Merdeka.com - Jet tempur Nigeria menjatuhkan bom di tempat pengungsian wilayah timur laut Rann, dekat perbatasan Kamerun. Akibat serangan itu, lebih dari 100 orang tewas, 20 di antaranya petugas palang merah. Sementara 13 orang lainnya terluka parah.

Penyerangan dilakukan lantaran militer mengira tempat tersebut adalah markas kelompok Boko Haram. Padahal kamp tersebut merupakan tempat bagi masyarakat yang kehilangan rumah gara-gara serangan militan yang dikenal keji itu.

Dokter dari badan medis amal mengutuk serangan udara yang diduga dilakukan dengan sengaja oleh militer Nigeria.

"Ini adalah serangan skala besar dilakukan terhadap orang-orang rentan yang telah melarikan dari kekerasan kelompok ekstremisme. Serangan ini sangat mengejutkan dan tidak dapat diterima," kata Direktur Operasi Dokter Tanpa Perbatasan (MSF), Jean-Clement Cabrol, seperti dilansir harian Daily Mail, Rabu (18/1).

Di lokasi kejadian, tim medis segera memberikan pertolongan darurat kepada para korban terluka di fasilitas kesehatan kamp. Mereka tengah berusaha mengevakuasi dan menstabilkan pasien terluka.

"Tim medis dan bedah kami di Kamerun dan Chad sudah siap mengobati pasien terluka. Kami juga berusaha mengobati kondisi psikologis tim palang merah yang terguncang akibat kejadian ini," kata salah satu dokter.

Serangan salah sasaran ini diklaim pertama kali dilakukan angkatan militer Nigeria. Salah satu anggota senior militer di Ibu Kota Negara Bagian Borno, Maiduguri menyebut, "Sebuah jet tempur menghantam sasaran yang salah."