuasaan dan menahan para pemimpin sipil termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi. [pan]
Baca juga:
Momen Biarawati Myanmar Berlutut Minta Polisi Hentikan Kekerasan pada Demonstran
Lagi, Tiga Demonstran di Myanmar Tewas Saat Aksi Unjuk Rasa
Halau Serangan Aparat, Demonstran Myanmar Bentangkan Kain Longyi
Janji Kekasih Demonstran Myanmar, "Saya akan Tetap Berjuang Agar Revolusi Ini Menang"
Polisi Myanmar Duduki Rumah Sakit dan Kampus, Tangkapi Demonstran
Serikat Perdagangan Myanmar Serukan Pemogokan Total, Pejabat NLD Meninggal di Penjara
Kisah Biarawati Myanmar Berlutut Depan Polisi, "Hari Itu Saya Memutuskan untuk Mati"
Delapan Polisi Myanmar Tolak Perintah Atasan, Kabur ke India Minta Perlindungan
Demonstran Myanmar Bentangkan Jemuran Kain untuk Lindungi Diri dari Aparat
Advertisement
Pertama dalam 50 Tahun, Kongres AS akan Dengar Kesaksian Soal UFO
Sekitar 1 Jam yang laluPelaku Penembakan Massal di Buffalo AS Pernah Jalani Pemeriksaan Kesehatan Mental
Sekitar 2 Jam yang laluAS Klaim Berhasil Uji Coba Rudal Hipersonik
Sekitar 3 Jam yang laluMcDonald Putuskan Berhenti Beroperasi di Rusia Selamanya Setelah 30 Tahun
Sekitar 4 Jam yang laluEmmanuel Macron Tunjuk PM Perempuan Pertama Prancis dalam Tiga Dekade
Sekitar 5 Jam yang laluUNICEF: 600.000 Anak Terancam Gizi Buruk akibat Naiknya Harga karena Perang
Sekitar 5 Jam yang laluNestapa di Kota Terpanas Dunia, Suhu Capai 51 Derajat Celcius
Sekitar 7 Jam yang laluGagalnya Aparat Keamanan AS Cegah Penembakan Massal yang Direncanakan Berbulan-Bulan
Sekitar 7 Jam yang laluUkraina Evakuasi 264 Tentaranya dari Pabrik Baja di Mariupol yang Dikepung Rusia
Sekitar 10 Jam yang laluImigran China Pelaku Penembakan di Gereja California Punya Motif Benci Orang Taiwan
Sekitar 11 Jam yang laluKejagung Jebloskan Lin Che Wei, Tersangka Kasus Ekspor CPO ke Rutan Salemba
Sekitar 46 Menit yang laluBlusukan ke Bogor, Jokowi Tinjau Harga Minyak Goreng di Pasar dan Bagikan Bansos
Sekitar 1 Jam yang laluKejagung Tetapkan Lin Che Wei Tersangka Kasus Ekspor CPO, Ini Perannya
Sekitar 2 Jam yang laluAksi Petani Sawit Protes Larangan Ekspor Minyak Goreng dan CPO
Sekitar 8 Jam yang laluInflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Bisa Capai 6 Persen, ini Alasannya
Sekitar 4 Hari yang laluKonsumsi Pertalite Naik 46 Persen Saat Arus Mudik Lebaran 2022
Sekitar 6 Hari yang laluSyarat Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 5,2 Persen Bisa Tercapai
Sekitar 6 Hari yang laluHati-Hati Ada Solar Tumpah di Tanjakan Gentong
Sekitar 1 Minggu yang laluKonflik Rusia-Ukraina Rugikan Indonesia, Neraca Perdagangan Alami Defisit
Sekitar 5 Jam yang laluMcDonald's Tutup Seluruh Restorannya di Rusia
Sekitar 8 Jam yang laluBanjir Jadi Strategi Ukraina Menahan Laju Pasukan Rusia Masuk Kota Kiev
Sekitar 1 Hari yang laluKeluarga Tentara Ukraina yang Terjebak di Mariupol Minta Bantuan China
Sekitar 2 Hari yang laluMenkes Perkirakan Kenaikan Kasus Covid-19 Dampak Lebaran di Akhir Bulan Mei
Sekitar 6 Menit yang laluMenkes Minta Pengguna Transportasi Publik, Komorbid dan Lansia Tetap Pakai Masker
Sekitar 31 Menit yang laluAlasan Pemerintah Izinkan Masyarakat Lepas Masker di Ruang Terbuka
Sekitar 52 Menit yang laluKemenhub Catat 16 Masalah Lalu Lintas saat Arus Mudik Lebaran 2022
Sekitar 1 Jam yang laluImbas One Way saat Mudik, Bus Antar Kota Telat Datang hingga Semalam
Sekitar 2 Jam yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami