Erdogan Ada di 'Tengah-Tengah' Konflik Iran dan AS
Merdeka.com - Konflik Iran dan Amerika Serikat belum usai. Sejumlah negara sekutu kedua negara mulai terlihat keterlibatannya dalam konflik itu. Namun Turki tak terlalu nampak. Turki memiliki hubungan yang cukup baik dengan Iran maupun Amerika Serikat. Lalu bagaimana sikap Turki atas konflik kedua negara tersebut?
Ternyata Turki lebih memilih berusaha mendamaikan kedua negara itu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggunakan jalur diplomasi untuk meredakan konflik Iran dengan Amerika Serikat.
"Kami berusaha untuk meredakan ketegangan, menggunakan semua jalur diplomasi," kata Erdogan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/1).
Berikut cara-cara yang dilakukan Erdogan untuk meredakan konflik Iran dan Amerika Serikat:
Menghubungi Presiden Iran dan Irak
Presiden Erdogan melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Iran Hasan Rouhani dan Presiden Irak Barham Salih. Pembicaraan itu dilakukan saat Teheran berjanji membalas AS atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassim Soleimani dan pemimpin milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
Menurut salah satu sumber yang dikutip dari hurriyet daily news, pembicaraan antara Erdogan dengan Rouhani dan Salih membahas soal perkembangan terakhir di kawasan itu serta hubungan bilateral. Erdogan dan Salih menekankan bahwa kerja sama regional dan internasional diperlukan untuk menyelesaikan krisis di kawasan ini.
Kedua presiden juga sepakat bahwa perang melawan terorisme dan ideologi radikal akan membantu menstabilkan kawasan melalui kerja sama antara kedua negara.
Menurut sumber tersebut, Erdogan mengatakan kepada Salih bahwa Turki tidak mengizinkan Irak menjadi ladang konflik regional dan internasional.
Melakukan Diskusi dengan Sejumlah Negara
Tak hanya itu saja, Presiden Erdogan juga membahas masalah ini dengan Presiden Prancis dan Qatar. Erdogan sempat melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 3 Januari soal perkembangan regional di Timur Tengah dan Libya.
"Kami akan terus bekerja dengan negara lain untuk menyelesaikan masalah ini atau mengurangi ketegangan dalam beberapa hari mendatang," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, dikutip dari Reuters.
Mempererat Hubungan dengan Rusia
Presiden Erdogan setuju dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk terus mempererat hubungan antar dunia negara untuk mengurangi konflik di kawasan Irak. Karena Erdogan tak ingin Irak menjadi ladang konflik dan berimbas pada negara tetangga Irak. Erdogan juga mengatakan akan bekerjasama dengan Rusia untuk meredakan konflik kedua negara.
"Sebagai rakyat Turki, kami tidak ingin Irak, Suriah, Lebanon atau wilayah Teluk, tempat lebih dari 30 persen perdagangan energi maritim, menjadi medan pertempuran untuk perang pengawasan," tegasnya.
Dia juga menyoroti pentingnya menjaga stabilitas Irak, dan berjanji akan terus merangkul rakyat Irak di masa sulit ini.
"Keamanan saudara-saudari Turkmenistan Irak sama pentingnya bagi kami dengan keamanan warga negara kami sendiri. Seluruh rakyat Irak, baik itu orang Arab, Kurdi, Turkmen, Syiah atau Sunni, adalah saudara saudari kita," katanya.
"Kita hidup di dunia yang sulit. Sayangnya, ada beberapa tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan ketegangan di wilayah kami. Tetapi Turki dan Rusia memberikan contoh yang sangat berbeda," kata Putin.
Peringatan Erdogan
Presiden Erdogan memperingatkan bahwa pernyataan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamanei untuk membalas dendam tidak boleh diabaikan. Kemudian dia menambahkan, ancaman Trump untuk menargetkan situs budaya Iran juga tak sangat bahaya.
"Ketegangan ini harus dikendalikan sebelum mencapai titik di mana semua pihak hancur. (Sejumlah kalangan) telah melakukan segala daya mereka untuk mengubah Timur Tengah menjadi mandi darah," katanya.
"Kami khawatir tentang risiko yang muncul setelah kematian Soleimani, terutama perdamaian dan stabilitas kawasan kami, terutama untuk Irak, karena konflik tidak akan berakhir di sini. Pasti akan ada proses selanjutnya," kata Erdogan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Retno menegaskan pentingnya melakukan upaya diplomatik agar Iran dan Israel menahan diri dan tidak memicu eskalasi konflik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi hari ini dijadwalkan menggelar rapat membahas situasi geopolitik menyusul serangan Iran ke Israel yang memicu ketegangan di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSecara dampak langsung melalui perdagangan akan relatif minimal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah juga diminta menekan impor barang pangan dan barang konsumsi
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia diprediksi merosot jika konflik Iran versus Israel berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus memonitor perkembangan konflik Iran-Israel dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario kebijakan.
Baca SelengkapnyaSerangan Iran bentuk balasan terhadap Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah hingga menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Islam.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas sejumlah isu strategis diantaranya ketahanan pangan hingga konflik Timur Tengah
Baca SelengkapnyaIndonesia sendiri terus melakukan komunikasi diplomatik dengan Iran dan Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya