Ini Sosok Radikal di Balik Kebijakan-Kebijakan Trump yang Kontroversial, Termasuk Perang Tarif dan Larangan Muslim
Dia memiliki pengaruh besar dalam membentuk agenda politik Trump.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat situasi perekonomian dunia memanas setelah kebijakannya menaikkan tarif impor dari sejumlah negara, termasuk China.
Sejumlah pengamat menilai kebijakan Trump itu juga banyak dipengaruhi oleh sosok penasihat keamanan dalam negerinya yaitu Stephen Miller.
Stephen Miller memang dianggap sebagai salah satu sosok kunci di balik banyak kebijakan Donald Trump, terutama dalam hal imigrasi, keamanan dalam negeri, dan beberapa aspek kebijakan perdagangan.
Dilansir AP, sebagai Penasihat Keamanan Dalam Negeri dan Wakil Kepala Staf untuk Kebijakan di Gedung Putih pada masa jabatan kedua Trump (mulai 2025), serta penasihat senior selama masa kampanye dan jabatan pertama Trump (2017-2021), Miller memiliki pengaruh besar dalam membentuk agenda politik Trump.
Dari keluarga Yahudi
Miller lahir pada 23 Agustus 1985 di Santa Monica, California, dan berasal dari keluarga Yahudi yang awalnya berpikiran liberal. Miller menjadi terkenal karena pandangan politiknya yang konservatif ekstrem, terutama dalam hal kebijakan anti-imigrasi.
Miller mulai menunjukkan kecenderungan konservatif dan radikal sejak remaja setelah membaca buku Guns, Crime, and Freedom karya Wayne LaPierre dari National Rifle Association. Saat bersekolah di Santa Monica High School, ia sering tampil di radio konservatif dan menulis surat kritik terhadap sekolahnya, misalnya dengan menyatakan bahwa "Osama bin Laden akan merasa disambut di Santa Monica High School" pasca-serangan 9/11. Ia melanjutkan pendidikan di Duke University, di mana ia aktif dalam gerakan konservatif, menulis kolom opini yang kontroversial.
Penulis pidato Trump
Miller bergabung dengan tim Trump sebagai penasihat senior selama masa kampanye 2016. Ia dikenal sebagai arsitek utama kebijakan imigrasi Trump, termasuk larangan perjalanan (travel ban) terhadap beberapa negara mayoritas muslim, kebijakan pemisahan keluarga migran di perbatasan, dan pengurangan jumlah pengungsi yang diterima AS. Miller juga menulis pidato pelantikan Trump 2017 yang terkenal dengan istilah "American Carnage."
Kebijakan dan tindakan Miller sering menuai kritik keras karena retorika nasionalisme ekonomi dan proteksionisme, terutama dalam konteks hubungan AS dengan China, sebagaimana tercermin dalam kebijakan tarif Trump.
Kebijakan Perdagangan dan Tarif
Meskipun fokus utamanya adalah imigrasi, Miller juga mendukung agenda nasionalisme ekonomi Trump, termasuk kebijakan tarif yang agresif terhadap negara seperti China. Sebagai penasihat senior, ia membantu membentuk retorika "America First" yang mendorong proteksionisme, seperti tarif 145% terhadap barang China yang diberlakukan pada 2025.
Miller sering menggunakan argumen keamanan nasional untuk membenarkan tarif dan pembatasan perdagangan, misalnya dengan mengklaim bahwa ketergantungan pada rantai pasok China membahayakan ekonomi AS.Menurut laporan Politico (2025), ia sering menjadi penggerak utama dalam mendorong kebijakan ekstrem, bahkan ketika penasihat lain menentangnya.
