Ilmuwan Pencipta Vaksin Covid-19 Harap Kehidupan Normal Kembali Tahun Depan
Merdeka.com - Jika vaksinasi virus corona diluncurkan secara luas, kehidupan dapat kembali "normal" pada musim dingin mendatang. Demikian disampaikan salah satu ilmuwan yang mengembangkan vaksin virus corona kemarin.
Ugur Sahin, salah satu pendiri perusahaan Jerman BioNTech mengatakan kepada The Andrew Marr Show BBC, "musim dingin ini akan berat", tanpa dampak besar dari vaksinasi.
Bersama dengan perusahaan farmasi raksasa AS, Pfizer, BioNTech sedang mengembangkan kandidat vaksin. Israel telah memesan jutaan unit vaksin, berharap pengiriman pertama akan tiba di negara itu pada Januari.
"Jika semua berjalan lancar, kami akan mulai mengirimkan vaksin pada akhir tahun ini, atau awal tahun depan," jelas Sahin, dikutip dari Times of Israel, Senin (16/11).
"Target kami adalah memberikan lebih dari 300 juta dosis pada April tahun depan, yang sudah dapat berdampak," lanjutnya.
Sahin memperkirakan, tingkat infeksi akan turun di musim panas. Dia juga mengatakan vaksinasi sangat penting dilakukan pada musim gugur.
Dia mengatakan, sejumlah perusahaan yang mengembangkan vaksin sedang berupaya meningkatkan pasokan.
"Jadi, kami bisa mengalami musim dingin normal (tahun) berikutnya," ujarnya.
Sahin dan istrinya Ozlem Tureci mendirikan BioNTech di kota Mainz di Jerman barat pada tahun 2008. BioNTech sekarang bernilai USD 25,8 miliar.
Setelah mengidentifikasi cetak biru vaksin yang menjanjikan, perusahaan ini menjalin kemitraan dengan Pfizer pada Maret. Vaksin yang dikembangkan kedua perusahaan ini dilaporkan memiliki efektivitas lebih dari 90 persen.
Sejumlah negara telah memesan jutaan dosis vaksin, di antaranya Israel dan Uni Eropa.
Pada Jumat lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan Israel telah menandatangani kesepakatan dengan Pfizer untuk membeli jutaan suntikan vaksin virus corona.
Sebagai bagian dari perjanjian dengan Pfizer, Netanyahu mengatakan Israel akan menerima 8 juta dosis vaksin, cukup untuk 4 juta orang Israel. Netanyahu berharap Pfizer akan mulai memasok vaksin pada Januari, menunggu otorisasi dari pejabat kesehatan di Amerika Serikat dan Israel.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya