Merdeka.com - Presiden terpilih Brasil Jair Bolsnaro menyampaikan rencana untuk memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dengan dilakukannya pemindahan ini, maka Brasil akan menjadi negara terbesar setelah Amerika Serikat yang melakukan perubahan kontroversional.

"Seperti yang kami nyatakan selama masa kampanye, kami bermaksud untuk memindahkan Kedutaan Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem. Israel adalah negara yang berdaulat dan kami menghormati itu," tulis Bolsonaro dalam akun Twitternya, dikutip dari NDTV, Jumat (2/11).

Dalam sebuah wawancara, Bolsonaro mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk memutuskan di mana ibu kotanya akan ditempatkan, seperti halnya Brasil memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia pada tahun 1960.

Sebagaimana diketahui, Israel menganggap seluruh kota Yerusalem sebagai ibu kotanya, sementara Palestina menganggap Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka. Pihak internasional meminta agar seluruh wilayah kota harus dinegosiasikan antara kedua belah pihak.

Israel sendiri telah menduduki Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari pada 1967 silam lalu kemudian mencaplok wilayah itu meki tidak pernah mendapat persetujuan dari komunitas internasional.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik keputusan Bolsonaro dalam rangka memindahkan kedutaan negaranya ke Yerusalem.

"Saya mengucapkan selamat kepada rekan saya Presiden Brasil terpilih Jair Bolsonaro karena niatnya memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Ini adalah sebuah langkah bersejarah, benar, dan mengesankan," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.