Ini Alasan Mengapa Demonstran Hong Kong Mengibarkan Bendera Amerika
Merdeka.com - Ketika demonstran bertopeng berkumpul di pusat Kota Hong Kong di Chater Garden Minggu lalu, ada suasana tak lazim berkumandang di udara: terdengar suara lagu nasional Amerika Serikat yang dinyanyikan oleh pendemo berkaca mata hitam dan memakai topeng hitam.
Dalam unjuk rasa itu sebagian massa juga mengibarkan bendera Amerika dan koran China Daily yang terbit hari itu kembali menegaskan keputusan Beijing terhadap kota semi-otonomi khusus itu yang sudah dilanda unjuk rasa sejak Juni.
"Melihat dari persiapan, strategi sasaran, taktik unjuk rasa dan pasokan logistik, rasanya sulit untuk percaya demonstrasi ini sama sekali tidak dirancang," tulis koran pro-pemerintah China itu.
Dalam tajuk rencana koran itu juga dikatakan unjuk rasa di Hong Kong adalah 'revolusi warna' yang dirancang oleh oposisi lokal bersekongkol dengan orang asing, dalam hal ini Amerika Serikat.
Dikutip dari laman Asia Times, (31/7), istilah 'revolusi warna' adalah gerakan pro-demokrasi yang mengadopsi dari warna-warna bunga sebagai simbol dan terjadi di sejumlah negara bekas Uni Sovyet pada awal tahun 2000. Gerakan itu akhirnya menumbangkan sejumlah rezim setelah didukung para aktivis mahasiswa dan kelompok masyarakat madani dari Barat.
Tujuan dari unjuk rasa semacam itu, kata editorial China Daily, adalah untuk 'menggulingkan pemerintahan dengan menggunakan teknologi komunikasi guna menyebarkan rumor, ketidakpercayaan dan ketakutan'. Pemerintah China selama ini khawatir gerakan massa itu akan membuat Hong Kong menjadi basis politik pihak asing yang bisa mengacaukan situasi.
Sabtu lalu Asia Times mewawancarai seorang pendemo berusia 24 tahun yang membawa bendera Amerika dan mengaku namanya David.
"Saya ingin mendesak Kongres AS untuk mengesahkan Undang-undang Hak Asasi dan Demokrasi Hong Kong secepatnya. Undang-undang itu akan membuat Hong Kong mendapatkan hak pilih universal dalam pemilu pada 2020," kata dia optimis.
©AFP PHOTOUndang-undang yang bulan lalu diusulkan oleh senator Republik Marco Rubio dan anggota kongres Demokrat Jim McGovern itu akan memberlakukan sanksi dan larangan bepergian bagi individu di China dan Hong Kong yang terlibat pelanggaran HAM.
Selain itu undang-undang itu nantinya akan membuat presiden AS saban tahun menjamin Hong Kong sebagai kawasan otonomi mandiri dan mendapat perlakuan khusus dalam hubungan dagang.
Ketika ditanya apakah tindakannya didalangi oleh pemerintah asing, si pendemo itu menjawab: "Saya hanya menyampaikan pendapat, saya tidak dibayar siapa pun. Pemerintah China menganggap demo ini bikinan asing, bukan orang Hong Kong."
Beijing melihat masalah ini dari sudut pandang yang lain. Pekan lalu juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying menuding pejabat AS berada di balik demo Hong Kong.
"Kita bisa melihat pejabat AS berada di balik insiden semacam itu. Bisakah mereka menyampaikan kepada dunia apa yang mereka lakukan dan apa tujuannya?" tanya Hua Chunying dalam jumpa pers rutin.
"Kami sarankan AS jangan ikut campur," ujar Hua tanpa merinci siapa pejabat dimaksud atau mereka terlibat apa.
Sejumlah politisi dan aktivis Hong Kong, termasuk pentolan gerakan demo pada 2014 Lee, profesor hukum Benny Tai dan aktivis Joshua Wong, pernah terbang ke Washington dalam beberapa tahun belakangan untuk menerima sejumlah penghargaan dan mengadakan konferensi pers, bertemu para pejabat AS dan penentu kebijakan luar negeri.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenapa Nasi Goreng Hong Kong Berwarna Putih? Ternyata Ini Alasannya!
Meskipun memiliki nama yang mengacu pada kota Hong Kong, sebenarnya tidak memiliki asal usul yang jelas terkait dengan kota tersebut.
Baca SelengkapnyaFOTO: Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Demonstran Yahudi-Amerika Nekat Blokade Jalan Tol di Los Angeles
Mereka menuntut Amerika Serikat agar menghentikan dukungannya ke Israel yang melancarkan serangan di Gaza.
Baca SelengkapnyaKisah S.A.E Nababan, Pendeta Asal Tarutung yang Pelayanannya Dikenal Hingga Dunia Internasional
Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) ini memiliki kisah perjuangan dalam persekutuan gereja di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
FOTO: Demo Petani Eropa Ricuh, Aksi Bakar Ban hingga Sebar Jerami ke Jalanan Bikin Kota Brussel Mencekam
Aksi demonstrasi yang sudah berlangsung selama berminggu-minggu ini dilakukan serentak oleh para petani di seluruh Eropa.
Baca SelengkapnyaKonvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965
Konvensi ini lahir sebagai tanggapan terhadap tantangan yang dihadapi oleh banyak negara yang berjuang untuk melawan diskriminasi rasial.
Baca SelengkapnyaFOTO: Momen Perdana Amerika Serikat Kirim Bantuan ke Jalur Gaza, Ribuan Paket Makanan Dijatuhkan dari Udara
Amerika Serikat, yang menjadi sekutu utama Israel, akhirnya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza untuk pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaFOTO: Aksi Massa Pro Palestina di London Kembali Demo Tuntut Genjatan Senjata
Serangan tanpa henti Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 27 ribu orang.
Baca SelengkapnyaFOTO: Momen Pemimpin Oposisi Korea Selatan Ditikam di Leher Saat Konferensi Pers
Lee Jae-myung diserang saat ia berbicara kepada wartawan dalam sebuah kunjungan ke kota pelabuhan Busan di bagian tenggara Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaPenyelundupan ke Hong Kong dan Denmark Terbongkar, Sisik Tenggiling Disamarkan dengan Keripik Singkong
Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta menggagalkan upaya penyelundupan 53 kilogram sisik tenggiling ke Hong Kong dan Denmark.
Baca Selengkapnya