Junta Militer Myanmar Kembali Blokir Internet untuk Halangi Pengunjuk Rasa
Merdeka.com - Pemblokiran jaringan internet kembali terjadi di Myanmar pada Senin malam setelah unjuk rasa hari kesepuluh menentang kudeta militer berlangsung di berbagai kota. Unjuk rasa pada hari kesepuluh ini disertai peningkatan pengerahan pasukan dan korban luka-luka di
Mandalay setelah polisi membubarkan paksa para pengunjuk rasa.
Kelompok pemantau internet NetBlocks mengatakan, konektivitas turun 15 persen dari level standar.
"#Myanmar berada di tengah hampir pemadaman total internet selama dua malam berturut-turut," tulis NetBlocks di Twitter pada Selasa (16/2) pagi, dilansir Al Jazeera.
PBB memperingatkan militer Myanmar konsekuensi berat atas tindakan keras mereka terhadap para pengunjuk rasa dan mengecam pembatasan internet.
"Ibu Schraner Burgener telah menegaskan hak berkumpul secara damai harus dihormati sepenuhnya dan para demonstran tidak dijadikan sasaran pembalasan," jelas juru bicara PBB, Farhan Haq di New York.
"Dia telah menyampaikan kepada militer Myanmar bahwa dunia sedang mengawasi dengan cermat, dan segala bentuk tindakan keras kemungkinan besar akan memiliki konsekuensi berat."
Dalam laporan pertemuan tersebut, tentara Myanmar mengatakan Soe Win, orang kedua dalam komando rezim, telah membahas rencana dan informasi pemerintah tentang "situasi sebenarnya dari apa yang terjadi di Myanmar".
Pada unjuk rasa Senin kemarin, dua orang mengalami luka ringan ketika polisi di kota Mandalay menggunakan peluru karet dan ketapel untuk membubarkan demonstran, seperti dilaporkan media dan sejumlah warga.
Para demonstran melempar pecahan batu bata, kata seorang tim penyelamat yang membantu korban luka.
"Salah satu dari mereka butuh oksigen karena dia terkena peluru karet di tulang rusuknya," kata kepala tim penyelamat, Khin Maung kepada AFP
Para jurnalis di TKP mengatakan polisi memukul mereka.
Unjuk rasa yang dipimpin sekelompok pelajar di ibu kota Naypyidaw, juga dihadapkan dengan pasukan keamanan. Polisi juga menangkap puluhan anak-anak muda yang berunjuk rasa, walaupun beberapa dari mereka kemudian dibebaskan.
Pada Senin, pemimpin kudeta Jenderal General Min Aung Hlaing menyampaikan dalam rapat junta, pihak keamanan mencoba untuk menanggapi dengan lembut, tapi memperingatkan: "Tindakan yang efektif akan diambil terhadap orang yang mengganggu negara, berkhianat dengan melakukan kekerasan."
Para PNS termasuk dokter dan guru mogok kerja sebagai bagian gerakan pembangkangan publik, melumpuhkan operasional sejumlah badan pemerintah.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), mengungkapkan kekhawatiran pemadaman internet dimanfaatkan untuk melakukan penangkapan sewenang-wenang dan tindakan yang tak adil lainnya. AAPP mengatakan sedikitnya 426 telah ditangkap sejak kudeta dan 391 masih ditahan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat Ada Peristiwa Penembakan di Puncak Jaya Papua, Masyarakat Rela Antre Beli BBM Meskipun Mahal Rp100/Liter
Warga Puncak Jaya mengalami kelangkaan BBM karena adanya penembakan oleh KKB dan jalanan yang terputus akibat longsor.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaBPBD dan KemenPUPR Siapkan Kolam Rentesi untuk Atasi Banjir Kudus
Air yang menggenang di bagian selatan Kudus akan diarahkan ke kolam retensi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Tujuan di Balik Kebijakan Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM
Luhut mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji mana jalan terbaik untuk bisa memitigasi polusi udara.
Baca SelengkapnyaJelang Berbuka Puasa Prajurit TNI Memperlihatkan Pos Penjagaan di Papua, Netizen Sebut 'Cantik Sekali Pemandangannya'
Momen ngabuburit prajurit TNI yang bertugas di Papua saat menunggu waktu berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir Landa Jakarta hingga Papua Selama Sepekan ke Depan
BMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca SelengkapnyaJakarta Diguyur Hujan Deras Sejak Malam, Ini Titik-Titik Banjir di Hari Pencoblosan Pemilu
BPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca SelengkapnyaPersaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca Selengkapnya