Merdeka.com - Sejak awal April, muncul rumor terkait kesehatan dan bahkan kematian pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, karena jarangnya tampil di hadapan publik dan dugaan operasi jantung semakin mengembuskan spekulasi itu.

Penduduk di ibu kota Korea Utara, Pyongyang mulai panik dan bergegas memborong barang-barang kebutuhan (panic buying) di tengah rumor kematian pemimpin mereka, menurut The Washington Post.

Warga dilaporkan membeli berbagai barang dari minuman keras sampai ikan kalengan karena laporan sakit parah bahkan kematian Kim Jong-un memunculkan ketidakpastian. Demikian dilansir dari Sputnik News, Senin (27/4).

Helikopter dilaporkan terbang rendah di ibu kota itu, sementara kereta api di Korea Utara dan wilayah utara China "terganggu".

Nasib Kim Jong Un masih belum diketahui meskipun ada desas desus dan absennya Jong Un dari hadapan publik.

Penasihat senior politik luar negeri Presiden Korea Selatan, Moon Chung-in, mengatakan "Kim Jong Un masih hidup dan sehat".

Pada Minggu, media milik pemerintah Korea Utara menerbitkan pernyataan bahwa Kim Jong Un mengungkapkan terima kasihnya kepada pekerja pembangunan kota Samjiyon.

Spekulasi kematian Kim Jong Un muncul sejak awal April, setelah dia tak hadir di perayaan hari lahir kakeknya, Kim Il Sung, agenda tahunan sangat penting di negara itu.

Di tengah ketidakmunculannya di hadapan publik, laporan dari CNN dan Daily NK menduga pemimpin itu telah menjalani operasi jantung dan kesehatannya memburuk. Dugaan itu belum dikonfirmasi pejabat Korea Utara.

Ini bukan pertama kali Kim menghilang. Pada 2014, dia tak muncul selama 40 hari, menyebabkan munculnya spekulasi seputar kondisi kesehatannya.