Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

FBI Selidiki Keterlibatan Negara Lain dalam Kerusuhan Capitol

FBI Selidiki Keterlibatan Negara Lain dalam Kerusuhan Capitol Kerusuhan di Gedung Capitol AS. ©2021 Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang gedung parlemen, US Capi

Merdeka.com - FBI menyelidiki dugaan keterlibatan pemerintah negara lain, organisasi, atau individu yang menyediakan dukungan finansial pada orang yang membantu merencanakan dan mengeksekusi serangan Gedung Parlemen AS atau US Capitol pada 6 Januari lalu, menurut sebuah laporan berita pada Minggu.

Sebagai bagian penyelidikan, FBI sedang memeriksa pembayaran sebesar USD 500.000 dalam bentuk bitcoin, diduga oleh seorang warga negara Prancis, kepada tokoh dan kelompok utama tertentu sebelum kerusuhan, kata seorang pejabat saat ini dan seorang mantan pejabat FBI kepada NBC News.

Pembayaran tersebut didokumentasikan dan diunggah online pekan lalu oleh seorang perusahaan yang menganalisis transfer mata uang kripto. Pembayaran bitcoin bisa ditelusuri karena mereka terdokumentasi dalam buku kas publik.

Dikutip dari Aljazeera, Senin (18/1), pejabat FBI saat ini mengatakan transfer bitcoin nampaknya dilakukan seorang pemrogram Prancis yang bunuh diri pada 8 Desember tahun lalu setelah melakukan transfer, menurut media Prancis.

Pejabat FBI itu mengatakan, pembayaran mata uang kripto ini mendorong FBI untuk memeriksa apakah ada uang yang digunakan untuk mendanai tindakan ilegal. Jika benar, hal itu dapat meningkatkan kemungkinan pencucian uang dan tuduhan konspirasi.

Pada 8 Desember, Chainalysis melaporkan pendonor mentransfer 28.15 BTC – sekitar USD 522,000, kepada 22 penerima berbeda yang sebagian besar merupakan aktivis sayap kanan.

Unggahan blog Chainalysis, pertama kali disorot Yahoo News, mengatakan tokoh sayap kanan Nick Fuentes paling banyak menerima uang yaitu 13.5 BTC – senilai USD 250,000.

Dimanfaatkan Rusia, China, Iran

Terpisah, penilaian ancaman bersama yang dirilis pekan lalu oleh FBI, Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan berbagai badan kepolisian federal dan DC serta lainnya menyatakan sejak kerusuhan 6 Januari yang mematikan, "Aktor berpengaruh Rusia, Iran, dan China telah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperkuat narasi dalam memajukan kepentingan kebijakan mereka di tengah transisi presiden."

Rusia dan media proksi "telah memperkuat tema yang terkait dengan kekerasan dan kekacauan dalam insiden Capitol Hill, pemakzulan Presiden Donald Trump, dan sensor media sosial", kata laporan intelijen yang tidak diklasifikasikan itu.

"Setidaknya dalam satu contoh, proksi Rusia mengklaim bahwa anggota ANTIFA menyamar sebagai pendukung Presiden Trump, dan bertanggung jawab untuk menyerbu gedung Capitol."

Sementara itu, media China disebut memanfaatkan berita itu untuk merendahkan pemerintahan demokratis AS.

"Dan untuk membenarkan tindakan keras China terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong."

Penyelidikan dugaan pengaruh asing terkait dengan kerusuhan Capitol, yang melibatkan divisi kontraintelijen FBI, dilakukan setelah bertahun-tahun adanya bukti yang meningkat yang menyebut Rusia dan musuh asing lainnya berusaha secara diam-diam mendukung "ekstremis politik" kanan dan kiri.

Pejabat penegak hukum dan analis keamanan mengatakan telah lama ada "hubungan timbal balik antara supremasi kulit putih Barat dan pemerintah Rusia", seperti yang ditulis oleh dua sarjana dalam sebuah makalah bulan Februari di situs web JustSecurity.

Beberapa senator cukup prihatin tentang masalah ini sehingga mereka memasukkan persyaratan dalam undang-undang pertahanan 2021 bahwa Pentagon "melaporkan kepada Kongres tentang sejauh mana dukungan Rusia untuk 'kelompok dan jaringan ekstremis brutal yang bermotivasi rasial dan etnis di Eropa dan Amerika Serikat' - dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya".

Fuentes mengaku kepada ProPublica menghadiri kampanye "Hentikan Kecurangan" pada 6 Januari lalu, tetapi tidak mengikuti massa ke Capitol.

Satu kelompok pendukung Fuentes, yang menamakan dirinya Groyper Army, direkam berjalan melalui Capitol membawa bendera biru besar dengan logo America First.

"Kami melihat dan memperlakukan ini seperti operasi kontra-terorisme atau kontra-intelijen internasional yang signifikan," jelas seorang pengacara di Washington, DC, Michael Sherwin, dalam jumpa pers pekan lalu.

"Kami melihat segalanya: Uang, catatan perjalanan, melihat disposisi, pergerakan, catatan komunikasi."

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Fakta Terungkapnya Aktivitas Penambangan Bitcoin Ilegal di Medan, Negara Rugi hingga Rp14,4 Miliar

4 Fakta Terungkapnya Aktivitas Penambangan Bitcoin Ilegal di Medan, Negara Rugi hingga Rp14,4 Miliar

Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan 26 orang beserta barang bukti yang digunakan untuk operasional.

Baca Selengkapnya
Buronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP

Buronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP

LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.

Baca Selengkapnya
Perjalanan Kasus Polisi Tipu Polisi di Sumsel, Uangnya Dikuras, Jabatan Kapolsek Tinggal Mimpi

Perjalanan Kasus Polisi Tipu Polisi di Sumsel, Uangnya Dikuras, Jabatan Kapolsek Tinggal Mimpi

Terdakwa mengaku menggunakan uang tersebut untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Bitcoin, Mata Uang Kripto Pertama dan Paling Populer di Dunia

Mengenal Bitcoin, Mata Uang Kripto Pertama dan Paling Populer di Dunia

Harganya yang terus naik dari tahun ke tahun menjadikan bitcoin sebagai aset digital yang banyak diburu oleh banyak orang.

Baca Selengkapnya
Waspada Praktik Pencucian Uang Lewat Kripto, Jokowi Perintahkan Langkah Ini untuk 'Sikat' Pelaku TPPU

Waspada Praktik Pencucian Uang Lewat Kripto, Jokowi Perintahkan Langkah Ini untuk 'Sikat' Pelaku TPPU

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk mewaspadai praktik pencucian uang melalui kripto maupun aset virtual lain.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Polri: Politik Uang Pemilu 2024 Ada 20 Kasus

Bareskrim Polri: Politik Uang Pemilu 2024 Ada 20 Kasus

"Hanya sekitar 20 kasus yang saat ini dilaksanakan penyidikan di jajaran kepolisian," kata Djuhandhani

Baca Selengkapnya
Pernah dengar Teknologi Blockchain? Ini Fungsinya di Industri Keuangan

Pernah dengar Teknologi Blockchain? Ini Fungsinya di Industri Keuangan

Blockchain memiliki potensi untuk mengubah cara berbagai transaksi dan penyimpanan data dilakukan.

Baca Selengkapnya
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan

Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan

Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah

Baca Selengkapnya
Momen Polisi Ajak Pria-Pria Bertubuh Kekar Tolak Politik Uang

Momen Polisi Ajak Pria-Pria Bertubuh Kekar Tolak Politik Uang

Fokus utama kepolisian yakni memberikan pesan dan imbauan kepada komunitas kebugaran atau tempat fitnes.

Baca Selengkapnya