Fakta-Fakta Mengerikan Pembantaian di Mali, Satu Desa Diserbu
Merdeka.com - Kasus pembantaian sadis terhadap salah satu etnis kembali terjadi. Kali ini etnis Fulani menjadi korban pembantaian sekelompok orang yang diduga dari kelompok Dogon di Mali, Republik Mali, Afrika Barat. Hingga saat ini, ada 160 korban tewas akibat serangan kelompok tersebut.
Sekelompok orang itu menggunakan senjata untuk membunuh ratusan orang, di antaranya warga sipil, anak-anak dan ibu hamil.
Perlu diketahui, etnis Fulani atau biasa dikenal Peulh, adalah kelompok etnis semi-nomadik (kelompok yang berpindah-pindah tapi pernah menetap sementara di tempat itu) yang sebagian besar Muslim. Sedangkan Dogon, masyarakatnya adalah petani dan tinggal di tebing Bandiagara di Mali selama berabad-abad.
Lalu, apa penyebab konflik ini? Berikut fakta-fakta kasus pembantaian sadis di Mali:
Pembunuh Memakai Pakaian Pemburu Tradisional Donzo
Kasus ini sempat terjadi pada 2018 dan Januari 2019 lalu. Pelakunya menggunakan pakaian pemburu tradisional Donzo dan menyerang warga sipil etnis Fulani. Beberapa warga etnis Fulani adalah pengembala dan petani.
Etnis Dogon dituduh melakukan serangan ini. Para penyerang menuding suku Fulani menyembunyikan para ekstremis Islam di desanya, di mana tuduhan ini dibantah keras oleh Fulani. Kelompok bersenjata itu mengepung Desa Ogossagou dan menyerang hampir semua warga saat mereka di rumah masing-masing.
Kejadian Saat Kunjungan PBB ke Mali
Serangan kelompok itu terjadi saat misi Dewan Keamanan PBB kunjungi Mali untuk mencari jalan keluar soal kekerasan di wilayah Sahel, Afrika Barat. "Serangan mengerikan ini menandai lonjakan yang signifikan dalam dalam serangkaian kasus kekerasan dilakukan oleh mereka (kelompok bersenjata) yang menyebut dirinya sebagai 'kelompok pertahanan diri'. Mereka tampaknya berusaha membasmi kelompok-kelompok ekstremis brutal," kata juru bicara kantor HAM PBB, Ravina Shamdasani, dikutip dari Aljazeera, Rabu (27/3).
Beragam Penyebab Penyerangan
Warga etnis Fulani diserang dan dibakar secara hidup-hidup. Pembantaian ini diduga dilakukan oleh etnis Dogon. Pemicunya beragam, mulai dari rebutan lahan ternak, air hingga menuduh etnis Fulani menyembunyikan ekstremis.
Dugaan Ada Campur Tangan Al Qaeda dan ISIS
Al Qaeda dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diduga ada di balik permusuhan antara Fulani dan Donzo di Mali, dan juga Burkina Faso dan Niger beberapa tahun lalu. Hal ini mereka lakukan untuk menambah rekrutmen dan membuat sebagian wilayah hampir tak bisa dikendalikan. Mengapa harus Mali? Karena wilayahnya gurun, wilayah yang tepat untuk kelompok ekstrimis seperti ISIS dan Al Qaeda. Tahun 2013 lalu, 4.500 tentara Prancis melakukan intervensi di Mali untuk mengusir gerakan kelompok-kelompok dari gurun utara. Namun kelompok itu tetap berkumpul, malah meluaskan tempat mereka ke Mali tengah dan negara tetangga.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah desa di Polandia memiliki tata letak lokasi yang sangat indah dan unik. Ikuti beberapa faktanya berikut ini!
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKota Malang terkenal dengan sebutan Kota Apel, padahal kebun apel terluas justru ada di daerah lain
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Konon warga di sini merupakan keturunan Kerajan Galuh
Baca SelengkapnyaRibuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Baca SelengkapnyaGunung Gamalama telah erupsi sebanyak 60 kali sejak letusan pertamanya pada tahun 1538 silam.
Baca SelengkapnyaGunung yang berada di Kabupaten Tanah Datar ini dulunya jadi salah satu gunung aktif dan memiliki kaldera yang begitu besar.
Baca SelengkapnyaPara pekerja rumah tangga melakukan aksi puasa massal mendesak RUU PPRT disahkan. Mereka akan tetap puasa sampai RUU PPRT disahkan menjadi Undang-Undang.
Baca SelengkapnyaAda satu aturan atau sumpah yang harus dipatuhi oleh masyarakat yaitu kepandaian bertenun hanya boleh diwariskan kepada anak cucu.
Baca SelengkapnyaLima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca Selengkapnya