DPR AS Siap Buka Penyelidikan Resmi untuk Lengserkan Trump
Merdeka.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi mengumumkan rencana mengadakan penyelidikan resmi terhadap Presiden Donald Trump, Selasa (24/9). Trump diduga menggunakan kekuasaannya untuk menekan Ukraina, demi kepentingan pemilu AS 2020.
"Presiden harus dimintai pertanggungjawaban," katanya seperti dikutip TIME, Rabu (25/9). "Tidak ada yang kebal hukum," sambungnya.
Trump dituduh menekan Ukraina untuk menyelidiki pesaing politiknya di Pemilu mendatang, Joe Biden. Bersama para sekutunya, Presiden AS ke 45 itu menuduh Biden mendorong pemecatan seorang jaksa penuntut umum asal Ukraina untuk menguntungkan putranya.
Dikatakan, Biden menggunakan kekuasaannya ketika masih menjabat sebagai wakil presiden di era Obama.
Desas desus berawal sejak Presiden Trump menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon pada Juli lalu. Trump sempat mengaku, saat itu keduanya membahas soal Biden dalam rangka memerangi korupsi di AS.
Pengkhianatan Atas Sumpah Jabatan
Sementara itu, Zelensky membenarkan desakan Trump untuk menyelidiki Hunter Biden, putra Joe Biden. Diketahui Hunter Biden saat ini masih menjabat sebagai dewan perusahaan gas di Ukraina. Meski demikian, tidak ada bukti yang menguatkan tuduhan Trump atas Joe ataupun Hunter Biden.
Minggu (22/9) Trump telah mengakui panggilan telepon yang dilakukannya. Namun, ia membantah jika disebut bahwa hal itu dilakukan untuk kepentingan pribadinya. Sedangkan Pelosi meyakini hal yang berbeda.
"Minggu ini, presiden telah mengakui untuk meminta presiden Ukraina untuk mengambil tindakan yang akan menguntungkannya secara politik," kata Pelosi.
Pelosi menilai, tindakan Trump merupakan bentuk pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya. Sikap Trump juga dianggap mengkhianati integritas pemilu AS.
Pribadi dan Rahasia
Melalui Twitter pada Selasa kemarin, Trump memberi otoritas kepada pihak berwajib untuk merilis transkrip teleponnya dengan Zelensky.
"Rilis transkrip telepon saya yang lengkap, sepenuhnya terbuka, dan tidak dikurangi dengan Presiden Zelensky dari Ukraina," katanya meyakinkan.
"Menteri Luar Negeri Pompeo sudah menerima izin dari pemerintah Ukraina untuk merilis transkrip lengkap pembicaraan telepon saya dengan presiden mereka. Mereka (demokrat) bahkan tidak tahu apa sih masalahnya. Ini benar-benar perbuatan licik Demokrat," kata Trump di Twitternya.
Pembicaraan telepon antara Trump dan Zelensky yang terjadi hanya sehari setelah mantan penasihat Trump, Robert Mueller bersaksi di depan Kongres AS soal keterlibatan Rusia dalam pemilu AS. Koran the Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan tentang Trump mencoba menekan Zelensky dalam pembicaraan telepon Juli lalu.
Ketika ditanya CNN saat di sela acara PBB di Kota New York kemarin, Zelensky menjawab, pembicaraan dirinya dengan Trump adalah bersifat 'pribadi dan rahasia'.
Ketika ditanya apakah dia ingin transkrip pembicaraannya dengan Trump dirilis, Zelensky menjawab," Lihat saja nanti."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta TNI-Polri Proaktif Netralisir Residu Politik Sampai Pelantikan Presiden Baru
Jokowi meminta TNI-Polri menyiapkan langkah proaktif untuk menetralisir residu-residu politik dan memitigasi disinformasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto Sindir Jokowi: Jangan Berpikir Perampasan Aset, Ini Demokrasi Kita Dirampas
Hasto justru menyindir soal konstitusi dan demokrasi yang dirampas.
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaIntip Harta Kekayaan Mike Pence, Mantan Wapres AS yang Ogah Dukung Donald Trump Maju Pilpres 2024
Harta kekayaan Mantan Wapres AS, Mike Pence yang tolak mendukung Donald Trump maju Pilpres AS 2024.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara
Survei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi Pilih Prabowo-Gibran, Tak Puas ke Anies-Cak Imin
masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi lebih banyak memilih Anies-Muhaimin
Baca SelengkapnyaJokowi Bicara RUU Perampasan Aset: Kunci Ada di DPR!
Jokowi menegaskan pemerintah telah mendesak agar RUU tersebut segera diketok di DPR
Baca Selengkapnya