Merdeka.com - Katherine Russell, janda mendiang tersangka Bom Boston Tamerlan Tsarnaev dikabarkan mulai menolak aturan-aturan ketat Islam, yang telah dipaksakan oleh suaminya itu kepada dirinya.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (6/7), Katherine (24 tahun) kini tinggal di rumah orang tuanya di Negara Bagian Rhode Island, bersama-sama dengan putri dari hasil perkawinannya dengan Tamerlan. Keluarganya kini juga tengah mendorong dia untuk kembali menjadi seorang Nasrani.

Dia juga mengubah namanya kembali menjadi Katherine Russell dari Karima Tsarnaeva, nama yang dia pakai setelah menikah dengan Tamerlan. Suaminya itu tewas setelah terjadi baku tembak dengan polisi, buntut insiden pengeboman saat lomba lari maraton di Kota Boston pada 15 April lalu.

"Katherine perlahan-lahan mulai berubah," kata seorang sumber kepada tabloid the National Enquirer. Dia menambahkan bahwa Katherine sudah memakai cat kuku dan makan di restoran cepat saji.

Sebelumnya, Katherine mengalami perubahan drastis setelah pertemuannya dengan Tamerlan di sebuah perkumpulan saat keduanya kuliah.

Katherine juga bekerja sama dengan pejabat keamanan selama proses penyelidikan terkait insiden Bom Boston. Namun, dia menyatakan dirinya tidak tahu kalau suaminya itu telah merencanakan pengeboman saat lomba lari maraton di Boston. Saat itu, dia sedang bekerja 80 jam per pekan sebagai petugas kesehatan.

"Katherine sepenuhnya menjadi pelayan suaminya," ucap sumber tidak disebutkan namanya itu. "Dia seakan seperti meringkuk di sekitar suaminya."

Katherine sendiri tidak dituduh telah melakukan kejahatan. Namun, Biro Penyelidik Federal Amerika (FBI) telah mempertanyakan dia untuk mengetahui apakah dirinya ada petunjuk mengenai rencana suaminya itu.

Peristiwa Bom Boston menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang lainnya. Tamerlan dan adiknya, yang juga menjadi tersangka, Dzhokhar Tsarnaev, berasal dari Chechnya.