Huawei Nyatakan Bersedia Tandatangani Perjanjian 'Tanpa Mata-Mata'
Merdeka.com - Pimpinan perusahaan Huawei, Liang Hua menyampaikan pihaknya bersedia menandatangani perjanjian tanpa mata-mata dengan pemerintah termasuk Inggris. Ini akibat kekhawatiran dari beberapa negara bahwa China memanfaatkan produk yang dibuat oleh perusahaan telekomunikasi untuk kegiatan mata-mata.
Perusahaan China ini telah membantah aktivitasnya menimbulkan risiko spionase atau sabotase. Huawei juga menyampaikan pihaknya independen dari pemerintah China, namun sejumlah negara telah memblokirnya dari jaringan 5G dengan alasan keamanan nasional.
Sebuah laporan baru-baru ini menyarankan Inggris mengizinkan perangkat telekomunikasi Huawei menjadi bagian dari jaringan 5G negara itu, dengan beberapa batasan.
"Kami bersedia menandatangani perjanjian tanpa mata-mata dengan pemerintah, termasuk pemerintah Inggris, untuk berkomitmen membuat peralatan kami memenuhi standar tanpa mata-mata, tanpa standar rahasia," kata Liang Hua melalui seorang penerjemah di sebuah konferensi bisnis di London pada Selasa, dilansir dari BBC, Rabu (15/5).
Huawei adalah perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Perusahaan ini menghadapi serangan dari negara-negara Barat karena kekhawatiran atas keamanan produk-produknya yang digunakan dalam jaringan 5G generasi berikutnya.
Australia dan Selandia Baru memblokir penggunaan perangkat Huawei di jaringan seluler 5G mereka.
Amerika Serikat melarang pemerintah federal menggunakan produk Huawei dan menekan negara sekutunya untuk melakukan hal yang sama. Pada Rabu, Reuters melaporkan AS kemungkinan akan memperketat pembatasan pada Huawei. Hal ini karena Presiden Donald Trump diperkirakan akan menandatangani perintah eksekutif pekan ini yang melarang perusahaan-perusahaan AS menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang menimbulkan risiko keamanan nasional.
Langkah ini diambil saat ketegangan AS-China tengah meningkat. AS menaikkan lebih dari dua kali lipat tarif masuk barang-barang China sebesar USD 200 milyar pada hari Jumat dan China membalas dengan menaikkan tarifnya pada produk-produk AS.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaPunya Ratusan Mobil Mewah, Ini Pekerjaan Sultan Ibrahim Iskandar Sebelum Dinobatkan Jadi Raja Malaysia
Bloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun
Mereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca SelengkapnyaHabiskan USD1,4 Miliar, Mobil Listrik Xiaomi Siap Bersaing dengan Tesla
Xiaomi dikabarkan sudah mendaftar izin penjualan mobil listrik pertamanya yang diberi nama SU7.
Baca SelengkapnyaLuhut Dapat Tugas Lagi, Kali Ini Urus Investasi Apple
Pemerintah tawarkan insentif menarik untuk Apple agar mau berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTelkom dan Huawei Jalin Kerja Sama untuk Buka Peluang Pangsa Pasar B2B di Indonesia
Telkom dan Huawei Jalin Kerja Sama strategis B2B, Data Center, dan Cloud, serta percepatan pembangunan keahlian TelkomGroup.
Baca SelengkapnyaJokowi Puji BRI: Sekarang Agen BRILink Ambil Alih Peran Rentenir
Kepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.
Baca SelengkapnyaHuawei Segera Rilis Produk Baru di Indonesia Sasar Anak Muda
Produk terbarunya akan mengadopsi teknologi Nearlink yang belum pernah ada pada produk sebelumnya.
Baca Selengkapnya