Dari Kaki Himalaya Gaung Merdeka Itu Kian Terdengar
Merdeka.com - Sejak India mencabut status otonomi khusus Kashmir 4 Agustus lalu suara-suara menginginkan kemerdekaan kian terdengar di kawasan yang terletak di kaki Himalaya itu.
Kashmir merupakan wilayah yang membelah Pakistan dan India. Wilayah itu tak henti menjadi bahan rebutan kedua negara.
Sejak India merdeka, 15 Agustus 1947, wilayah Kashmir terbelah dalam dua penguasaan. Sebagian dikuasai India dan sebagian lainnya oleh Pakistan. Pembagian wilayah yang sebenarnya tidak pernah benar-benar diinginkan warga Kashmir.
Uniknya, Pakistan menambahkan kata "Azad" untuk wilayah Jammu dan Kashmir yang dikuasainya. Azad berarti bebas. Nama ini menjadi simbol kebebasan bagi warga Kashmir yang masuk dalam teritorial Pakistan. Keadaan yang bertolak belakang dengan sisi Kashmir yang berada dalam wilayah India.
Di saat India mengekang Kashmir, seruan untuk membebaskan wilayah sengketa itu dari India pun semakin menguat. Situasi menegang sejak India mencabut hak otonomi khusus untuk Kashmir.
Pencabutan itu dibarengi dengan pemblokiran akses komunikasi dan penjagaan militer ketat di wilayah tersebut. Para pejabat dan tokoh masyarakat ditangkap.
Pemblokiran Kashmir menuai protes warga. Kondisi ini juga ditentang oleh Pakistan. Bersama para aktivis, Pakistan mendukung keinginan Kashmir untuk lepas dari kekuasaan India.
The New York Times melaporkan, Jumat (20/9), Pakistan selama ini selalu memenangkan hati warga Kashmir. Isu yang selalu digulirkan adalah soal sentimen agama. Pasalnya, India dianggap selalu mendeskriminasi Kashmir, sebagai minoritas muslim di negara itu.
Penduduk mengatakan, keinginan untuk merdeka semakin membuncah seiring kekhawatiran mereka untuk bersatu dengan India. Gelagat India untuk menguasai penuh Kashmir semakin nyata saat otonomi khusus Kashmir dicabut.
Sebelumnya dengan status otonomi khusus, Kashmir diperbolehkan memiliki pemerintahan sendiri. Kashmir hanya tidak boleh membentuk pasukan militer. Dengan dicabutnya status otonomi khusus itu, kebebasan Kashmir direnggut.
Sejak Kashmir diblokir, Pakistan selalu memberi dukungan. Namun nampaknya ada kepentingan lain di balik dukungan itu.
Pejabat Pakistan khawatir bahwa mereka bisa saja mendapat sanksi internasional, jika tidak mampu mengendalikan aksi militer di negara tetangga itu.
Kashmir Tak Pernah Diberi Ruang Bicara
Meski mendapat dukungan dari Pakistan, warga Kashmir tetap ingin memiliki kedaulatan sendiri. Jika saja bisa mengutarakan suara, warga Kashmir di kekuasaan India maupun Pakistan sama-sama menginginkan kemerdekaan.
"Kedua negara telah berperang melawan Kashmir. Tetapi orang-orang Kashmir tidak pernah memiliki suara dalam perselisihan ini,” ungkap Abdul Hakeem, seorang jurnalis di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan. “Kami mencintai Angkatan Darat Pakistan dan rakyat Pakistan, tetapi kami memiliki budaya sendiri."
Keinginan merdeka semakin kuat tahun ini. Polisi setempat mengatakan, bulan ini sekitar 5.000 warga berbaris menuju perbatasan India di distrik Poonch, Azad Jamuu dan Kashmir. Para pengunjuk rasa menuduh petugas keamanan Pakistan, "Penindas asing, tinggalkan kami sendiri!"
Ribuan warga itu mengungkapkan keinginan mereka untuk bebas dari India, maupun Pakistan. Unjuk rasa berakhir bentrok.
Polisi mengarahkan tongkat pemukul untuk menghentikan gerakan mereka. Akibatnya, 18 demonstran dan tujuh petugas cedera.
Protes ini hampir tidak pernah diliput media Pakistan. Sebaliknya, Pakistan getol menunjukkan kepada dunia tentang betapa mereka peduli pada warga Kashmir.
"Perjuangan kemerdekaan di kedua sisi perbatasan sedang ditekan," kata Anam Zakaria, seorang penulis yang pernah membuat buku soal peran Pakistan untuk Kashmir.
Rencana referendum untuk Kashmir sempat terdengar. Dengan referendum, masyarakat Kashmir bisa memilih untuk bergabung dengan India atau Pakistan.
Sayang, hal itu tidak pernah terjadi. Tidak ada juga harapan untuk merdeka.
Kashmir hanya dihadapkan dengan pertempuran antara India dan Pakistan yang telah terjadi selama ini.
Satu-satunya Solusi adalah Perang
Sengketa itu berlangsung sejak awal India merdeka. Berdalih untuk menyelesaikan masalah, Pakistan dan India membagi Kashmir menjadi dua wilayah. Sekali lagi, solusi itu dilakukan tanpa melibatkan pendapat warga Kashmir.
"Orang-orang Kashmir mencoba mengambil nasib mereka di tangan mereka sendiri. Kami menyadari bahwa kami hanya dapat mengandalkan diri sendiri," ujar Haris Qadeer, seorang pemuda Kashmir yang bergabung dengan unjuk rasa.
Dalam upaya "memberi dukungan" bagi kemerdekaan Kashmir, Pakistan mengerahkan pasukan militan yang disebut Laskar-e-Taiba. Kelompok itu bahkan terlibat dalam serangan di parlemen India pada 2001, ataupun serangan lain di Mumbai pada 2008.
"Kami adalah pejuang kemerdekaan, terdiri dari orang-orang Kashmir. Tetapi kemudian Pakistan mendorong kelompok-kelompok seperti Lashkar-e-Taiba pada gerakan kami," kata seorang mantan gerilyawan yang dikutip oleh The New York Times.
Kehadiran Lashkar-e-Taiba bagi mereka hanya mengecohkan perjuangan kemerdekaan menjadi gerakan terorisme.
"Satu-satunya solusi adalah perang," kata Muhammad Arshad Abbasi, seorang penjaga toko di Chakothi, salah satu kota perbatasan terakhir sebelum garis batas wilayah. “Sudah 70 tahun, dan apa yang dicapai dengan India?"
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
Baca juga:Pengakuan Warga Kashmir: Tentara India Menyiksa dan Racuni MakananSebulan Diblokade India, Situasi Kashmir Masih Jauh dari NormalAparat India Diduga Siksa Warga Kashmir Setelah Status Otonomi DicabutPengakuan Warga Kashmir yang Ditahan dan Disiksa Aparat India'Tak Ada Pekerjaan di Srinagar, yang Ada Hanya Ketakutan'DPR Minta Menlu Gelar Diplomasi Damai dengan India & Pakistan Soal Konflik Kashmir
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaMencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan
Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.
Baca SelengkapnyaHeboh Penemuan Tupai Raksasa di India dengan Bulu Berwarna Pelangi
Kehebohan muncul di India akibat penemuan Tupai Raksasa Malabar, disebut 'tupai pelangi' karena bulu berwarna. simak selengkapnya disini!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Negara Miskin Bakal Menjadi Negara Kuat karena Hal Ini
Negara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaBlak-blakan Cak Imin Dulu Ikut Potong Tumpeng di IKN, Kini Berbalik Menolak Pemindahan Ibu Kota
Cak Imin akhirnya buka suara soal dulu dukung pembangunan IKN, sekarang malah menolak
Baca SelengkapnyaAsyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Jalur Klenik Para Caleg Jelang Pemilu 2024, Mandi Kembang di Tengah Malam hingga Ziarahi Makam Keramat
Bagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu
Baca Selengkapnya