Janet Yellen, sosok Yahudi liberal calon gubernur bank sentral
Merdeka.com - Gedung Putih kemarin mengatakan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama telah memilih Janet Louise Yellen sebagai kandidat gubernur bank sentral Amerika menggantikan Ben Bernanke.
Sebelumnya, perempuan berusia 67 tahun itu sudah menjadi wakil gubernur bank sentral sejak 2010. Jika disetujui oleh Senat maka Yellen dengan demikian akan menjadi perempuan pertama yang memimpin bank sentral Amerika, jabatan yang disebut-sebut nomor dua terpenting setelah presiden.
Perempuan Yahudi yang lahir di Brooklyn, New York, 13 Agustus 1946 ini pernah bersekolah di Fort Hamilton School di wilayah Brooklyn. Ayahnya dokter dan ibunya guru. Seorang temannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) mengatakan Yellen pernah menjadi editor di koran sekolah, seperti dilansir situs Business Insider, Rabu (9/10).
"Dia seorang liberal khas 60-an. Dia sangat tertarik dengan pendidikan dan mampu membahas banyak masalah sosial," kata Charles Saydah, pensiunan wartawan yang pernah satu tim dengan Yellen di koran sekolah.
Susan Grosart, teman sekolahnya juga, mengatakan Yellen orang yang senang bertualang. Grosart mengisahkan dia dan Yellen sering menonton konser musik di Linclon Center pada Minggu petang.
"Dia sosok yang selalu tertarik dengan banyak hal," kata Grosart.
Yellen lulus summa cum laude dari jurusan ekonomi di Universitas Brown pada 1967. Empat tahun kemudian dia meraih gelar Ph.D di bidang ekonomi dari Universitas Yale. Sejak 1971 hingga 1976 dia pernah menjadi asisten profesor di Universitas Harvard. Dia menikah dengan George Arkelof, ekonom peraih Nobel Ekonomi 2001, pada 1978.
Sebelum menjadi pilihan Obama, Yellen merupakan presiden dan direktur eksekutif Bank Sentral di San Fransisco pada 2004. Dia juga pernah menjabat ketua penasihat Dewan ekonomi bagi Presiden Bill Clinton.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaJokowi soal Masyarakat Gadaikan Sertifikat Tanah ke Bank: Jangan Beli Mobil, Dihitung Bisa Cicil Tidak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaInvestor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca Selengkapnya