Ini cara Lee Kuan Yew bawa ekonomi Singapura jauh tinggalkan RI
Merdeka.com - Perdana Menteri Singapura Pertama, Lee Kuan Yew, tutup usia hari ini (23/3) pukul 03.18 dini hari waktu setempat, akibat serangan pneumonia sejak pekan lalu. Politikus pendiri Singapura ini sukses membawa negaranya walau tanpa sumber daya alam, menjadi salah satu yang paling makmur di dunia.
Ketika Lee dan Partai Aksi Rakyat (PAP) berhasil memperjuangkan kemerdekaan Singapura dari Inggris pada 1959, rencana awalnya negara kota itu harus bergabung dengan Federasi Malaya. Tanpa adanya dukungan Malaysia, Lee khawatir Singapura akan kehabisan sumber daya, khususnya minyak dan air bersih.
Sayangnya, sepanjang awal 1960, etnis Melayu banyak menyerang penduduk Tionghoa. Warga Singapura merasa terdiskriminasi, sehingga akhirnya Lee memberanikan diri berpisah dari Federasi Malaya pada 9 Agustus 1965.
Tugas itu nyaris mustahil, karena 65 persen warga masuk kategori miskin. Banyak infrastruktur hancur karena tentara Jepang merusak kota pelabuhan jajahan Inggris itu pada Perang Dunia ke-2.
"Saat kami merdeka, Singapura merupakan kota yang cukup bobrok. Banyak kerusakan sehabis perang, namun kami mulai membangun kembali," cerita Lee Kuan Yew mengenang terbentuknya Singapura, seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (23/3).
"Pada saat itu, yang menjadi fokus kami adalah bagaimana mencari nafkah utnuk menghidupi para warga Singapura. Lalu kami mulai melakukan investasi di berbagai bidang," lanjut Lee.
Perdana menteri berhaluan sosialis itu lalu fokus menggenjot produktivitas warga. Caranya, mereka harus mendapat subsidi rumah, agar tidak dibebani urusan selain kerja. Kini, 90 persen dari 3 juta warga Singapura memiliki rumah berkat skema subsidi negara.
Singapura juga memaksimalkan potensinya sebagai kota pelabuhan. Insentif pajak diberikan bagi perusahaan multinasional yang tertarik membangun basis produksi di negara kota itu. Lapangan kerja pun terbentuk, tanpa mengandalkan sumber daya alam.
Keseimbangan ekonomi liberal dengan intervensi pemerintah untuk melindungi kebutuhan dasar warga, menjadi faktor utama kemajuan Negeri Singa, jauh meninggalkan Malaysia atau Indonesia. Sepanjang 1965-2011, pendapatan per kapita Singapura melonjak 100 kali lipat, mencapai USD 55 ribu per orang per tahun. Di Asia, cuma Jepang yang bisa sejajar Singapura.
Setiap warga juga didorong memiliki saham melalui Lembaga Saham Pusat yang didirikan pemerintah. Dalam bidang ekonomi, Lee Kuan Yew membuat tabungan wajib bagi warganya (diberi nama CPF), alhasil Singapura negara dengan jumlah dana pihak ketiga tertinggi di dunia.
Sistem kesehatan dan pendidikan yang disubsidi dari pemerintah juga dilakukan dengan baik dan menjadi yang terbaik di ASEAN. Puncaknya, Lee juga berhasil membersihkan birokrasi dari pegawai korup. Seluruh ekspatriat atau perusahaan asing di Negeri Singa mengakui layanan pemerintah sangat bagus dan bebas pungli.
Dalam wawancara empat tahun lalu, Lee mengenang segala terobosannya demi memajukan ekonomi Singapura. Dia menyatakan, untuk negara berkembang, tidak ada pembangunan sukses meniru cara negara maju.
"Saya selalu berpikir, ini Singapura. Apa cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah di sini? Dan saya bersyukur, saya berhasil meningkatkan harkat dua juta penduduk Singapura," tandasnya.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Tom Lembong Bak Kena Kutukan 2 Kali Jadi Penasihat Ekonomi Capres, Jokowi dan Anies
Tom Lembong menjadi penasihat ekonomi Jokowi sejak 2013.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnya