Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dunia Kecam Donald Trump Karena Hentikan Dana WHO di Tengah Pandemi Corona

Dunia Kecam Donald Trump Karena Hentikan Dana WHO di Tengah Pandemi Corona Donald Trump. ©2019 AFP Photo

Merdeka.com - Perwakilan kebijakan luar negeri Uni Eropa pada Rabu mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menghentikan dana untuk WHO.

"Sangat menyayangkan keputusan AS menghentikan pendanaan WHO," Perwakilan Tinggi, Joseph Borrell dalam sebuah cuitan Twitter, dilansir dari The Times of Israel, Kamis (16/4).

"Tak ada alasan yang membenarkan tindakan di saat ketika upaya mereka diperlukan lebih dari sebelumnya untuk membantu menghentikan dan menangani pandemi virus corona," lanjutnya.

"Hanya dengan bekerja sama kita bisa mengatasi krisis ini yang tak mengenal batas-batas."

Pada Rabu, China mengatakan sangat memperhatikan keputusan AS dan mendesak Washington memenuhi kewajibannya selama krisis ini.

"China benar-benar merisaukan pengumuman AS yang menghentikan pendanaan untuk WHO," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian kepada wartawan.

"Situasi terkini pandemi global ini suram. Ini saat kritis. Keputusan AS ini akan memperlemah kapasitas WHO dan meruntuhkan kerjasama internasional dalam melawan epidemi."

Trump menuding WHO bias terhadap China dan sebelumnya menuding China tak transparan terkait data korban Covid-19.

"Kami mendesak AS untuk sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab dan kewajiban mereka, dan mendukung aksi internasional yang dipimpin WHO melawan epidemi," kata Zhao, menambahkan bahwa badan tersebut memainkan "peran yang tak tergantikan" terhadap pandemi.

AS adalah penyandang dana terbesar WHO, menganggarkan USD 400 juta tahun lalu.

Ditanya apakah China siap berkontribusi lebih banyak untuk menutupi kekurangan itu, sekarang AS menghentikan pendanaan, Zhao mengatakan Beijing telah menggelontorkan dana sebesar USD 20 juta kepada badan PBB itu.

"China selalu mendukung peran utama yang dimainkan WHO dalam perjuangan internasional melawan epidemi. China akan melihat ke persoalan yang relevan tergantung pada kebutuhan situasi," katanya.

Jerman mengecam keputusan AS itu ketika Menteri Luar Negeri Heiko Maas memperingatkan agar tidak menyalahkan orang lain atas krisis ini.

"Menyalahkan orang lain tidak akan membantu. Virus tidak mengenal batas, kicau Maas di Twitter.

"Salah satu investasi terbaik adalah untuk memperkuat PBB, di atas semua itu, WHO yang kurang dibiayai ... dalam pengembangan dan distribusi tes dan vaksin."

Maas sebelumnya telah menyinggung reaksi pemerintah Trump terhadap krisis virus.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Der Spiegel pekan lalu, dia mengatakan Amerika Serikat telah "meremehkan virus untuk waktu yang sangat lama."

"Benar-benar tidak ada perselisihan, bahkan di AS, bahwa banyak tindakan diambil terlambat," katanya kepada Der Spiegel.

Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney mengatakan keputusan itu "tidak dapat dipertahankan."

Ini adalah keputusan yang tidak dapat dipertahankan, di tengah pandemi global. Begitu banyak populasi yang rentan mengandalkan WHO - yang dengan sengaja merusak dana dan kepercayaan sekarang mengejutkan. Sekarang adalah waktu bagi kepemimpinan global dan persatuan untuk menyelamatkan nyawa, bukan perpecahan dan menyalahkan!" tulisnya di Twitter.

Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, menilai keputusan Trump itu berbahaya.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965

Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965

Konvensi ini lahir sebagai tanggapan terhadap tantangan yang dihadapi oleh banyak negara yang berjuang untuk melawan diskriminasi rasial.

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Presiden Jokowi kini memakai dasi warna-warni ketika berangkat kunjungan kerja ke luar negeri

Baca Selengkapnya
Wanita Keturunan Suriah 'Dihukum' Anaknya di Pengadilan AS, Sikap Sang Hakim Jadi Sorotan

Wanita Keturunan Suriah 'Dihukum' Anaknya di Pengadilan AS, Sikap Sang Hakim Jadi Sorotan

Wanita keturunan Suriah dinyatakan bersalah karena melanggar aturan berlalu lintas.

Baca Selengkapnya
Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia

Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia

Sebelum ada istilah presiden, seorang pemimpin biasanya disebut dengan 'kaisar', 'raja', dan 'sultan'.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya