Donald Trump Sebut Israel dan Sudan Sepakat Normalisasi Hubungan
Merdeka.com - Presiden AS Donald Trump pada Jumat mengumumkan, Sudan dan Israel sepakat menormalisasi hubungan. Trump mengumumkan hal ini dari Gedung Oval saat bergabung dalam panggilan telepon bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Kepala Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah al-Burhan, dan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok.
Berdasarkan pernyataan bersama dari ketiga negara, pemimpin Sudan dan Israel sepakat untuk normalisasi hubungan dan mengakhiri pertikaian antar kedua negara dan sepakat memulai hubungan ekonomi dan perdagangan, dengan fokus awal di bidang pertanian.
"Para pemimpin juga sepakat delegasi akan bertemu dalam beberapa pekan ke depan untuk negosiasi persetujuan kerjasama di bidang tersebut termasuk bidang teknologi pertanian, penerbangan, isu migrasi dan bidang lainnya yang menguntungkan kedua pihak. Para pemimpin juga memutuskan bekerja sama membangun masa depan yang lebih baik dan memajukan perdamaian di wilayah tersebut," kata pernyataan tersebut, dikutip dari CNN, Minggu (25/10).
Netanyahu menyampaikan, delegasi Israel dan Sudan akan segera bertemu untuk memulai pembahasan kerjasama di berbagai bidang, seperti perdagangan dan pertanian.
Dalam serangkaian statusnya di Twitter, Netanyahu mengatakan Sudan sebelumnya adalah musuh Israel karena terlibat dalam perang melawan negaranya.
"Di ibu kota Sudan, Khartoum, Liga Arab mendeklarasikan tiga kata 'tidak' untuk Israel; tidak ada perdamaian dengan Israel, tidak ada pengakuan untuk Israel, tidak ada negosiasi dengan Israel," tulisnya.
"Saya telah sampaikan akan ada lebih banyak negara dan ini adalah negara lainnya (bersepakat normalisasi dengan Israel)," lanjutnya.
Netanyahu menambahkan, setelah Sudah akan ada negara lainnya yang juga akan menormalisasi hubungan dengan Israel. Kesepakatan dengan Sudan menurutnya sebuah perubahan besar yang mengubah situasi.
"Israel saat ini terhubung dengan banyak bagian dunia yang lain, bersyukur pada kebijakan konsisten kita," pungkasnya.
Pengumuman normalisasi ini disampaikan tak lama setelah Gedung Putih menyampaikan Trump telah menginformasikan Kongres keinginannya untuk menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyampaikan, normalisasi dan langkah menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme punya satu kesamaan: masuk akal bagi rakyat Sudan.
Pompeo mengatakan Sudan telah melakukan segala hal yang diperlukan untuk dihapus dari daftar tersebut dan menekankan AS ingin mendukung pemerintah yang dipimpin sipil, yang terbentuk setelah pemimpin kuat Omar al-Bashir, dilengserkan kudeta militer pada April 2019 setelah berkuasa selama tiga dekade.
"Kepemimpinan Sudan sekarang melaju menuju hasil yang sangat kuat dan meningkatkan kehidupan rakyat Sudan dan menurut kami untuk wilayah yang lebih luas di Afrika utara," kata Pompeo.
Namun, penjabat Perdana Menteri Sudan, Omar Gamareldin, menyampaikan kepada televisi pemerintah pada Jumat, DPR Sudan masih harus menyetujui kesepakatan normalisasi tersebut.
"Ini adalah kesepakatan untuk normalisasi, belum normalisasi. Kita harus menunggu lembaga demokratik Sudan berfungsi termasuk Dewan Legislatif jadi kita bisa melengkapi ratifikasi langkah ini sehingga bisa menjadi normalisasi. Pemerintah tidak bisa secara sepihak melengkapi proses normalisasi karena pemerintah itu Dewan Kedaulatan, Dewan Menteri, dan Dewan Legislatif," jelas Gamareldin.
Para pemimpin Palestina mengecam kesepakatan normalisasi tersebut dimana salah seorang menyebutnya sebagai tikaman dari belakang bagi rakyat Palestina dan Sudan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan
Saudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaApakah Jepang Mendukung Palestina? Simak Ulasannya
Merebaknya konflik Israel-Palestina memunculkan pertanyaan mengenai pada sisi mana negara-negara lain berpihak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Masa Depan Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah
Saudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah
Baca SelengkapnyaIsrael Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza Tapi Ada Syaratnya, Begini Isi Kesepakatannya dengan Hamas
Kesepakatan terbaru Israel-Hamas difasilitasi Qatar dan Prancis.
Baca SelengkapnyaIndonesia Tegas Dukung Palestina, MUI Serukan Israel Adalah Musuh Bersama
Pentingnya peran-peran kekuatan masyarakat sipil, tokoh lintas agama dan akademisi memperlemah Israel.
Baca SelengkapnyaMenlu Israel Sebut Ingin Pindahkan Penduduk Gaza ke Pulau Buatan, di Sini Lokasinya
Usulan ini bikin syok anggota Dewan Menteri Luar Negeri Uni Eropa saat mendengarnya langsung dari Menlu Israel.
Baca SelengkapnyaIsrael Tak Mampu Hancurkan Hamas, Terpaksa Mundur dari Gaza
Pengamat mengatakan, pasukan penjajah Israel bakal mundur jauh lebih cepat karena tidak bisa kalahkan Hamas.
Baca Selengkapnya