Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ilmuwan: Sembilan Juta Orang Meninggal Setiap Tahun karena Polusi Sejak 2015

Ilmuwan: Sembilan Juta Orang Meninggal Setiap Tahun karena Polusi Sejak 2015 Polusi udara di Delhi, India. ©Money Sharma/AFP

Merdeka.com - Kematian yang disebabkan pencemaran lingkungan di seluruh dunia diperkirakan mencapai 9 juta per tahun sejak 2015. Ini disebabkan polusi udara yang semakin memburuk dan racun timbal, menurut hasil penelitian para ilmuwan yang diungkapkan pada Selasa.

Menurut analisis data para ilmuwan terkait tingkat kematian dan polusi global, angka kematian akibat polusi naik 7 persen dari 2015-2019, yang sebagian besar dipicu polusi udara yang dihasilkan industri disertai urbanisasi.

"Kita seperti berada dalam panci rebus dan terbakar pelan-pelan," kata salah satu penulis penelitian, Richard Fuller, dikutip dari Reuters, Rabu (18/5),

Namun sayangnya, lanjut Fuller, kita tidak terlalu fokus menangani polusi lingkungan ini.

Penelitian yang sama yang diterbitkan pada 2017 juga memperkirakan kematian akibat polusi sekitar 9 juta per tahun atau 1 dari enam kematian di seluruh dunia. Dan kerugian ekonomi global akibat hal ini bisa mencapai USD 4,6 triliun per tahun.

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal online Lancet Planetary Health, para penulis menganalisis data dari Global Burden of Disease tahun 2019, Untuk studi terbaru mereka, yang diterbitkan dalam jurnal online Lancet Planetary Health, penulis menganalisis data 2019 dari Global Burden of Disease, studi berkelanjutan Universitas Washington yang menilai paparan polusi secara keseluruhan dan menghitung risiko kematian.

Analisis baru melihat lebih spesifik pada penyebab polusi – memisahkan kontaminan tradisional seperti asap dalam ruangan atau limbah dari polutan yang lebih modern, seperti polusi udara industri dan bahan kimia beracun.

Air dan Udara dalam Ruangan

Kematian akibat polutan tradisional menurut secara global. Namun, polutan tradisional ini masih menjadi masalah besar di Afrika dan beberapa negara berkembang lainnya.

Air dan tanah tercemar serta udara kotor dalam ruangan menjadi penyebab kematian terbesar di tiga negara Afrika; Chad, Niger, dan Republik Afrika Tengah, berdasarkan data yang disesuaikan dengan jumlah penduduk.

Di beberapa tempat, program pemerintah untuk memutus polusi udara dan perbaikan sanitasi membantu menurunkan angka kematian akibat polusi. Di Ethiopia dan Nigeria, program pemerintah menyebabkan angka kematian akibat polusi turun dua pertiga antara tahun 2000 dan 2019.

Polutan modern

Tim peneliti yang juga direktur eksekutif Aliansi Global Kesehatan dan Polusi yang berbasis di New York, Rachael Kupka, mengatakan kematian yang disebabkan paparan polutan modern seperti logam berat, bahan kimia pertanian, dan emisi bahan bakar fosil meningkat pesat, naik 66 persen sejak 2000.

Para penulis penelitian mengatakan, jika berbicara soal polusi udara luar ruangan, beberapa negara berhasil mengatasinya seperti Bangkok, China, dan Mexico City. Namun di kota-kota yang lebih kecil, tingkat polusi terus meningkat.

Penelitian ini mencantumkan daftar 10 negara yang paling banyak mencatat kematian akibat polusi, berdasarkan temuan mereka terkait kematian yang disesuaikan dengan populasi:

1. Chad2. Republik Afrika Tengah3. Niger4. Kepulauan Solomon5. Somalia6. Afrika Selatan7. Korea Utara8. Lesotho9. Bulgaria10. Burkina Faso

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bertambah, Petugas Pemilu di Jatim yang Meninggal Dunia Capai 30 Orang
Bertambah, Petugas Pemilu di Jatim yang Meninggal Dunia Capai 30 Orang

Penyebab meninggalnya petugas pemilu di Jatim bervariasi.

Baca Selengkapnya
Peneliti Ungkap Generasi Muda Punya Ukuran Otak yang Lebih Besar, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan
Peneliti Ungkap Generasi Muda Punya Ukuran Otak yang Lebih Besar, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Ternyata ukuran otak generasi muda lebih besar dari generasi sebelumnya. Ini dampak bagi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Penyakit Akibat Pemanasan Global yang Wajib Diwaspadai
Penyakit Akibat Pemanasan Global yang Wajib Diwaspadai

Di tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mendagri Minta Dukcapil Kebut Urus Surat Kematian Petugas Pemilu Meninggal Dunia
Mendagri Minta Dukcapil Kebut Urus Surat Kematian Petugas Pemilu Meninggal Dunia

Data KPU per Senin 19 Februari 2024 mencatat jumlah petugas Pemilu meninggal dunia mencapai 71 orang.

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Potret Terkini di Pelabuhan Merak: Cuaca Cerah, Kendaraan Pemudik Masih Mengular Panjang
Potret Terkini di Pelabuhan Merak: Cuaca Cerah, Kendaraan Pemudik Masih Mengular Panjang

Dermaga eksekutif menjadi pilihan bagi pemudik perjalan kaki, karena akses yang cukup dekat dari terminal terpadu Merak.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Dalih Sengatan Listrik di Pondok Pesantren
Dalih Sengatan Listrik di Pondok Pesantren

Penganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.

Baca Selengkapnya