Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Infeksi Corona Meningkat, 15.000 Pengungsi Rohingya Dikarantina di Bangladesh

Infeksi Corona Meningkat, 15.000 Pengungsi Rohingya Dikarantina di Bangladesh Kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh terpapar Covid-19. ©SUZAUDDIN RUBEL/AFP

Merdeka.com - Sedikitnya 15.000 pengungsi Rohingya dikarantina di kamp-kamp di Bangladesh, ketika angka infeksi virus corona di kamp tersebut naik menjadi 29. Pakar kesehatan sejak lama mengingatkan virus bisa menular cepat di area pengungsian yang menampung jutaan warga Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar. Pemerintah setempat juga telah membatasi pergerakan di area kamp pengungsi sejak April.

Dilansir dari Aljazeera, Rabu (27/5), kasus pertama di kawasan kamp pengungsian terdeteksi pada pertengahan Mei.

"Tak ada infeksi yang kritis. Paling hanya menunjukkan gejala. Tetap kami membawa mereka ke pusat isolasi dan mengkarantina keluarga mereka," jelas pejabat senior kesehatan, Toha Bhuiyan di sekitar wilayah Cox's Bazar kepada AFP pada Senin.

Bhuiyan mengatakan, jalan sempit menuju distrik tiga kamp, di mana mayoritas infeksi terdeteksi, telah ditutup pihak berwenang. Sebanyak 15.000 warga Rohingnya yang tinggal di sana dibatasi pergerakannya.

Hal ini dilakukan saat para relawan mengungkapkan ketakutan mereka terinfeksi di kamp-kamp pengungsi karena mereka bekerja tanpa perlindungan yang cukup.

Dua kawasan yang juga diisolasi berada di kamp Kutupalong, penampungan bagi 600.000 Rohingya.

"Kami berupaya meningkatkan tes secepat mungkin untuk memastikan kami bisa menelusuri semua orang yang terinfeksi dan kontak mereka," kata Bhuiyan.

Tujuh pusat isolasi dengan kapasitas 700 pasien Covid-19 telah disiapkan dan diharapkan jumlah pasien yang dirawat sampai akhir Mei di bawah 2.000.

Namun menurut salah satu pendiri Koalisi Pembebasan Rohingya, Nay San Lwin, tak tersedia cukup ranjang ICU dan ventilator untuk para pengungsi dan masyarakat lokal di wilayah Cox's Bazar.

Minim Kebersihan dan Perlindungan

Mahbubur Rahman, kepala pejabat kesehatan Cox's Bazar, mengatakan pihak berwenang berharap pekan ini jumlah tes bisa dua kali lipat setiap hari, yang biasanya 188.

Dia mengatakan pembatasan masuk lebih lanjut telah diberlakukan di kamp, dengan karantina 14 hari diberlakukan bagi siapa pun yang berkunjung dari Dhaka.

"Kami sangat khawatir karena kamp-kamp Rohingya sangat padat. Kami menduga penularan komunitas (dari virus) telah dimulai," kata Rahman kepada AFP.

Pada Senin, Bangladesh mencatat rekor lonjakan kasus dalam sehari yaitu 1.975 infeksi baru, sehingga total menjadi 35.585 kasus dan 501 kematian.

Pada awal April, pihak berwenang memberlakukan penutupan total di distrik Box Cox - rumah bagi 3,4 juta orang termasuk para pengungsi - setelah sejumlah infeksi terjadi di luar kamp.

Pekerja amal dan aktivis telah menyuarakan keprihatinan tentang kurangnya kebersihan dan perlindungan di kamp.

"Karena kamp-kamp penuh sesak, jarak sosial hampir tidak mungkin," kata Lwin kepada Aljazeera.

Dia menambahkan, terdapat rendahnya kesadaran tentang virus di tengah masyarakat, setelah pemerintah setempat memutuskan akses internet pada September untuk memerangi penyelundup narkoba dan penjahat lainnya.

"Banyak yang tidak mengetahui bagaimana penyakit ini menyebar, bagaimana mencegah dan mengendalikannya," kata Lwin.

"Tidak seperti warga dunia, penderitaan mereka sedikit lebih daripada yang lain. Yang lain dapat mengakses informasi untuk mencegah agar tidak terinfeksi, tetapi Rohingya di kamp-kamp bahkan tidak diizinkan mengakses informasi."

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya

3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya

Polres Langsa, Aceh menetapkan tiga warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya

Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya

Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.

Baca Selengkapnya
Viral Pengungsi Rohingya Merasa Kurang Saat Diberi Nasi Bungkus, Begini Respons Warganet

Viral Pengungsi Rohingya Merasa Kurang Saat Diberi Nasi Bungkus, Begini Respons Warganet

Viral pengungsi Rohingya merasa kurang saat diberi nasi bungkus, begini respon warganet.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Klaim Kapal Pengangkut Etnis Rohingya Berangkat dari Bangladesh ke Indonesia, Cek Faktanya

Klaim Kapal Pengangkut Etnis Rohingya Berangkat dari Bangladesh ke Indonesia, Cek Faktanya

Beredar kapal etnis Rohingya diberangkatkan ke Indonesia langsung dari Bangladesh

Baca Selengkapnya
170 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Langkat, Ada yang Sakit dan Kelaparan

170 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Langkat, Ada yang Sakit dan Kelaparan

170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Ratusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan

Ratusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan

Hingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.

Baca Selengkapnya
13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa

13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa

Mereka berangkat dari Bangladesh dan tiba di Pekanbaru Rabu (13/12) malam.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bawa Polemik Pengungsi Rohingya saat Bertemu Pimpinan Negara ASEAN di Jepang

Jokowi Bawa Polemik Pengungsi Rohingya saat Bertemu Pimpinan Negara ASEAN di Jepang

Jokowi menilai polemik Rohingya jadi persoalan dunia bukan negara yang disinggahi saja

Baca Selengkapnya