Hidup 22 tahun di bunker menghindari kejaran Saddam
Merdeka.com - Seorang tokoh politik Irak, Jawad al-Shammari, harus hidup di sebuah ruang kecil bawah tanah selama 22 tahun untuk menghindari kejaran dinas rahasia saat negeri itu dipimpin Presiden Saddam Hussein. Maklum saja, Saddam ketika itu sangat represif kepada seluruh lawan politiknya.
Menurut laporan surat kabar the Daily Mail, Senin (19/3), ruangan persembunyian Jawad memiliki panjang 2 meter dan lebar setengah meter. Di dalam bunker, pria yang sekarang sudah paruh baya itu hanya dilengkapi beberapa peralatan memasak, radio, dan sebuah Al-Qur'an.
Pada 1979, Jawad dituduh anggota Partai Islam Dawa yang didirikan oleh Muhammad Baqir al-Sadr, tokoh oposisi dari kalangan Syiah. Setelah bertahun-tahun harus pindah agar tidak tertangkap, akhirnya Jawad dan ibunya menggali sebuah lubang dekat rumahnya agar orang tuanya dapat mengunjungi dia sesering mungkin. Ibunya memasang sebuah pipa plastik supaya Jawad mendapatkan udara segar dan menyembunyikan ujungnya agar tidak ketahuan.
Saat Rezim Saddam berperang melawan Iran dan menginvasi Kuwait, serta membantai Suku Kurdi, Jawad terus menerus memanjatkan doa dari dalam bunker kecilnya agar pemerintah Irak yang lalim segera berakhir. Jawad bahkan tidak dapat hadir di pemakaman adiknya yang dihukum mati oleh pemimpin zalim itu.
Bahkan saat ibunya sakit keras, Jawad tidak berani mengunjungi karena jika dirinya terlihat oleh tentara Irak pasti langsung ditembak. Kondisi kesehatan tubuhnya pun memburuk saat tinggal di dalam bunker dan beberapa giginya pun tanggal. Jawad akhirnya keluar dari tempat persembunyian setelah rezim Saddam jatuh pada 2003.
Dia merasa seperti orang mati saat harus hidup di bunker tanpa lampu, cuma senter sebagai alat penerangan. Kerjanya saban hari hanya membaca Al-Qur'an dan mendengarkan siaran radio.
Pemerintah Irak sekarang memberikan kompensasi kepada seluruh tahanan politik dengan menyediakan pekerjaan. Namun sayangnya Jawad masih harus berjuang keras untuk hidup karena dia tidak dapat membuktikan dirinya tahanan politik semasa rezim Saddam. Sebab, dia bersembunyi di bunker buatan sendiri. "Hanya ibu saya yang tahu kisah sebenarnya dan memang dia tidak memiliki bukti kuat," kata Jawad.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesan Sahroni untuk Ridwan Kamil: Selamat Maju Pilkada DKI, Sampai Bertemu dengan Saya, Kang
Pesan Sahroni untuk Ridwan Kamil: Selamat Maju Pilkada DKI, Sampai Bertemu dengan Saya, Kang
Baca SelengkapnyaHakim MK Saldi Isra Cecar 4 Menteri Jokowi soal Presiden Lebih Sering ke Jawa Tengah Selama Pemilu 2024
"Apa sih kira-kira yang menjadi pertimbangan Presiden memilih misalnya ke Jawa Tengah itu lebih banyak kunjungannya dibandingkan ke tempat lain?" kata Saldi.
Baca SelengkapnyaMomen Lawas Wartawan Indonesia yang Disandera di Irak Disambut Presiden SBY, Kini Sosoknya Jadi Pejabat & Politikus Terkenal
Momen lawas Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid setelah dipulangkan ke Indonesia setelah disandera di Irak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaHakim Saldi Cecar Ahli dari Prabowo: Ada Calon yang Diarahkan Pemerintah?
apa yang saudara maksud dengan calon dukungan pemerintah di keterangan ahli tadi, tolong dijawab ini dulu," ujar Saldi
Baca SelengkapnyaHujan Gerimis Prabowo Kampanye di Sidoarjo, Erick Thohir hingga Bahlil Hadir
Prabowo mengenakan kemaja bewarna biru muda. Dia terlebih dahulu menyapa masyarakat yang telah menunggu ditengah hujan.
Baca SelengkapnyaMuhadjir dan Airlangga Jelaskan Sumber Dana Bansos yang Dibagikan Presiden Jokowi
Muhadjir mengatakan sumber dana bantuan sosial yang dibagikan Presiden Jokowi berada di luar alokasi dana untuk bansos dan beras.
Baca SelengkapnyaDi Sidang MK, Bawaslu Klaim Tak Temukan Pelanggaran Jokowi Bagi-Bagi Bansos di Jateng
Saksi dari Bawaslu, Nur Kholiq mengklaim tidak menemukan pelanggaran Pemilu saat Jokowi bagi-bagi bansos di Jateng.
Baca SelengkapnyaIstana Jawab Keanggotaan Jokowi di PDIP Usai Maruarar Mundur: Jangan Dihubung-hubungkan dengan Presiden
Maruarar Sirait mengatakan langkah politiknya mengikuti Joko Widodo
Baca Selengkapnya