Facebook dan Twitter Hapus Jutaan Konten Berita Palsu Terkait Covid-19
Merdeka.com - Dua raksasa media sosial, Facebook dan Twitter, telah menghapus jutaan konten berita palsu dari platform mereka dalam rangka membasmi misinformasi terkait Covid-19.
Dua perusahaan ini juga telah memperluas langkah-langkah untuk menyoroti informasi yang kredibel terkait penyakit tersebut dan mendorong vaksinasi.
Juru bicara Twitter menyampaikan kepada The Straits Times pada Kamis lalu, pihaknya menghapus lebih dari 22.400 tweet atau kicauan dan memberi peringatan kepada 11,7 juta akun di seluruh dunia yang berisi konten bermasalah, yang dilakukan sejak tahun lalu. Sebelumnya Twitter juga menyampaikan pihaknya telah menghapus 8.493 tweet dan memperingatkan 11,5 juta akun.
Dilansir The Straits Times pada Selasa (23/3), pemilik akun yang diberi peringatan harus melakukan verifikasi, seperti nomor telepon atau alamat surel, untuk mencegah penyalahgunaan.
Sementara itu, sejak Februari, Facebook telah menghapus 2 juta konten dari Facebook dan Instagram, setelah memperluas daftar klaim palsu yang akan dihapus selama pandemi.
Daftar Facebook, yang dikembangkan bersama otoritas kesehatan seperti WHO, awalnya menemukan informasi palsu terkait keberadaan dan keparahan Covid-19, cara penyakit ini menyebar, juga terkait rekomendasi meminum cairan pemutih untuk mengobati penyakit ini.
Saat ini klaim palsu yang banyak beredar di media sosial terkait vaksin, seperti vaksin tidak efektif mencegah virus corona, vaksin beracun, vaksin berbahaya dan bisa menyebabkan autisme, dan informasi palsu lainnya.
Twitter juga memperluas kebijakannya seputar berita palsu terkait vaksinasi.
“Tweet yang sangat merugikan, narasi palsu atau menyesatkan terkait vaksinasi Covid-19 akan dihapus,” kata juru bicara Twitter kepada The Straits Times.
Mulai bulan ini, Twitter telah menerapkan label peringatan ke tweet yang mungkin berisi informasi menyesatkan tentang vaksin Covid-19.Twitter juga telah menerapkan sistem yang dapat membuat pengguna dilarang secara permanen karena melakukan pelanggaran berulang kali terhadap kebijakannya.
Facebook juga berencana menambahkan label pada unggahan yang membahas vaksin.
Pekan lalu, pendiri Facebook Mark Zuckerberg mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook, perusahaannya akan meluncurkan kampanye global untuk membantu membawa 50 juta orang "selangkah lebih dekat" untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Perusahaan tersebut meluncurkan alat yang akan memberi tahu pengguna kapan dan di mana mereka bisa divaksinasi, dan sertai memberikan tautan informasi di mana mereka bisa mendapatkan suntikan
Facebook akan bekerja dengan otoritas kesehatan dan pemerintah di seluruh dunia untuk membantu orang mendaftar vaksin dengan membuat penyesuaian pada chatbots di WhatsApp, yang dimiliki Facebook.
Zuckerberg mengatakan lebih dari 3 miliar pesan yang terkait dengan Covid-19 telah dikirim oleh pemerintah, nirlaba, dan organisasi internasional kepada warga negara melalui chatbots WhatsApp resmi, dan pembaruan ini juga akan membantu upaya vaksinasi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Instagram dan Facebook 'Down', Netizen Curhat di Twitter
Tampilan pesan bertuliskan "Something went wrong" di laman utama disertai dengan tombol "Reload page".
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaViral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya
Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKominfo: Sektor Kesehatan Paling Banyak Diterpa Isu Hoaks
Isu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaPolisi Periksa Pemilik Ponpes Viral Perbolehkan Tukar Pasangan: Samsudin Sengaja buat Konten Fiktif
Polisi Buka Suara soal Viral Aliran Sesat Boleh Tukar Pasangan: Itu Dilakukan Samsudin buat Tambah Subscriber
Baca Selengkapnya