Merdeka.com - Pemerintah Iran dan pemimpin spiritual tertinggi Ayatullah Ali Khamenei menyebut ada pihak asing bermain dalam serangkaian unjuk rasa di Negeri Mullah belakangan ini. Iran mengarahkan telunjuk pada Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi.
Dalam sejarah pergantian kekuasaan di Iran, nama badan Intelijen Amerika Serikat di luar negeri, CIA, punya jejak di Negeri Mullah.
Arsip rahasia yang dirilis pada Juni tahun lalu mengungkap peran CIA dalam penggulingan Perdana Menteri Iran Muhammad Mossadegh pada 1953.
Dalam dokumen sepanjang seribu halaman itu tertera informasi bagaimana agen CIA di lapangan membantu jatuhnya Mossadegh dalam Operasi Ajax.
Militer Iran dengan bantuan pemerintah AS pada saat itu menumbangkan Mossadegh dan menggantinya dengan Shah Iran yang membuat negeri itu dipimpin Muhmamad Reza Pahlevi. Ketika itu Iran menjadi sekutu kuat AS hingga munculnya Revolusi pada 1979 yang mengakhiri hubungan mesra Iran-AS.
Dikutip dari laman History.com, Mossadegh menjadi perdana menteri pada 1951. Sebagai sosok nasionalis, dia mulai menyerang perusahaan-perusahaan minyak inggris yang beroperasi di Iran. Dia menyerukan nasionalisasi. Kebijakannya ini membuat dia berseteru dengan para elit Iran yang pro-Barat dan Shah, Muhammad Reza Pahlevi.
Mohammed Mosaddegh (depan) ©Corbis
Shah kemudian memecat Mossadegh pada pertengahan 1952, namun massa yang menggelar kerusuhan membuat Shah kembali mengangkatnya tidak lama kemudian. AS mengamati apa yang terjadi di Iran dengan penuh kecurigaan. Intelijen Inggris bekerja sama dengan CIA kemudian menyimpulkan Mossadegh punya kaitan dengan komunis dan bisa membawa Iran ke arah Soviet jika dia masih berkuasa. Bersama Shah dan Intelijen Inggris, CIA mulai merancang skenario buat menjatuhkan Mossadegh.
Sang perdana menteri rupanya mengendus rencana busuk itu dan menyerukan kepada para pendukungnya untuk turun ke jalan. Pada saat itu Shah pergi kel luar negeri dengan alasan 'berobat'.
Intelijen Inggris akhirnya menarik diri dari skenario sementara CIA terus menjalankan operasi rahasia itu. CIA bekerja sama dengan pasukan pro-Shah dan terpenting, militer Iran, untuk menjalankan misinya. Lewat cara-cara ancaman, suap, CIA berhasil mempengaruhi berbagai elemen hingga merancang rencana kudeta terhadap Mossadegh.
Pada 19 Agustus 1953, militer yang didukung massa turun ke jalan dan didanai CIA, berhasil menggulingkan Mossadegh. Shah kemudian kembali untuk mengambil alih kekuasaan dan menandatangani kerja sama ladang minyak Iran dengan perusahaan AS.
Mossadegh kemudian ditangkap, dibui tiga tahun, lalu meninggal dalam masa tahanan rumah pada 1967.
AS menjadi sekutu Iran paling dipercaya di masa Perang Dingin dan bantuan ekonomi serta militer dari AS mengalir buat Iran di era 1950-an, 1960-an, dan 1970-an. Pada 1978 gelombang massa anti-Shah dan anti-Amerika berunjuk rasa hingga menggulingkan Shah lewat Revolusi Iran 1979. [pan]
Baca juga:
Kubu pro dan antipemerintah Iran pakai media sosial untuk galang massa unjuk rasa
Pasukan Garda Revolusi Iran dikerahkan ke wilayah rawan unjuk rasa
Demo Iran bisa berdampak luas ke Timur Tengah
Aksi massa pro-pemerintah menyemut di jalanan Iran
Aktor-aktor kunci dalam unjuk rasa di Iran
Kerusuhan di Penjara Kolombia, 49 Napi Tewas Saat Hendak Kabur
Sekitar 32 Menit yang laluWaspada Gelombang Baru Covid, Ini Daftar Varian Virus Corona Paling Menular
Sekitar 3 Jam yang laluPotret Jokowi dan Iriana Berangkat ke Ukraina dengan Kereta Luar Biasa
Sekitar 4 Jam yang laluIlmuwan Siapkan 'Kotak Hitam' untuk Merekam Bagaimana Jika Kiamat Terjadi
Sekitar 15 Jam yang laluJurnalis Muslim India Ditangkap karena Cuitan Tahun 2018
Sekitar 16 Jam yang laluJelang Kongres Partai Komunis, Xi Jinping Minta Masukan dari Netizen China
Sekitar 17 Jam yang laluIlmuwan Temukan Bakteri Terpanjang di Dunia, Seukuran Organ Manusia
Sekitar 18 Jam yang laluPoin-Poin Krusial yang Disuarakan Jokowi kepada Pemimpin Negara dalam KTT G7
Sekitar 20 Jam yang lalu46 Mayat Ditemukan di dalam Truk Terlantar di Texas
Sekitar 20 Jam yang laluJepang Minta 37 Juta Warga Matikan Lampu
Sekitar 22 Jam yang laluSerangan Rudal Hantam Mal di Ukraina, 16 Orang Tewas
Sekitar 23 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluBawa Misi Perdamaian ke Ukraina, Jokowi: Semoga Dimudahkan
Sekitar 12 Menit yang laluPotret Jokowi dan Iriana Berangkat ke Ukraina dengan Kereta Luar Biasa
Sekitar 4 Jam yang laluMomen Jokowi Dicolek dan Jadi Sorotan Pemimpin Dunia saat KTT G7
Sekitar 19 Jam yang laluMomen Akrab Jokowi Dirangkul Joe Biden di KTT G7
Sekitar 1 Hari yang laluWaspada Gelombang Baru Covid, Ini Daftar Varian Virus Corona Paling Menular
Sekitar 3 Jam yang laluUpdate Kasus Covid Nasional Hari Ini Per 28 Juni 2022
Sekitar 17 Jam yang laluAlasan Pemerintah Tak Batasi Aktivitas Masyarakat Meski Covid-19 Naik Lagi
Sekitar 22 Jam yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluBawa Misi Perdamaian ke Ukraina, Jokowi: Semoga Dimudahkan
Sekitar 12 Menit yang laluPotret Jokowi dan Iriana Berangkat ke Ukraina dengan Kereta Luar Biasa
Sekitar 4 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami