Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dunia Dapat Bertahan dari Inflasi dan Resesi, Tapi Tidak dengan Krisis Iklim

Dunia Dapat Bertahan dari Inflasi dan Resesi, Tapi Tidak dengan Krisis Iklim Para pemimpin dunia dalam KTT Iklim COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, 7 November 2022. ©Mohammed Salem/Reuters

Merdeka.com - Dalam konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) COP27 di Mesir, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, Kristalina Georgieva menyatakan dunia dapat bertahan dari inflasi dan resesi tetapi tidak dengan krisis iklim yang tak tercegah.

Baginya kampanye tentang perubahan iklim harus dilakukan agar masyarakat dunia mengetahui ancaman dari perubahan itu.

“Yang kita butuhkan adalah kampanye pendidikan yang sangat masif, karena jika orang-orang dibekap kesulitan saat ini dan mereka tidak menyadari bahwa perubahan iklim merupakan risiko eksistensial bagi umat manusia,” jelas Georgieva, dikutip dari Al Arabiya, Rabu (9/11).

Baginya masalah utama yang tidak dapat dihindari adalah perubahan iklim. Ancaman resesi dan inflasi pun tidak sebesar ancaman perubahan iklim.

“Kita dapat bertahan dari resesi. Itu sulit, tapi kita dapat bertahan. Kita dapat bertahan dari inflasi tapi kita tidak dapat bertahan, sebagai manusia, dari krisis iklim yang tak tanggung-tanggung,” lanjutnya.

Sebelumnya COP27 yang diselenggarakan di Kota Sharm el-Sheikh, Mesir 6 November kemarin dihadiri oleh berbagai kepala negara, pejabat pemerintah, pembuat kebijakan, dan para ahli. Mereka berkumpul untuk membahas bagaimana manusia dapat memitigasi perubahan iklim.

Berbagai pembicaraan, mulai dari pembiayaan transisi energi bersih hingga perlindungan hutan dunia akan dibahas dalam KTT itu hingga diakhiri pada 18 November nanti.

Dalam KTT itu, Dana Moneter Internasional (IMF) akan menjelaskan bagaimana emisi global dapat dikurangi hingga 25 persen pada 2030 nanti.

Georgieva sendiri mengungkap IMF perlu meningkatkan harga karbon ke tingkat yang diperlukan untuk menciptakan penghasilan bagi bisnis dan konsumen hingga menurunkan emisi.

“Saat ini, harga karbon secara global rata-rata adalah USD 5 (Rp 78 ribu) per ton. Pada tahun 2030, setidaknya harus USD 75 (Rp 1.1 juta) per ton jika kita ingin mencapai tujuan Perjanjian Paris,” jelas Georgieva.

Bagi Georgieva, dunia sekarang menghadapi dua masalah yaitu dampak perubahan iklim dan utang negara berkembang yang tinggi. Karena itu solusi penting atas dua masalah ini harus diselesaikan.

IMF juga sedang bekerja melihat pengurangan emisi karbon negara-negara yang mana jika pengurangan itu berhasil, maka pemutihan utang dapat dilakukan. Dua masalah tadi pun diyakini dapat terselesaikan.

Bagi Georgieva, dua masalah itu dapat diangkat untuk menjadi perhatian pada COP27 dan KTT itu dapat menjadi platform bagi seluruh pihak agar dapat bekerja sama.

Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global

Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global

Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan

Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan

Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.

Baca Selengkapnya
Krisis Air Makin Parah, Begini Cara Warga Pati Siasati Kekurangan Air Bersih

Krisis Air Makin Parah, Begini Cara Warga Pati Siasati Kekurangan Air Bersih

Krisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim Sebabkan Gagal Panen

Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim Sebabkan Gagal Panen

Jokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.

Baca Selengkapnya