Islamofobia jadi alasan rakyat AS pilih Donald Trump

Rabu, 8 Juni 2016 07:13 Reporter : Pandasurya Wijaya
Islamofobia jadi alasan rakyat AS pilih Donald Trump Donald Trump. ©businessinsider

Merdeka.com - Calon kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump pernah mengatakan dia akan melarang seluruh muslim masuk ke Negeri Paman Sam. Pernyataannya itu kontan mengundang kritik dari banyak kalangan.

Kalimat Trump itu tidak lain adalah bentuk dari ketakutan terhadap Islam atau Islamofobia.

Menurut penelitian teranyar dari lembaga studi Pew yang dilansir surat kabar the Washington Post, Selasa (7/6), para pemilih di Partai Republik melihat kaum pendatang atau imigran bisa mengancam tradisi dan nilai-nilai budaya Amerika. Dari 4.385 responden yang disurvei pada 5 April hingga 2 Mei itu, hanya 21 persen menyatakan orang pendatang atau imigran bisa memperkuat Amerika.

Hanya sekitar 14 persen responden yang menyambut Islam. Populasi Amerika dalam beberapa dekade terakhir memang akan lebih banyak warga kulit hitam, Latin, dan Asia, bukan orang kulit putih. Sikap antipati terhadap Islam di AS meningkat seiring dengan dukungan terhadap Trump.

Sementara responden yang menilai Islam sebagai agama yang ramah kurang menyukai Trump.

Hal inilah yang justru menjelaskan mengapa pernyataan kontroversial Trump soal Islam itu justru membuat para pemilih Republik memberikan suaranya buat Trump.

Sejumlah pengamat menilai besarnya dukungan terhadap Trump dipengaruhi oleh dua faktor utama: ekonomi dan kecemasan rasial. Dalam hal ini kecemasan rasial memberikan suara lebih besar bagi Trump ketimbang alasan ekonomi.

Ketakutan terhadap Islam termasuk dalam kategori kecemasan rasial itu.

Pakar ilmu politik dari Hamilton College Philip Klinkner menjelaskan soal dukungan terhadap Trump.

"Dari analisis saya, mereka yang memperlihatkan kebencian terhadap warga Afrika-Amerika, lalu menilai muslim sama dengan kekerasan dan meyakini Presiden Barack Obama adalah muslim, memberikan pandangan positif terhadap sosok Trump," kata Klinkner.

[pan]

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini