Demonstran Myanmar Terluka karena Tembakan Polisi
Merdeka.com - Polisi menembakkan senjata ke udara dan menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru karet pada Selasa, saat para pengunjuk rasa di seluruh Myanmar melanggar larangan militer untuk menggelar unjuk rasa.
Di ibu kota negara Naypydaw, empat orang terluka karena peluru karet, salah satu dari mereka, seorang perempuan dalam kondisi kritis, kata seorang dokter.
Protes meletus selama empat hari berturut-turut menentang kudeta militer pekan lalu menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, kendati ada peringatan tindakan tegas dari junta terhadap demonstrasi yang mengancam "stabilitas".
Di Naypyidaw, saksi mata mengatakan polisi menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa setelah sebelumnya menembakkan meriam air.
"Mereka melepaskan tembakan peringatan ke udara dua kali, kemudian mereka menembak (ke arah pengunjuk rasa) dengan peluru karet," kata seorang penduduk kepada AFP, menambahkan bahwa dia melihat beberapa orang terluka, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/2).
Seorang reporter AFP di lapangan mengkonfirmasi tembakan telah dilepaskan.Protes meletus selama empat hari berturut-turut menentang kudeta pekan lalu untuk menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, kendati ada peringatan dari junta baru bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang mengancam "stabilitas".
Di Naypyidaw, ibukota terpencil yang dibangun oleh rezim militer sebelumnya, saksi mata mengatakan polisi menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa setelah sebelumnya meledakkan mereka dengan meriam air.
"Mereka melepaskan tembakan peringatan ke langit dua kali, kemudian mereka menembak (ke arah pengunjuk rasa) dengan peluru karet," kata seorang penduduk kepada AFP, menambahkan bahwa dia melihat beberapa orang terluka.
Belum jelas berapa orang yang terluka, karena sebuah rumah sakit di Naypyidaw tak mengizinkan keluarga membesuk anggota keluarga mereka, berdasarkan keterangan Tun Wai, yang bergegas ke rumah sakit ketika mendengar putranya berusia 23 tahun berada di ruang operasi.
"Anak saya ditembak ketika dia mencoba menggunakan pengeras suara meminta orang-orang berunjuk rasa dengan damai setelah polisi menggunakan water cannon untuk membubarkan mereka," kata pria 56 tahun itu kepada AFP.
Jam malam diberlakukan
Di Mandalay, kota terbesar kedua, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Setelah menyaksikan ratusan ribu orang berunjuk rasa menentang kudeta pekan lalu, panglima tertinggi Jenderal Min Aung Hlaing menyampaikan pidato pada Senin malam membenarkan kudeta yang mereka lakukan.
Militer melarang pertemuan lebih dari lima orang di Yangon serta Naypyidaw dan daerah lain di seluruh negeri di mana meletus demonstrasi besar, termasuk kota terbesar kedua Mandalay.
Jam malam juga diberlakukan di titik-titik unjuk rasa.
Namun pada Selasa, unjuk rasa baru muncul di berbagai bagian Yangon, termasuk di dekat markas Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai Aung San Suu Kyi, yang sampai saat ini masih ditahan militer.
Pada Selasa, otoritas Myanmar memperluas wilayah larangan berkumpul, kata unit informasi militer.
Wilayah di mana pertemuan publik lebih dari lima orang dilarang dan jam malam diberlakukan termasuk pusat komersial Yangon, ibu kota Naypyidaw, serta beberapa kota di wilayah Magwe, negara bagian Kachin, negara bagian Kayah, negara bagian Mon, negara bagian Shan, demikian disampaikan unit informasi militer, True News di halaman Facebooknya.
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters, para demonstran melarikan diri saat senjata ditembakkan ke udara, tetapi tidak ke arah kerumunan.
Saksi tersebut mengatakan polisi pada awalnya menggunakan water cannon dan mencoba untuk menghentikan kerumunan besar, tetapi para demonstran merespons dengan proyektil.
Rekaman di media sosial menunjukkan orang-orang berlari, dengan suara beberapa tembakan di kejauhan.
Seorang dokter mengatakan empat orang, termasuk perempuan dengan luka di kepala, dibawa ke rumah sakitnya setelah terkena peluru karet.
Polisi menangkap sedikitnya 27 demonstran di Mandalay, termasuk seorang jurnalis, kata organisasi media domestik.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Orang Sekeluarga di Musi Banyuasin Ditemukan Tewas Membusuk di Rumah
Warga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi Terkini Atta Halilintar Usai Jalani Operasi, Masih di Rumah Sakit Ditemani Keluarga Tercinta
Atta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Ditembak 11 Peluru Tetap Hidup Turun Gunung, Pembobol Rumah saat Tarawih Gasak Emas Ratusan Juta Diciduk
Aiptu Zakaria terjun langsung mengamankan pelaku perampokan rumah di kawasan Tonjong, Desa Sukaragam, Serang Baru.
Baca SelengkapnyaTujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaRemaja Terlibat Perampokan dan Perkosaan di Musi Rawas Serahkan Diri, Ini Perannya saat Beraksi
Polisi merampungkan penangkapan semua pelaku yang berjumlah empat orang.
Baca SelengkapnyaWanita Muda Dibunuh di Depok, Terduga Pelaku Sempat Telepon Ibunya: Di Rumah Ada Perempuan Saya Cekik
Wanita muda yang ditemukan tergeletak di tempat tidur dan hingga kini belum diketahui identitasnya.
Baca SelengkapnyaLagi Duduk di Depan Halaman Rumah, Seorang Pria di Dekai Papua Ditusuk OTK
Saksi Y dan saksi W pun langsung memberikan pertolongan pertama kepada korban.
Baca SelengkapnyaPolisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca Selengkapnya